Transfusi Darah untuk Mengobati Sindrom Mielodisplasia

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   31 Agustus 2020
Transfusi Darah untuk Mengobati Sindrom MielodisplasiaTransfusi Darah untuk Mengobati Sindrom Mielodisplasia

Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu mendengar mengenai sindrom mielodisplasia? Kondisi ini merupakan salah satu gangguan yang terjadi akibat sel darah pada sumsum tulang belakang tidak terbentuk dengan baik. Meskipun dapat dialami oleh siapa saja, sindrom mielodisplasia sangat rentan dialami oleh seseorang yang telah memasuki usia lanjut atau lebih dari 60 tahun.

Baca juga: Beragam Tes untuk Mendiagnosis Sindrom Mielodisplasia

Beberapa gejala muncul akibat sindrom mielodisplasia, seperti pucat, lebih sering mengalami infeksi, serta bintik merah pada bawah kulit. Segera lakukan pemeriksaan untuk mendeteksi penyebab keluhan kesehatan yang kamu alami. Pengobatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melakukan tindakan transfusi darah. Simak lebih banyak penjelasan mengenai pengobatan sindrom mielodisplasia yang bisa kamu lakukan, di sini.

Penyebab Sindrom Mielodisplasia

Sumsum tulang merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk memproduksi sel darah. Ketika sumsum tulang terganggu, kondisi ini membuat sumsum tulang hanya mampu memproduksi sel darah yang abnormal dan menekan jumlah sel darah yang sehat. Kondisi ini membuat jumlah sel darah sehat yang masuk dalam tubuh semakin sedikit.

Adanya perubahan genetik yang menyebabkan perubahan pada sumsum tulang menjadi salah satu penyebab sindrom mielodisplasia. Selain itu, beberapa faktor pemicu lainnya meningkatkan risiko seseorang alami kondisi ini, seperti usia lanjut, paparan bahan kimia dalam jangka waktu yang cukup panjang, paparan logam berat, serta pengobatan dengan tindakan kemoterapi atau radioterapi.

Kenali Gejala Sindrom Mielodisplasia

Ketika seseorang mengalami sindrom mielodisplasia, maka sel-sel yang membentuk darah pada sumsum tulang menjadi tidak normal. Kondisi ini dapat menyebabkan rendahnya jumlah sel darah dalam tubuh. Melansir dari American Cancer Society, sindrom mielodisplasia nyatanya termasuk dalam jenis kanker.

Lalu, apa yang menjadi tanda utama dari sindrom mielodisplasia? Gejala dari sindrom mielodisplasia akan berbeda dialami oleh tiap pengidap sindrom mielodisplasia. Gejala disesuaikan dengan jenis sel darah yang kurang optimal diproduksi oleh sumsum tulang.

Beberapa pengidap sindrom mielodisplasia mengalami kondisi anemia. Kondisi ini terjadi ketika pengidap kekurangan sel darah merah sehingga menyebabkan rasa lelah, pusing, lemah, sesak napas, serta kulit yang menjadi lebih pucat.

Baca juga: Paparan Logam Berat Berisiko Terkena Sindrom Mielodisplasia

Namun, ketika sindrom mielodisplasia menyebabkan pengidap alami leukopenia, terutama neutrofil, maka pengidap akan menunjukkan gejala dengan lebih sering mengalami infeksi pada tubuh. Sindrom mielodisplasia juga dapat menyebabkan seseorang kekurangan trombosit atau dikenal dengan trombositopenia. Kondisi ini menyebabkan pengidap akan mudah mengalami perdarahan serta memar pada tubuh

Selain gejala tersebut, ada beberapa gejala lain yang dialami oleh pengidap sindrom mielodisplasia, seperti penurunan berat badan, demam, nyeri pada tulang, serta kehilangan nafsu makan. Segera gunakan aplikasi Halodoc dan bertanya langsung pada dokter saat kamu mengalami beberapa gejala tersebut. Apalagi jika gejala yang kamu alami semakin memburuk.

Jangan sepelakan dan lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat untuk memastikan penyebab gejala yang kamu alami. Penanganan dini tentunya dapat membuat pengobatan lebih mudah.

Pengobatan untuk Atasi Sindrom Mielodisplasia

Gejala yang kamu alami akan diperiksa dengan pemeriksaan fisik, riwayat medis, serta beberapa tes yang akan dilakukan. Biasanya, tes berupa tes darah untuk memastikan jumlah sel darah dalam tubuh dan tes biopsi sumsum tulang.

Ketika dipastikan kamu mengalami sindrom mielodisplasia, kondisi ini perlu segera ditangani dengan tepat oleh tim medis. Berbagai pengobatan dapat kamu lakukan, seperti:

1.Transfusi Darah

Pengobatan ini dilakukan untuk menggantikan sel darah yang kurang dalam tubuh pengidap. Dengan jumlah sel darah yang optimal, tentunya tubuh akan bekerja lebih baik.

2.Penggunaan Obat

Penggunaan beberapa jenis obat-obatan nyatanya akan digunakan untuk meningkatkan jumlah sel darah tubuh, merangsang sel darah untuk tumbuh dengan baik dan optimal, serta mengatasi infeksi yang dialami oleh sebagian pengidap penyakit ini.

3.Transplantasi Sumsum Tulang

Transplantasi sumsum tulang dikenal juga sebagai transplantasi sel induk. Cara ini dilakukan untuk menggantikan sel darah yang rusak dengan sel darah yang sehat. Namun, pengobatan jenis ini dapat menyebabkan beberapa efek samping sehingga pengobatan jenis ini jarang dilakukan.

Baca juga: Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Sindrom Mielodisplasia

Itulah beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi sindrom mielodisplasia. Lakukan beberapa cara untuk menekan risiko infeksi atau gejala lainnya, dengan menjaga kebersihan tangan, mengonsumsi makanan sehat, dan hindari orang-orang yang sedang sakit untuk menjaga kesehatan tetap optimal.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Myelodysplastic Syndromes.
American Cancer Society. Diakses pada 2020. Myelodysplastic Syndromes.
National Health Service UK. Diakses pada 2020. Myelodysplastic Syndromes.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan