Usus Buntu Tidak Ditangani, Waspadai Komplikasi Serius

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   10 Februari 2021
Usus Buntu Tidak Ditangani, Waspadai Komplikasi SeriusUsus Buntu Tidak Ditangani, Waspadai Komplikasi Serius

Halodoc, Jakarta - Peradangan yang terjadi pada bagian usus buntu atau apendiks akan menimbulkan rasa nyeri pada perut bagian kanan bawah. Apabila kondisi ini tidak segera diobati, infeksi akan menjadi lebih serius yang berdampak pada pecahnya usus buntu. Sudah pasti, ini akan membuat pengidapnya merasakan nyeri yang luar biasa, bahkan bisa membahayakan nyawa. 

Penyakit usus buntu bisa terjadi pada siapa saja, tetapi sering kali orang-orang berusia antara 10 hingga 30 tahun yang mengalaminya. Tidak hanya pada orang dewasa, anak-anak pun bisa terserang masalah pencernaan ini. Sudah pasti, penanganan segera perlu dilakukan agar tidak memicu kondisi yang lebih berbahaya nantinya.

Mengenali Komplikasi Penyakit Usus Buntu

Nyeri pada perut yang dikenal dengan istilah kolik abdomen menjadi gejala utama dari penyakit usus buntu. Rasa nyeri ini bisa bermula dari area pusar lalu bergeser pada bagian perut kanan bawah. Meski begitu, posisi nyeri yang terasa bisa berbeda bergantung pada letak usus buntu tersebut dan usia pengidap. 

Baca juga: Hal yang Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Usus Buntu

Rasa nyeri bisa bertambah parah dalam waktu beberapa jam, terlebih ketika kamu menarik napas dalam, bergerak, batuk maupun bersin. Rasa nyeri ini juga bisa muncul secara tiba-tiba, bahkan saat kamu sedang tidur. Jika terjadi pada ibu hamil, nyeri akan terasa pada bagian atas perut karena letak usus buntu yang lebih tinggi ketika kehamilan terjadi.

Selain nyeri, gejala usus buntu lain yang mungkin terjadi termasuk:

  • Hilang nafsu makan.
  • Mengalami diare atau konstipasi.
  • Merasa mual.
  • Tubuh demam.
  • Tidak bisa kentut.
  • Perut terasa kembung.

Segera periksa ke rumah sakit terdekat jika kamu mengalami nyeri pada perut yang secara perlahan semakin memburuk dan menyebar, hingga ke seluruh area perut. Pasalnya, hal ini bisa mengindikasikan usus buntu telah pecah dan rentan terjadi komplikasi. Kamu bisa membuat janji melalui aplikasi Halodoc agar lebih nyaman saat berobat ke rumah sakit nantinya. 

Baca juga: Sering Dianggap Sama, Ini Bedanya Sakit Perut karena Penyakit Usus Buntu dan Mag

Penyakit usus buntu yang terlambat mendapatkan penanganan atau justru tidak ditangani akan sangat berbahaya. Beberapa komplikasi serius akibat usus buntu, yaitu:

  • Peritonitis, infeksi yang terjadi pada peritoneum atau lapisan bagian dalam perut. Kondisi ini terjadi apabila usus buntu telah pecah dan infeksi telah menyebar hingga ke semua area rongga perut. Peritonitis akan ditangani dengan pemberian antibiotik berikut prosedur bedah terbuka sesegera mungkin guna mengangkat usus buntu, sekaligus membersihkan area rongga perut. Gejala dari peritonitis, yaitu nyeri perut hebat pada seluruh perut, demam, dan detak jantung menjadi lebih cepat. 
  • Terbentuknya abses yang menjadi cara tubuh melindungi dirinya dari infeksi pada usus buntu. Kondisi ini ditangani dengan konsumsi antibiotik atau penyedotan nanah. Apabila abses ditemukan saat prosedur bedah dilakukan, maka dokter akan membersihkan dengan perlahan dan berhati-hati serta memberikan antibiotik. 

Baca juga: 5 Kebiasaan Sepele Ini Menyebabkan Radang Usus Buntu

Apa Penyebab Penyakit Usus Buntu?

Infeksi yang terjadi pada rongga usus buntu menjadi penyebab terjadinya penyakit usus buntu. Bakteri mengalami perkembangbiakan yang sangat cepat sehingga mengakibatkan usus buntu mengalami peradangan, membengkak, dan mengeluarkan nanah. Jadi, jangan abaikan jika kamu merasakan gejala berupa sakit perut yang parah dan tidak sembuh hingga lebih dari 3 hari, ya! 



Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2021. Appendicitis. 
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Appendicitis. 
Healthline. Diakses pada 2021. Everything You Need to Know about Appendicitis

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan