Tips Memelihara Kucing saat Program Hamil

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   26 Maret 2021
Tips Memelihara Kucing saat Program HamilTips Memelihara Kucing saat Program Hamil

Halodoc, Jakarta - Memelihara hewan, seperti kucing misalnya, memang dapat mendatangkan banyak manfaat, terutama bagi kesehatan mental. Namun, sepertinya masih ada juga anggapan bahwa memelihara kucing saat program hamil adalah hal yang buruk. Alasannya, di dalam kotoran kucing, terdapat sebuah parasit yang dapat menyebabkan penyakit bernama toksoplasmosis. Penyakit itu dipercaya dapat menggagalkan keberhasilan program hamil. Namun, apa benar, ya?

Jika bicara soal toksoplasmosis, bisa dibilang benar. Perlu diketahui bahwa toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit bernama Toksoplasma gondii. Penyakit ini dapat menyerang sistem imun tubuh. Bagi orang yang sistem kekebalan tubuhnya bagus, toksoplasmosis tidaklah berbahaya. Namun bagi ibu hamil atau wanita yang sedang merencanakan kehamilan, parasit ini bisa dibilang cukup berbahaya.

Baca juga: Lakukan Ini Agar Cepat Hamil

Tips Jika Ingin Memelihara Kucing saat Program Hamil

Meski ada risiko berbahaya, memelihara kucing saat program hamil sebenarnya boleh-boleh saja, kok. Asal tahu tips dan triknya. Untuk memperkecil kemungkinan terinfeksi toksoplasmosis, berikut tips memelihara kucing saat program hamil, yang bisa dicoba:

  • Selalu gunakan sarung tangan saat mengganti kotak kotoran kucing dan mencuci tangan dengan sabun hingga bersih, setelah selesai.

  • Bersihkan tempat kotoran kucing setiap hari, karena parasit toksoplasma umumnya baru dapat menginfeksi 1-5 hari setelah feses dikeluarkan.

  • Berikan makanan kering atau makanan kaleng kepada kucing, bukan makanan yang mentah atau setengah matang.

  • Tetap jaga batasan main kucing di dalam ruangan. 

  • Jauhi kucing liar, terutama anak kucing, dan jangan memelihara kucing baru ketika hamil.

  • Ketika memasak hidangan daging, pastikan untuk memasaknya dengan suhu minimal 63 derajat Celsius dan istirahatkan terlebih dahulu selama 3 menit, sebelum dikonsumsi.

Intinya, selalu terapkan pola hidup sehat dan bersih dalam kehidupan sehari-hari. Jangan lupa juga untuk memberi vaksin pada kucing peliharaan agar terhindar dari penyakit berbahaya lainnya. Perlu diketahui juga bahwa gagalnya kehamilan saat program hamil tidak semata karena memelihara kucing saja. Agar program hamil kamu dan pasangan berhasil, sebaiknya download aplikasi Halodoc untuk berdiskusi tentang program hamil dengan dokter lewat chat, atau buat janji dengan dokter kandungan di rumah sakit, untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

Baca juga: 6 Makanan yang Baik untuk Mendukung Program Hamil

Bahaya Toksoplasmosis dari Kucing, saat Program Hamil

Sebagai informasi, parasit toksoplasma yang menginfeksi ibu hamil, dapat menyebabkan cacat janin, seperti kerusakan pada mata dan otak, kelahiran prematur, hingga keguguran. Lebih parahnya lagi, jika sang ibu terinfeksi toksoplasma saat hamil, meski bayinya lahir sehat, tidak menutup kemungkinan efeknya muncul di kemudian hari, dalam bentuk gangguan pendengaran, penglihatan, kerusakan hati dan limpa, masalah kulit, serta diare.

Kucing memang berperan sebagai inang utama. Pada kucing yang terinfeksi, feses atau kotorannya dapat menjadi sumber penyebaran yang dapat menginfeksi hewan dan manusia, mulai dari 24 jam setelah dikeluarkan hingga 18 bulan pada kondisi yang sesuai. Tak hanya itu, parasit ini juga dapat menyebar melalui air dan bertahan cukup lama pada tanaman. Jika toksoplasma tertelan oleh hewan, parasit ini dapat menyebar melalui aliran darah dan menetap pada organ tubuh termasuk otot (daging). 

Itulah sebabnya, 50 persen dari kasus toksoplasmosis disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi daging mentah atau belum dimasak dengan sempurna, serta makanan dan minuman yang terkontaminasi. Dalam hal ini, makanan seperti sate, steak, buah, dan lalapan bisa membantu penyebaran toksoplasma.

Baca juga: Ketahui Lebih Jauh Mengenai USG Program Hamil

Infeksi toksoplasmosis juga dapat menular melalui kontak fisik dengan tanah yang terkontaminasi kotoran kucing, transfusi darah, dan transplantasi organ. Pada janin, toksoplasma dapat ditularkan melalui plasenta. Kemungkinan ibu hamil untuk terinfeksi toksoplasma pada trimester 1 adalah sebesar 15 persen, pada trimester kedua 30 persen, dan trimester ketiga 60 persen. Lalu, pada fase kehamilan akhir, toksoplasmosis akan lebih berbahaya terhadap bayi, dibandingkan yang terinfeksi pada trimester 1. 

Benarkah Memelihara Kucing Bikin Susah Hamil?

Sepertinya ini merupakan anggapan yang cukup populer. Faktanya, sebuah penelitian yang dimuat dalam portal publikasi riset internasional ResearchGate menunjukkan adanya hubungan antara infertilitas dan toksoplasmosis. Dari hasil penelitian tersebut, diketahui ada 61,85 persen wanita yang tidak subur memiliki antibodi (IgG) yang menunjukkan bahwa tubuh mereka pernah terinfeksi toksoplasma. 

Meski demikian, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan bahwa toksoplasma dapat berkontribusi terhadap infertilitas. Perlu diingat juga bahwa penyebaran toksoplasma terbanyak bukanlah dari kucing peliharaan, melainkan dari konsumsi makanan mentah, tidak matang sempurna, atau terkontaminasi dengan parasit toksoplasma. Jadi, sebenarnya memelihara kucing saat program hamil boleh saja, asal selalu memperhatikan kebersihan.

 *artikel ini pernah tayang di SKATA

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan