Tunggu Persalinan, Calon Ayah Bisa Kena Couvade Syndrome

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 November 2017
Tunggu Persalinan, Calon Ayah Bisa Kena Couvade SyndromeTunggu Persalinan, Calon Ayah Bisa Kena Couvade Syndrome

Halodoc, Jakarta – Ketika hamil, sudah wajar bagi ibu mengalami morning syndrome. Rasa mual, sakit punggung, hingga pusing dialami ibu ketika masuk awal kehamilan. Bahkan gejala ini ada yang sampai mengikuti ibu hingga masuk trimester ketiga. Namun, ternyata enggak cuma calon ibu saja yang mengalami sindrom. Calon ayah pun bisa merasakan mual, muntah, sakit punggung, pusing bahkan ngidam seperti ibu juga. Nah, ini dikenal dengan sebutan couvade syndrome atau sindrom “kehamilan simpatik”.

St. George University, London, Inggris, melakukan penelitian terhadap para calon ayah. Dari penelitian ini ditemukan bahwa sekitar 20–80 persen pria di dunia mengalami couvade syndrome di trimester pertama dan ketiga kehamilan sang istri. Kenapa bisa terjadi? Terungkap secara ilmiah bahwa ketika istri sedang hamil, maka hormon dalam tubuh ayah pun meningkat.

Salah seorang peneliti di bidang kesehatan kehamilan, Robin Elise Weiss, BA, LCEE, menyatakan bahwa kadar prolaktin dan kortisol pria cenderung meningkat di trimester pertama dan ketiga sang istri. Sedangkan kadar testosteron dan estradiol (hormon seksual) justru menurun.

Robin menambahkan bahwa, sindrom ini akan sembuh dengan sendirinya, seperti halnya morning sickness ketika si kecil lahir kelak. Seperti halnya ibu yang menantikan momen morning sickness segera berakhir karena tak bisa diobati. Ayah pun tak bisa mengatasi sindrom kehamilan simpatik ini dengan obat-obatan. Cara paling ampuh mengatasinya adalah ketika si kecil nantinya lahir.


Sindrom Kehamilan Simpatik vs Depresi Pada Ayah
Faktanya, meski banyak pria yang merasa bahagia begitu tahu ia akan jadi ayah, tak sedikit pula yang justru diliputi perasaan galau. Ada yang merasa tegang sekaligus cemas menantikan momen bahagia itu jadi kenyataan. Inilah mengapa kehamilan justru bisa membuat pria jadi depresi. Dari penelitian bahkan ditemukan jika 1 dari 10 calon ayah mengalami depresi ketika istri mereka sedang mengandung.

Berbeda dengan sindrom kehamilan simpatik, ayah biasanya memiliki “ketertarikan” untuk memiliki buah hati. Sehingga secara tidak langsung ada ikatan emosi yang terjalin diantara ayah dan calon janin. Bisa juga didukung oleh perasaan sayang dan peduli terhadap istri sehingga memicu munculnya sindrom kehamilan simpatik.


Bagaimana Baiknya Mengatasi Sindrom Kehamilan Simpatik?
Sama seperti morning sickness yang umum dialami ibu, sindrom yang dialami ayah ini bisa diatasi dengan menjauhi hal-hal yang memicu mual dan muntah. Tetap menjaga kesehatan dan asupan makanan secara normal juga penting untuk menjamin kesehatan ayah. Tidak perlu merasa khawatir untuk pilih-pilih makanan karena ayah tidak punya pantangan makanan tertentu meski mengalami hal yang mirip dengan ibu hamil.

Dengan adanya sindrom ini, jangan dianggap pusing namun jadikan motivasi bersama suami istri. Momen ini bahkan bisa membuat ikatan suami istri dengan si kecil makin kuat. Meski ayah tidak mengandung, namun jadi bisa merasakan apa yang dirasakan istri sehingga rasa sayang pun akan semakin bertambah.

Jika suami dan istri membutuhkan saran kesehatan dari dokter mengenai kondisi kesehatan yang berhubungan dengan sindrom kehamilan simpatik ini, maka bisa langsung menggunakan aplikasi Halodoc. Dokter Halodoc bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Selain itu jika ingin membeli produk kesehatan yang dibutuhkan seperti vitamin dan suplemen pun bisa dilakukan di Halodoc. Pesanan akan siap diantar ke tujuan dalam satu jam. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan