Turunkan Risiko Epilepsi dengan Hindari 6 Hal Berikut Ini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   06 Januari 2019
Turunkan Risiko Epilepsi dengan Hindari 6 Hal Berikut IniTurunkan Risiko Epilepsi dengan Hindari 6 Hal Berikut Ini

Halodoc, Jakarta - Penyakit epilepsi merupakan gangguan pada sistem saraf, karena pola aktivitas listrik otak yang abnormal. Gangguan ini akan menimbulkan kejang dan sensasi perilaku yang tak biasa bagi pengidapnya. Bahkan dalam beberapa kasus, bisa menyebabkan hilangnya kesadaran.

Nah, agar epilepsi tidak mudah kambuh dan menimbulkan kejang, maka ada baiknya untuk menjauhi berbagai hal yang bisa memicunya. Lalu, bagaimana sih cara mengurangi risiko epilepsi?

1. Menjaga Kadar Gula Darah

Otak memerlukan gula sebagai bahan bakarnya. Bahkan, menurut seorang profesor neurologi di University of California, Amerika Serikat, Vikram Rao, otak merupakan konsumen gula terbesar dari semua organ tubuh. Nah, ketika kadar gula darah dalam tubuh sedang rendah (hipoglikemia), otak pun akan mengalami masalah.

Gula darah yang rendah ini terkadang menjadi pemicu epilepsi. Untuk pengidap diabetes mesti berhati-hati dengan kondisi ini. Alih-alih ingin menjaga kadar gula darah, jangan sampai gula darah tubuh jadi turun drastis. Hal inilah yang membuat pengidap diabetes lebih berisiko terhadap jenis kejang epilepsi.

Baca juga: Enggak Hanya Kejang, Ini 4 Gejala Lain Epilepsi

2. Hindari Panas Terik

Pengidap epilepsi juga mesti menjaga diri dari udara panas dan terik. Sebab, berjalan atau bermain di bawah terik matahari memang tidak baik untuk kondisi kesehatan. Saat berada di bawah panas dalam waktu lama, tubuh akan kesulitan untuk mendinginkan tubuhnya sendiri. Alhasil, otak tidak bisa berfungsi dengan baik pada suhu yang tinggi, sehingga kejang pun bisa saja terjadi.

3. Jauhi Alkohol

Cara mengurangi risiko epilepsi juga bisa melalui hal ini. Sebab, alkohol yang terkandung dalam bir, wine, dan minuman lainnya akan memengaruhi cara kerja otak. Mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak pastinya akan mengganggu aktivitas elektrik di dalam otak. Nah, hal inilah yang ujung-ujungnya dapat memicu kejang.

Baca juga: Penyebab Epilepsi dan Cara Mengatasinya

4. Kurang Tidur

Memang tak bisa dibantah lagi, kalau tidur menyimpan banyak keistimewaan bagi fisik dan psikis. Tidur bersifat restoratif, tubuh ketika tidur mampu memperbaiki sel-sel yang rusak dan memulihkan energi.

5. Aktivitas Ekstrem

Menghindari aktivitas ekstrem juga bisa menjadi cara untuk mengurangi risiko epilepsi. Hindarilah segala aktivitas yang bisa meningkatkan risiko terjadinya trauma pada bagian kepala. Sebab, trauma di bagian kepala bisa mencederai otak dan memengaruhi sel-sel di dalamnya. Ingat, kerusakan saraf pada otak bisa menimbulkan epilepsi bagi pengidapnya.

6. Kurangi MSG

Bahan yang satu ini acap kali digunakan sebagai penyedap dan pengawet pada berbagai makanan. Menurut studi yang diterbitkan dalam  Neuroscience Letters, kelebihan MSG pada tikus dapat mengubah saraf hewan tersebut yang menyebabkan serangan epilepsi. Meski penelitian ini masih sebatas pada hewan, tapi ada baiknya pengidap epilepsi untuk membatasi asupan makanan ber-MSG.

Baca juga: 4 Faktor yang Memicu Pengidap Epilepsi Mengalami Kejang

Selain keenam hal di atas, ada pula beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kejang. Berikut ini, di antaranya:

  • Stres

  • Tidak mengonsumsi obat antikonvulsan atau antiepilepsi secara teratur

  • Lelah atau kurang tidur

  • Mengonsumsi narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya

  • Kilatan cahaya

  • Saat menstruasi

  • Demam tinggi

  • Melewatkan jam makan

  • Mengonsumsi obat yang mengganggu kinerja obat anti-epilepsi

  • Mengonsumsi obat antidepresan atau antipsikotik tertentu.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau ingin bertanya mengenai keluhan kesehatan lainnya? Gampang kok, kamu bisa bertanya langsung kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan