Tips Tetap Bahagia saat Mengidap OCD

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   15 September 2020
Tips Tetap Bahagia saat Mengidap OCDTips Tetap Bahagia saat Mengidap OCD

Halodoc, Jakarta – Bagi kamu yang mengidap obsessive compulsive disorder (OCD) pasti sering menghadapi situasi-situasi sulit. Pasalnya, kondisi yang kamu alami membuat kamu melakukan perilaku berulang (kompulsi) yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kamu mungkin sudah berkali-kali mencoba untuk tidak menuruti obsesi yang kamu miliki. Namun, hal ini justru membuat kamu stres dan cemas berlebihan. 

Pada akhirnya, kamu pun merasa terdorong untuk melakukan tindakan kompulsif untuk mencoba meredakan stres dan cemas yang kamu alami. Kamu pasti berpikir akan sulit menjalani hidup seperti ini dan tidak akan bahagia. Padahal, ada kok sejumlah tips yang bisa kamu coba agar kamu bisa tetap bahagia dan menikmati hidup meski punya kekurangan. Yuk, simak tips berikut.

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh 5 Tipe Gangguan OCD

Tips Tetap Bahagia Meski Idap OCD

Tidak ada yang tidak mungkin jika mau berusaha. Itulah filosofi yang harus kamu pegang jika mengalami OCD. Berikut beberapa tips yang perlu kamu coba agar bisa tetap bahagia meski mengidap OCD:

1. Ketahui Pemicu OCD

Langkah pertama untuk mengelola gejala OCD mengenali pemicu, pikiran, atau situasi yang dapat menyebabkan obsesi dan kompulsi. Bila perlu, catat dan buat daftar pemicu yang kamu alami setiap hari. Jangan lupa untuk memberi nilai intensitas ketakutan atau kecemasan yang kamu alami dalam setiap situasi serta strategi yang biasa kamu gunakan untuk meredakan kecemasan. Melacak pemicu dapat membantu kamu sedikit mengantisipasi dorongan dalam dirimu.

2. Belajar Menolak Kompulsi

Kamu mungkin merasa bahwa semakin kamu menghindari obsesi yang kamu punya, maka akan semakin membuat kamu merasa cemas dan stres. Padahal, bisa juga tidak demikian, lho. Sebaliknya, dengan berulang kali mengekspos diri dengan pemicu OCD, kamu dapat belajar menahan dorongan untuk menyelesaikan kompulsi yang kamu miliki. Ini dikenal sebagai eksposur dan pencegahan respons (ERP) dan sering dijadikan metode terapi untuk pengidap OCD.

ERP mengharuskan kamu untuk berulang kali mengekspos diri ke sumber obsesi dan kemudian menahan diri dari perilaku kompulsif yang biasanya kamu lakukan untuk mengurangi kecemasan. Mengatasi ketakutan terbesar secara langsung mungkin terlalu ekstrem, jadi latihan ERP bisa dimulai dengan menghadapi ketakutan yang lebih kecil terlebih dahulu dan tingkatkan level ketakutan sedikit demi sedikit. 

Baca juga: Ini 3 Cara Diagnosis untuk Deteksi Penyakit OCD

3. Tantang Pikiran Obsesi

Seperti belajar menolak kompulsi, kamu dapat mengatasi pikiran yang mengganggu (obsesi) dengan belajar untuk mentolerirnya melalui latihan eksposur dan pencegahan respons (ERP). Penting juga untuk mengingatkan diri sendiri bahwa hanya karena kamu memiliki pikiran yang tidak menyenangkan, itu tidak membuat kamu tidak berdaya. Pikiran hanyalah pikiran, bahkan pikiran yang tidak diinginkan dan mengganggu adalah hal yang normal.

4. Minta Dukungan

OCD bisa menjadi lebih buruk saat kamu merasa sendirian, jadi penting untuk membangun sistem dukungan yang kuat. Semakin kamu terhubung dengan orang lain, otomatis kamu akan merasa semakin kuat menghadapi kondisi yang kamu alami. Ketika kamu punya seseorang yang bisa diajak bicara tentang keluhan dan kekhawatiran yang kamu alami, ini bisa sedikit meringankan gejala dan OCD tampak tidak terlalu mengancam. 

5. Kelola Stres dengan Baik

Meskipun tidak menyebabkan OCD, stres dapat memicu gejala atau bahkan memperburuknya. Rutin berolahraga dan punya dukungan dari orang lain adalah dua cara yang sangat efektif untuk menenangkan sistem saraf. Kamu juga bisa belajar teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam, meditasi, yoga, pilates dan lain-lain untuk menurunkan stres dan ketegangan dalam hidup. 

6. Terapkan Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat dan seimbang memainkan peran besar dalam meredakan gejala-gejala OCD. Berolahragalah secara teratur. Olahraga adalah perawatan anti-kecemasan alami dan efektif yang membantu mengendalikan gejala OCD dengan membuat pikiran kembali fokus. Selain olahraga, pastikan kamu juga mendapatkan waktu tidur yang cukup. Kurang tidur bisa memperburuk pikiran, sehingga menimbulkan rasa cemas. 

Baca juga: Ketahui Obsesi Seksual yang Dialami Pengidap OCD

Hindari alkohol dan nikotin. Keduanya hanya bisa meredakan kecemasan sementara, padahal kedua zat tersebut adalah stimulan yang kuat. Kalau kamu butuh tips mengatasi OCD lainnya, kamu bisa berdiskusi lebih lanjut dengan dokter lewat Halodoc. Lewat aplikasi ini, kamu bisa menghubungi dokter kapan dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call.

Referensi:
Help Guide. Diakses pada 2020. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD).
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Obsessive-compulsive disorder (OCD).


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan