Usia Belasan Juga Bisa Kena Kanker Mulut

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Februari 2019
Usia Belasan Juga Bisa Kena Kanker MulutUsia Belasan Juga Bisa Kena Kanker Mulut

Halodoc, Jakarta - Kanker oral atau yang disebut juga kanker mulut terjadi pada jaringan mulut. Kanker ini dapat muncul pada bagian mulut mana saja, seperti lidah, bibir, pipi, gusi, dasar mulut, langit-langit lunak dan keras, sinus, serta tenggorokan. Namun umumnya, kanker mulut terjadi pada mulut, lidah, dan bibir.

Sebelumnya, kanker mulut diketahui dapat dialami oleh seseorang berusia di atas 40 tahun saja. Namun, ternyata penyakit ini kini sudah ditemukan pada usia muda, bahkan usia belasan tahun. Bagi usia remaja, tentu kanker mulut merupakan gangguan yang mengerikan dan mengganggu tumbuh kembang remaja, karena prognosis ke depannya pun cukup menyeramkan. Salah satunya adalah angka harapan hidup yang hanya 30 bulan, sangat berbeda dengan kanker payudara yang memiliki 5 tahun harapan hidup.

Bahkan hingga saat ini belum ditemukan kasus kanker mulut yang dapat bertahan hingga 5 tahun, seperti halnya kanker payudara di stadium yang sama. Dengan kata lain, prognosis kanker mulut lebih buruk dan berbahaya.

Baca juga: Ciri-Ciri Gejala Kanker Oral yang Paling Mudah Diketahui Apa Saja

Di samping itu, terapi yang harus dilakukan pengidap pun terbilang mahal dan memakan waktu lebih lama. Seperti semua kanker, kanker mulut juga menjalani rangkaian pengobatan seperti kemoterapi, radioterapi, dan terapi target. Namun yang mengkhawatirkan adalah jika kondisi sudah sangat lanjut dan kanker menimbulkan banyak komplikasi. Pilihan pengobatan yang bisa dilakukan adalah operasi untuk menyingkirkan tumor.

Dalam hal pengobatan, kanker mulut tidak hanya menyakitkan pada bagian mulut, tapi juga bisa berdampak seperti “mutilasi” secara psikologis. Apalagi jika itu dialami oleh seseorang berusia belasan tahun. Misalnya jika kanker terdapat di lidah, lidah harus diamputasi. Atau jika di dalam pipi, harus merekonstruksi bagian rahang dan mulut.

Cara mengenali kanker mulut dapat dilakukan dengan mengecek apakah ada lesi pra-kanker. Lesi adalah suatu perubahan pada jaringan mulut baik itu bentuk, warna, tekstur, dan kelenturan. Jika ditemukan secara dini, sebesar 64,9 persen bisa menolong.

Baca juga: Waspada Kanker Lidah Bisa Menyerang tanpa Disadari

Sayangnya, karena lesi pra kanker sering berbentuk sariawan atau tonjolan yang tidak sakit atau tidak terlalu sakit, kebanyakan pengidap mengabaikan dan meremehkan kondisi tersebut. Pengidap sering kali menganggap itu jamur (lesi putih), iritasi, infeksi (lesi berwarna merah), bahkan sariawan biasa.

Kanker mulut akan berpotensi menjadi kanker dan berubah menjadi ganas dalam waktu antara 3 sampai 10 tahun. Kamu perlu waspada jika mengalami sariawan yang tidak sembuh lebih dari 2 hingga 4 minggu.

Makanan Bisa Jadi Penyebabnya

Kemunculan kanker mulut dapat dipengaruhi oleh kombinasi faktor risiko lingkungan, gaya hidup, serta keturunan. Bahkan makanan pun termasuk ke dalam faktor lingkungan yang dapat menyebabkan kanker.

Terlalu banyak mengonsumsi daging merah, daging olahan (sosis, daging asap, chicken nugget, dan sejenisnya), dan gorengan, dipercaya dapat meningkatkan risiko mengalami kanker mulut. Meskipun begitu, bukan berarti setiap makanan yang kamu makan otomatis langsung menyebabkan kanker.

Baca juga: Yang Perlu Diketahui tentang Kanker Lidah

Proses pembuatan makanan cukup berpengaruh dalam peningkatan risiko kanker mulut yang diakibatkan oleh makanan. Daging olahan, misalnya, dibuat dengan bantuan zat kimia tertentu sebagai pengawet agar masa simpannya lebih lama. Zat-zat pengawet inilah yang dapat memicu terbentuknya senyawa karsinogen seperti N-nitroso-compound (NOC) dan polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) yang dapat menyebabkan mutasi DNA dalam sel tubuh.

Memasak daging dengan panas tinggi, seperti membakar atau deep frying (menggoreng dalam minyak banyak), juga dapat mengubah protein dalam daging menjadi senyawa karsinogenik PAH dan heterocyclic amines (HCA).

Senyawa PAH terbentuk saat lemak daging, ayam, atau ikan menetes ke bara panas dan menimbulkan asap yang mengendap dalam makanan. Sementara itu, HCA terbentuk ketika asam amino yang terdapat dalam protein, gula dan keratin dalam daging bereaksi terhadap suhu panas tinggi. Daging mengandung asam amino tinggi. Semakin banyak senyawa HCA dapat terbentuk, jika daging dibakar dalam suhu tinggi.

Sama halnya dengan makanan yang serba digoreng. Panas tinggi yang dihasilkan dari minyak mendidih dapat menghasilkan lemak jenis yang kemudian memicu aktivasi senyawa karsinogenik dalam makanan yang tadinya sehat. Untuk itu, sangat penting untuk teliti dalam memilih makanan, supaya terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan, seperti kanker mulut.

Jika kamu mengalami sariawan melebihi waktu biasanya, sebaiknya segera diskusikan kondisi kamu dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan