Tidak Selalu Trauma, Obat-obatan Bisa Sebabkan Psikosis

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 Agustus 2020
Tidak Selalu Trauma, Obat-obatan Bisa Sebabkan PsikosisTidak Selalu Trauma, Obat-obatan Bisa Sebabkan Psikosis

Halodoc, Jakarta – Mengalami kejadian traumatis memang dapat membuat seseorang terpukul, bahkan tidak jarang terguncang kejiwaannya. Psikosis adalah kondisi jiwa yang dapat terjadi akibat trauma. Namun, tidak hanya trauma, konsumsi obat-obatan tertentu pun ternyata juga bisa memicu terjadinya kondisi jiwa ini. Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut di bawah ini. 

Psikosis adalah suatu kondisi yang memengaruhi cara otak seseorang memproses informasi, sehingga orang tersebut mengalami hilang kontak dengan kenyataan. Orang yang mengalami psikosis mungkin akan melihat atau mendengar hal-hal yang orang lain tidak bisa lihat atau dengan (halusinasi), serta mempercayai hal-hal yang sebenarnya tidak benar (delusi). 

Baca juga: Waspadai Komplikasi Stres Pasca Trauma Bila Tak Segera Ditangani

Penyebab Psikosis

Para dokter belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan psikosis, tetapi ada beberapa faktor risiko yang diketahui dapat berperan terhadap terjadinya kondisi jiwa tersebut:

  • Genetika. Seseorang mungkin bisa memiliki gen untuk mengalami psikosis, tetapi hal itu tidak selalu berarti orang tersebut akan mengalami psikosis.
  • Trauma. Kematian orang yang dicintai, pelecehan seksual, atau perang dapat menyebabkan psikosis. Jenis trauma yang dialami dan usia saat itu juga turut berpengaruh terhadap terjadinya psikosis.
  • Cedera dan penyakit. Cedera otak traumatis, tumor otak, stroke, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, demensia, dan HIV, semuanya dapat menyebabkan psikosis.
  • Obat-obatan. Selain faktor-faktor di atas, beberapa obat resep dan penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan, seperti ganja, LSD, dan amfetamin juga dapat memicu terjadinya psikosis.

Baca juga: Kecanduan Obat Bisa Akibatkan Perilaku Kekerasan

Perlu diketahui juga bahwa psikosis adalah gejala dari penyakit mental serius dan bukan penyakit itu sendiri. Berikut ini penyakit mental yang bisa ditandai oleh psikosis:

  • Skizofrenia, suatu kondisi yang menyebabkan berbagai gejala psikologis, termasuk halusinasi dan delusi.
  • Gangguan bipolar, kondisi kesehatan mental yang memengaruhi suasana hati. Orang dengan gangguan bipolar dapat memiliki episode suasana hati yang rendah (depresi) dan suasana hati yang tinggi atau gembira (mania).
  • Depresi berat, beberapa orang dengan depresi juga memiliki gejala psikosis ketika mereka sangat tertekan.

Cara Mengatasi Psikosis

Penting untuk mencari pengobatan segera setelah mengalami episode psikosis pertama. Hal ini dapat membantu mengendalikan gejalanya agar tidak memengaruhi pekerjaan, sekolah atau hubungan kamu dengan orang lain. Hal ini juga dapat membantu mencegah terjadinya kondisi yang lebih buruk atau komplikasi.

Pengobatan yang akan direkomendasikan oleh dokter tergantung pada penyebab psikosis kamu. Bila psikosis disebabkan oleh obat-obatan atau penyalahgunaan narkoba, kamu akan diminta untuk menghentikan penggunaan obat-obatan tersebut.

Pengobatan psikosis biasanya menggabungkan beberapa cara berikut:

  • Obat antipsikotik, yang dapat membantu meringankan gejala psikosis.
  • Terapi psikologis. Terapi bicara one on one, seperti terapi perilaku kognitif (CBT) telah terbukti berhasil dalam membantu orang dengan psikosis, dan intervensi keluarga (suatu bentuk terapi yang mungkin melibatkan pasangan, anggota keluarga dan teman dekat) telah terbukti mengurangi perlunya perawatan di rumah sakit pada orang dengan psikosis.
  • Dukungan Sosial. Dukungan akan kebutuhan sosial, seperti pendidikan, pekerjaan, atau akomodasi juga berperan penting dalam pemulihan orang dengan psikosis.

Untuk penggunaan obat antipsikotik, beberapa pengidap dianjurkan untuk mengonsumsinya dalam jangka panjang, bahkan mungkin seumur hidup mereka. Sementara pengidap lain mungkin dapat secara bertahap mengurangi dosis obat mereka, kemudian berhenti sama sekali bila ada perbaikan gejala.

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Obat Antipsikotik untuk Menangani Psikosis

Nah, itulah penjelasan mengenai penyebab psikosis yang tidak hanya selalu disebabkan oleh trauma, tetapi penggunaan obat-obatan juga. Bila kamu atau orang yang kamu kenal mengalami gejala psikosis, coba bicarakan saja pada psikolog dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa curhat dan minta saran kesehatan kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. Psychosis and Psychotic Episodes.
NHS. Diakses pada 2020. Psychosis.


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan