Usia yang Paling Rentan Terkena Lupus

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 November 2019
Usia yang Paling Rentan Terkena LupusUsia yang Paling Rentan Terkena Lupus

Halodoc, Jakarta – Penyakit lupus terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat di tubuh (penyakit autoimun). Kemungkinan lupus dihasilkan dari kombinasi genetika dan lingkungan.

Lupus dapat memengaruhi orang dari segala usia, namun paling sering didiagnosis antara usia 15 dan 45 tahun. Menurut informasi kesehatan yang dipublikasikan oleh National Institutes of Health disebutkan kalau lupus lebih banyak berpengaruh pada perempuan dalam rentang usia produktif ketimbang laki-laki. Ingin tahu lebih lanjut mengenai lupus, baca selengkapnya di sini!

Bagaimana Seseorang Bisa Terkena Lupus?

Tampaknya orang dengan kecenderungan bawaan untuk lupus dapat terserang penyakit ketika mereka bersentuhan dengan sesuatu di lingkungan yang dapat memicu lupus. Penyebab lupus tidak diketahui. Beberapa pemicu potensial meliputi:

Baca juga: 3 Jenis Penyakit Lupus

  1. Sinar matahari. Paparan sinar matahari dapat menyebabkan lesi kulit lupus atau memicu respons internal pada orang yang rentan.

  2. Infeksi. Memiliki infeksi dapat memicu lupus atau menyebabkan kekambuhan pada beberapa orang.

  3. Lupus dapat dipicu oleh beberapa jenis obat tekanan darah, obat anti-kejang dan antibiotik. Pengidap lupus yang diinduksi obat biasanya menjadi lebih baik ketika mereka berhenti minum obat. Jarang, gejalanya dapat bertahan bahkan setelah obat dihentikan.

Lupus adalah penyakit autoimun sistemik yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ sendiri. Peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat memengaruhi berbagai sistem tubuh, termasuk persendian, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru.

Lupus dapat menjadi sulit untuk didiagnosis karena tanda-tanda dan gejalanya sering meniru orang-orang dari penyakit lain. Tanda lupus yang paling khas adalah ruam wajah yang menyerupai sayap kupu-kupu yang membentang di kedua pipi, terjadi di banyak tempat, tetapi tidak semua kasus lupus.

Beberapa orang dilahirkan dengan kecenderungan mengembangkan lupus, yang mungkin dipicu oleh infeksi, obat-obatan tertentu atau bahkan sinar matahari. Meskipun tidak ada obat untuk lupus, tetapi perawatan dapat membantu mengendalikan gejala.

Memahami Gejala

Tidak ada dua kasus lupus yang persis sama. Tanda dan gejala dapat muncul tiba-tiba atau berkembang perlahan, mungkin ringan atau berat, dan mungkin sementara atau permanen. Kebanyakan orang dengan lupus memiliki penyakit ringan yang ditandai dengan episode ketika tanda dan gejala memburuk untuk sementara waktu, kemudian membaik atau bahkan hilang sama sekali untuk sementara waktu.

Tanda dan gejala lupus yang pengidapnya alami akan bergantung pada sistem tubuh mana yang dipengaruhi oleh penyakit tersebut. Tanda-tanda dan gejala yang paling umum termasuk:

  1. Kelelahan.

  2. Demam.

  3. Nyeri sendi, kekakuan, dan pembengkakan.

  4. Ruam berbentuk kupu-kupu pada wajah yang menutupi pipi dan jembatan hidung atau ruam di tempat lain pada tubuh.

  5. Lesi kulit yang muncul atau memburuk dengan paparan sinar matahari (fotosensitivitas).

  6. Jari dan jari kaki yang berubah menjadi putih atau biru ketika terpapar dingin atau selama periode yang penuh tekanan.

  7. Sesak napas.

  8. Sakit dada.

  9. Mata kering.

  10. Sakit kepala, kebingungan, dan kehilangan ingatan.

Perlu diketahui juga, memiliki lupus juga meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami infeksi. Pengidap lupus lebih rentan terhadap infeksi karena penyakit dan perawatannya dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Mengidap lupus juga meningkatkan risiko kanker, meskipun risikonya kecil. Kematian jaringan tulang (nekrosis avaskular) juga kerap terjadi dikarenakan suplai darah ke tulang berkurang, yang menyebabkan kerusakan kecil pada tulang dan akhirnya kolaps tulang.

Ibu hamil dengan lupus memiliki peningkatan risiko keguguran. Lupus meningkatkan risiko tekanan darah tinggi selama kehamilan (preeklampsia) dan kelahiran prematur. Untuk mengurangi risiko komplikasi ini, dokter sering menganjurkan menunda kehamilan sampai penyakit sudah terkendali setidaknya selama enam bulan.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai lupus serta komplikasinya, tanyakan langsung ke Halodoc untuk informasi lebih lengkapnya. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.

Referensi:

National Institutes of Health. Diakses pada 2019. Awareness of Systemic Lupus Erythematosus among Primary Health Care Patients in Riyadh, Saudi Arabia.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Lupus.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan