Uji Coba Vaksin Corona di Oxford Kembali Dilanjutkan

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   18 September 2020
Uji Coba Vaksin Corona di Oxford Kembali DilanjutkanUji Coba Vaksin Corona di Oxford Kembali Dilanjutkan

Halodoc, Jakarta – Setelah sempat ditunda, uji coba vaksin corona di Oxford kembali dilanjutkan. Penundaan dilakukan karena ditemukan relawan yang sakit. Jeda dari penundaan ini dilakukan untuk melakukan revisi sehingga vaksin lebih efektif. 

Sejauh ini seperti dilansir dari laman The Telegraph disebutkan bahwa uji coba vaksin yang digodok tim Oxford University pada fase satu menunjukkan tanggapan kekebalan pada tikus dan babi. Di fase dua, pada 1.090 orang dewasa berusia 18-55, menunjukkan "profil keamanan yang dapat diterima" dengan sebagian besar pasien menunjukkan respons antibodi setelah satu dosis dan semua pasien menunjukkan respons setelah mendapatkan dosis kedua. Uji coba vaksin juga menghasilkan sel T.

Baca juga: Fakta Seputar Uji Coba Pertama Vaksin Corona pada Manusia

Masalahnya adalah vaksin ini membutuhkan dua dosis, dan ada kecenderungan mencegah penyakit menjadi parah dan bukan melindungi secara keseluruhan. Serta beberapa efek samping seperti sakit kepala, demam, dan pada beberapa orang tidak jelas berapa lama perlindungan akan bertahan. 

Vaksin Corona Bikinan Oxford Salah Satu yang Menjanjikan

Untuk saat ini, uji coba fase tiga sedang berlangsung di Inggris, Amerika Serikat, Brasil, dan Afrika Selatan. Bila sesuai perencanaan, hasil akan keluar pada bulan Oktober. Peter Openshaw, seorang profesor pengobatan eksperimental di Imperial College London, menyebutkan bahwa vaksin yang sedang digodok oleh tim Oxford adalah salah satu yang paling menjanjikan. 

Vaksin ini dinilai menjanjikan tidak hanya dari tim peneliti yang andalan, tetapi juga dukungan banyak pihak. Salah satunya adalah AstraZeneca sebagai perusahaan multinasional farmasi. Apalagi dalam pengembangan vaksin corona bikinan Oxford ini akan ditinjau oleh komite keamanan independen dan Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan.

Baca juga: Bagaimana Kelanjutan Uji Coba Vaksin Corona di Indonesia?

Meski begitu, seperti dilansir dari laman The Guardian, penghentian suatu penelitian ataupun uji coba adalah hal biasa, tetapi ada kekhawatiran percobaan vaksin ini tidak maksimal. Apalagi dengan ditemukannya relawan yang sakit setelah menjalani uji coba.

Studi di Oxford memasuki fase terakhir sebelum persetujuan apakah vaksin ini bisa digunakan atau tidak. Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh WHO, saat ini ada lebih dari 169 kandidat vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan. 26 di antaranya dalam tahap uji coba pada manusia. 

Ketika vaksin yang aman dan efektif ditemukan, maka distribusi vaksin akan dilakukan secara merata untuk melindungi masyarakat di semua negara. Orang yang paling berisiko akan diprioritaskan.

Baca juga: Uji Coba Vaksin Corona Lemah pada Lansia, Apa Alasannya?

Tim peneliti dari Oxford telah menggunakan teknologi vaksin ChAdOx1 untuk menghasilkan kandidat vaksin melawan sejumlah patogen termasuk flu, zika, sindrom pernapasan MERS, dan virus corona lain. 

Vaksin ChAdOx1 adalah vektor vaksin adenovirus simpanse. Ini adalah adenovirus lemah yang tidak berbahaya yang biasanya menyebabkan flu biasa pada simpanse. ChAdOx1 dipilih sebagai teknologi vaksin yang paling sesuai untuk vaksin SARS-CoV-2 karena terbukti menghasilkan respons imun yang kuat dari satu dosis pada vaksin lainnya. 

Vaksin ini telah diubah secara genetik, sehingga tidak mungkin tumbuh dan berkembang pada manusia. Vaksin ini dinilai lebih aman untuk diberikan kepada anak-anak, orangtua, dan siapa pun yang memiliki kondisi bawaan seperti diabetes. 

Butuh informasi selengkapnya mengenai update vaksin corona, tanyakan saja ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya mudah, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat


Referensi:
BBC. Diakses pada 2020. Coronavirus: Oxford University to resume vaccine trial after pause.
The Telegraph. Diakses pada 2020. Oxford University Covid-19 vaccine trials resume.
Financial Times. Diakses pada 2020. Oxford and AstraZeneca resume coronavirus vaccine trial.
The Guardian. Diakses pada 2020. Oxford University resumes Covid-19 vaccine trials.
World Health Organization. Diakses pada 2020. The push for a COVID-19 vaccine.
University of Oxford. Diakses pada 2020. Development of Oxford COVID-19 vaccine expands into US Phase III clinical trial.
University of Oxford. Diakses pada 2020. About the Oxford COVID-19 vaccine.



 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan