Tidur Siang Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Hipertensi

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   29 Juli 2022

“Tidur siang punya banyak manfaat untuk tubuh. Namun, studi terbaru menyebutkan bahwa tidur siang terlalu sering dikaitkan dengan risiko hipertensi.”

Tidur Siang Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko HipertensiTidur Siang Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Hipertensi

Halodoc, Jakarta – Tidur siang dikaitkan dengan membantu melepas stres dan memperbaiki suasana hati. Namun, apabila dilakukan secara berlebihan, ternyata dampaknya untuk tubuh juga tidak baik, lho

Studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal American Heart Association menyebutkan, tidur siang terlalu sering dan lama bisa meningkatkan risiko hipertensi pada seseorang. 

Michael Grandner selaku Ketua Behavioral Sleep Medicine Clinic di Banner-University Medical Center di Tucson, Arizona, Amerika Serikat menyebutkan, kondisi ini mungkin disebabkan karena kurang tidur di malam hari. Sayangnya, kualitas tidur malam yang buruk, termasuk durasi tidur, dikaitkan dengan kesehatan yang lebih buruk. Sementara itu, tidur siang tidak cukup untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Tidur Siang dan Hipertensi

Studi tersebut menjelaskan, partisipan yang biasanya tidur siang memiliki risiko 12 persen lebih tinggi untuk mengalami tekanan darah tinggi seiring waktu. Selain itu, mereka juga memiliki risiko 24 persen lebih tinggi untuk mengalami stroke, dibandingkan dengan orang yang tidak pernah tidur siang.

Jika seseorang berusia lebih muda dari 60 tahun, tidur siang hampir setiap hari meningkatkan risiko mengalami hipertensi sebesar 20 persen lebih tinggi, dibandingkan dengan orang yang tidak pernah atau jarang tidur siang.

Meski mengecualikan orang-orang yang berisiko tinggi untuk hipertensi, hasilnya tetap tidak berbeda. Adapun faktor risiko yang berkaitan dengan hipertensi termasuk diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, gangguan tidur, dan para pekerja shift malam.

Lebih Lama Durasi, Lebih Buruk Dampaknya

Studi ini menggunakan data dari 360 ribu partisipan yang telah memberikan informasi tentang kebiasaan tidur siang mereka ke UK Biobank, sebuah database biomedis besar dan sumber penelitian tahun 2006 hingga 2010.

Para partisipan memberikan sampel darah, urine, air liur secara teratur, dan menjawab pertanyaan tentang tidur siang empat kali dalam rentang waktu studi selama empat tahun. Namun, penelitian ini hanya mengumpulkan frekuensi tidur siang dan bukan durasinya.

Raj Dasgupta, seorang profesor kedokteran klinis di Keck School of Medicine di University of Southern California mengatakan bahwa tidur siang yang efektif untuk mengembalikan kesegaran tubuh adalah selama 15 hingga 20 menit yang dilakukan sekitar tengah hari hingga pukul 14.00. 

Dasgupta menambahkan, durasi tersebut adalah 100 persen cara yang tepat untuk dilakukan apabila seseorang mengalami insomnia. Meski begitu, seseorang yang mengidap insomnia kronis justru tidak dianjurkan untuk tidur siang. Sebab, hal tersebut akan menghilangkan keinginan tubuh untuk tidur di malam hari.

Sebagian besar partisipan dalam penelitian yang tidur siang secara teratur juga memiliki kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, mendengkur, mengidap gangguan tidur, dan dilaporkan sebagai orang-orang yang gemar begadang. Menurut Dasgupta, faktor tersebut tentu dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur seseorang. 

Pasalnya, tidur malam yang buruk akan berdampak pada kelelahan berlebihan di siang hari, yang berujung pada tidur siang berlebihan. Menurutnya, tidur siang adalah peringatan dari gangguan tidur yang dialami oleh individu tertentu. 

Masalahnya, gangguan tidur memang dikaitkan dengan peningkatan stres dan hormon pengatur berat badan yang dapat menyebabkan obesitas, hipertensi, dan diabetes tipe 2. Semuanya adalah faktor risiko penyakit jantung. 

Ini artinya, sebaiknya kamu tidak mengabaikan pentingnya tidur malam yang berkualitas, termasuk durasi tidur malam yang cukup. Jika kamu mengalami gangguan tidur, pastikan untuk bertanya pada dokter penanganan yang tepat. 

Jika dokter meresepkan obat untuk membantu mengatasi masalah tidur, kamu bisa cek langsung ketersediaannya di Toko Kesehatan aplikasi Halodoc. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasi Halodoc di ponselmu.

Referensi:
American Heart Association. Hypertension. Diakses pada 2022. Association of Nap Frequency With Hypertension or Ischemic Stroke Supported by Prospective Cohort Data and Mendelian Randomization in Predominantly Middle-Aged European Subjects.
CNN Health. Diakses pada 2022. Napping regularly linked to high blood pressure and stroke, study finds.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan