Tidak Disunat Dapat Sebabkan Parafimosis, Ini Alasannya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   03 Mei 2019
Tidak Disunat Dapat Sebabkan Parafimosis, Ini AlasannyaTidak Disunat Dapat Sebabkan Parafimosis, Ini Alasannya

Halodoc, Jakarta – Sunatan menjadi tradisi bagi pria di Indonesia. Tradisi sunatan melambangkan bahwa seorang pria sudah beranjak dewasa. Namun, selain menjadi tradisi yang merupakan bagian dari budaya, tradisi sunatan menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan.

Bayi laki-laki yang baru dilahirkan memiliki kulit lebih yang lebih panjang dari Mr. P. Kulit ini menjadi pelindung bagi kepala Mr.P. Bagian kulit ini dikenal dengan istilah kulup atau preputium.

Ketika baru dilahirkan, anak laki-laki memiliki bagian kulup yang menempel pada kepala Mr.P namun seiring bertumbuh kondisi anak laki, kulup berpisah dari kepala Mr. P secara alami. Ketika sudah terlepas secara alami, kulup dihilangkan dengan dengan proses sunat.

Lalu, bagaimana jika seorang pria tidak disunat? Kondisi ini membuat seorang pria membutuhkan perawatan ekstra terhadap Mr. P agar tidak mengalami gangguan kesehatan. Ada berbagai macam gangguan kesehatan pada Mr. P yang tidak disunat, salah satunya adalah parafimosis.

Parafimosis adalah kondisi yang terjadi saat kulit penutup Mr. P tidak dapat ditarik melebihi ujung Mr.P.. Hal ini menyebabkan kulit menjadi bengkak dan terjepit yang menghambat aliran darah menuju ujung Mr. P.

Baca juga: Kenali Manfaat Sunat dari Sisi Kesehatan

Penyebab parafimosis bisa beragam beberapa di antaranya terjadinya infeksi pada Mr. P, trauma fisik sekitar alat kelamin, menarik kulit Mr. P terlalu kuat, memiliki kulit yang lebih ketat dibandingkan kondisi normal, dan kulit Mr. P yang sengaja ditarik ke belakang dalam waktu yang cukup lama.

Kenali gejala parafimosis agar kamu bisa melakukan penanganan dengan cepat dan tepat. Gejala utama dari kondisi ini adalah tidak dapat kembalinya kulit selubung pada Mr. P ke posisi semula. Selain itu, terjadi pembengkakan pada ujung Mr. P yang menyebabkan Mr. P kemerahan hingga kebiruan. Kondisi ini karena berkurangnya aliran darah yang mengalir ke bagian ujung Mr. P. Penanganan yang kurang tepat menyebabkan risiko komplikasi pada kesehatan kamu seperti infeksi berat, kerusakan pada ujung penis dan kematian jaringan yang berujung pada kehilangan ujung Mr. P.

Baca juga: 5 Fakta Mengenai Sunat yang Perlu Diketahui

Penanganan dan Pengobatan Parafimosis

Ada beberapa penanganan sederhana yang dilakukan dokter sebagai pertolongan pertama untuk kondisi parafimosis. Secara umum, penanganan ini digunakan untuk mengurangi pembengkakan yang terjadi pada Mr. P. Berikut penanganan yang dilakukan:

  1. Tim medis mengompres bagian Mr. P yang mengalami pembengkakan dengan menggunakan es.

  2. Selain itu, dokter memasangkan perban pada Mr. P

  3. Jika kondisi parafimosis sudah cukup parah sehingga menyebabkan penyumbatan berupa nanah, maka dokter akan mengeluarkan darah dan nanah yang menyumbat.

  4. Pembengkakan dapat dikurangi dengan menggunakan enzim.

Setelah pembengkakan berkurang, dokter mengembalikan kulit ke posisi semula.

Pencegahan Parafimosis

Pencegahan parafimosis yang paling tepat adalah proses sunat. Jika kamu tidak disunat, lakukan cara berikut untuk mencegah parafimosis:

  1. Perhatikan kebersihan Mr. P dengan rajin membersihkan ujung Mr. P secara teratur.

  2. Sebaiknya kembali posisi kulit Mr. P setelah kamu menariknya ke belakang untuk dibersihkan atau buang air kecil.

Gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter mengenai gangguan kesehatan yang kamu alami pada Mr. P. Yuk, download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca juga: Ini Perbedaan Pria Disunat dan Tidak dari Segi Kesehatan

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan