Terapi Pengikat Besi untuk Mengobati Sindrom Mielodisplasia

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   28 Agustus 2020
Terapi Pengikat Besi untuk Mengobati Sindrom MielodisplasiaTerapi Pengikat Besi untuk Mengobati Sindrom Mielodisplasia

Halodoc, Jakarta – Sindrom mielodisplasia adalah sekelompok kelainan yang disebabkan oleh sel darah yang tidak terbentuk dengan baik atau yang tidak berfungsi dengan baik. Perawatan untuk sindrom mielodisplasia berfokus pada pencegahan komplikasi penyakit dan perawatannya. 

Terapi pengikat besi adalah salah satu perawatan yang dilakukan untuk mengobati sindrom mielodisplasia. Terapi ini bertujuan untuk mengurangi kadar zat besi dalam tubuh karena terlalu sering melakukan transfusi darah. Informasi selengkapnya mengenai terapi pengikat besi bisa dibaca di sini!

Cara Melakukan Terapi Pengikat Zat Besi

Zat besi berfungsi untuk membantu pembentukan hemoglobin. Nah, hemoglobin sendiri merupakan protein penting dalam sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh sehingga dapat berfungsi secara normal. Zat besi dianggap sebagai mineral penting karena hemoglobin tidak dapat dibuat tanpanya. Terapi pengikat zat besi dilakukan untuk menghilangkan kelebihan zat besi dari tubuh dengan obat khusus.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Tes Kadar Zat Besi

Pengidap sindrom mielodisplasia akan mengalami kelebihan zat besi biasanya dari transfusi darah. Tubuh hanya dapat mengeluarkan zat besi, kecuali dalam jumlah kecil yang terkelupas di kulit atau keringat. 

Kelebihan zat besi lainnya bisa terperangkap di jaringan organ vital, seperti hipofisis anterior, jantung, hati, pankreas dan persendian. Ketika zat besi mencapai tingkat tertentu dapat mengakibatkan kerusakan organ dan juga memicu penyakit lain seperti diabetes, sirosis, osteoartritis, serangan jantung, dan ketidakseimbangan hormon. 

Baca juga: Beragam Tes untuk Mendiagnosis Sindrom Mielodisplasia

Hipotiroidisme, hipogonadisme, infertilitas, impotensi, dan sterilitas dapat terjadi akibat ketidakseimbangan hormon yang dipicu oleh menimbunnya kadar zat besi. Karenanya, pengidap sindrom mielodisplasia bisa saja mengalami gejala kelelahan kronis, perubahan suasana hati, kehilangan gairah seks, kebingungan, dan kehilangan ingatan. 

Jika tidak diatasi, kelebihan zat besi dapat menyebabkan kegagalan organ total dan kematian. Pengurangan zat besi dilakukan dengan terapi pengikat zat besi dengan zat pengkelat zat besi seperti desferioksamin. Obat ini diformulasikan khusus untuk mengikat zat besi, sehingga zat besi tersebut bisa dikeluarkan melalui urine.

Efek Samping dari Terapi Pengikat Besi 

Efek samping dari terapi pengikat besi bisa jadi menyebabkan urine menjadi berwarna oranye. Meski begitu, ini tidak menjadi efek samping yang berbahaya. Gejala langsung yang bisa jadi memberikan gangguan kesehatan signifikan adalah gangguan penglihatan, ruam atau gatal-gatal, muntah, diare, kram perut atau kaki, demam, detak jantung cepat, hipotensi (tekanan darah rendah), pusing, anafilaksis syok, dan nyeri atau bengkak di tempat masuk intravena. 

Baca juga: Jenis Penyakit yang Bisa Terdeteksi Lewat Tes Hematologi

Untuk risiko ataupun efek samping jangka panjang bisa termasuk kerusakan ginjal atau hati, kehilangan pendengaran, atau katarak. Jika pengidap sindrom mielodisplasia yang menjalani terapi pengikat besi mengalami hal-hal demikian, segera konsultasikan ke dokter. 

Dokter dapat menyesuaikan dosis ataupun memeriksa status visual pasien dengan funduscopy slit-lamp (pemeriksaan mata) dan status pendengaran dengan audiometri atau tes pendengaran. Enzim hati (ALT, AST, GGT dan ALP), tes fungsi ginjal seperti BUN, dan pemeriksaan status zat besi. 

Dikarenakan efek samping dari terapi pengikat besi, terapi ini tidak bisa sembarangan dilakukan. Butuh banyak pertimbangan mulai dari faktor kesehatan keseluruhan, nilai hematologi, terutama hemoglobin, hematokrit, dan kadar zat besi pada jaringan tubuh.

Informasi selengkapnya mengenai terapi pengikat besi dan sindrom mielodisplasia bisa ditanyakan langsung di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.




Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Total Iron Binding Capacity (TIBC) Test.
Iron Disorders Institute. Diakses pada 2020. Iron Reduction: Chelation Therapy.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Myelodysplastic syndromes.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan