The Ultra Low Fat Diet, Cari Tahu Penjelasannya di Sini!

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 November 2020
The Ultra Low Fat Diet, Cari Tahu Penjelasannya di Sini!The Ultra Low Fat Diet, Cari Tahu Penjelasannya di Sini!

Halodoc, Jakarta - Pada dasarnya, semua jenis diet memiliki tujuan akhir yang sama, yaitu menurunkan berat badan. Bedanya hanya pada metode dan asupan makanan yang kamu konsumsi. Diet keto membatasi asupan karbohidrat dan meningkatkan asupan lemak, diet vegan membatasi asupan daging dan meningkatkan asupan sayuran. Lalu, bagaimana dengan ultra low fat diet

Ultra low fat diet, atau disebut diet lemak sangat rendah, memungkinkan tidak lebih dari 10 persen kalori dari lemak. Diet ini pun cenderung rendah protein, tetapi sangat tinggi karbohidrat, dengan masing-masing sekitar 10 persen dan 80 persen kalori harian. Pola makan diet ini sebagian besar berbasis nabati dan membatasi asupan produk hewani, seperti telur, daging, dan produk susu tinggi lemak. 

Selain itu, makanan sumber protein nabati dengan lemak tinggi juga sering kali menjadi pantangan, termasuk minyak zaitun, kacang-kacangan, dan alpukat. Padahal, makanan tersebut secara umum dianggap menyehatkan bagi tubuh. 

Baca juga: Olahraga dengan Diet tetapi Tidak Kurus, Perlukah Sedot Lemak?

Diet Lemak Sangat Rendah, Benarkah Menyehatkan?

Beberapa pakar berpendapat, ultra low fat diet bisa menjadi sumber masalah baru. Pasalnya, lemak memiliki beberapa fungsi penting untuk tubuh. Ini termasuk sumber kalori yang utama, membantu membangun membran sel dan hormon, juga membantu tubuh menyerap vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K. 

Belum lagi, lemak membuat makanan akan terasa lebih nikmat. Artinya, diet yang sangat rendah asupan lemak sudah pasti tidak menyenangkan seperti jenis diet lainnya. Lalu, adakah dampak diet sangat rendah lemak ini bagi kesehatan tubuh? 

Laman Healthline menyatakan bahwa ultra low fat diet memiliki manfaat terhadap beberapa kondisi medis yang serius, termasuk penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan multiple sclerosis. Meski begitu, kamu tetap perlu bertanya dahulu pada dokter sebelum menjalani diet ini. Pasalnya, bisa jadi diet ini tidak dianjurkan untukmu karena ada kondisi khusus yang menyertainya. 

Baca juga: Olahraga Efektif untuk Diet Sehat, Ini Penjelasannya

Sekarang, kamu bisa lebih mudah tanya jawab dengan dokter spesialis kapan dan di mana saja karena ada aplikasi Halodoc. Bahkan, kamu pun bisa membuat janji berobat di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc.

Pro dan Kontra

Sudah tentu, ada pro dan kontra yang menarik dari diet ini. Diet, bagaimanapun jenisnya, memang memiliki tujuan akhir untuk menurunkan berat badan, tak terkecuali diet lemak sangat rendah ini. Namun, di sisi lain, ada pula dampaknya yang terbilang negatif untuk kesehatan dan metabolisme tubuh.

Misalnya, beberapa vitamin penting, termasuk vitamin A, D, E, dan K, bersifat larut dalam lemak. Artinya, tubuh tidak dapat menggunakan vitamin ini, kecuali kamu mengonsumsi lemak. Jadi, mengurangi terlalu banyak lemak berarti tubuh tidak akan dapat menyerap nutrisi penting ini. 

Baca juga: Apakah Olahraga Tanpa Diet Bisa Buat Tubuh Kurus?

Tidak hanya itu, lemak pada makanan yang masuk ke dalam tubuh penting untuk kesehatan dan perkembangan otak. Secara khusus, ulasan yang dimuat dalam Plos One mengungkapkan bahwa asam lemak yang berasal dari lemak tidak jenuh dapat memberikan perlindungan dari bahaya depresi. Artinya, mengurangi asupannya dalam tubuh justru akan meningkatkan risiko depresi pada seseorang. 

Sekali lagi, selalu tanyakan pada ahli gizi sebelum kamu menjalani program diet agar hasilnya lebih maksimal. Pun, imbangi dengan pola hidup sehat, ya!

Referensi: 
Verywell Health. Diakses pada 2020. What is a Low-Fat Diet?
Almudena Sanchez-Villegas, et al. 2011. Diakses pada 2020. Dietary Fat Intake and the Risk of Depression: The SUN Project. Plos One 
Healthline. Diakses pada 2020. Is an Ultra-Low-Fat Diet Healthy? The Surprising Truth.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan