Uveitis Vs Katarak, Lebih Bahaya Mana?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 April 2019
Uveitis Vs Katarak, Lebih Bahaya Mana? Uveitis Vs Katarak, Lebih Bahaya Mana?

Halodoc, Jakarta - Mata adalah satu dari lima indera yang fungsinya cukup penting. Tanpa mata yang sehat, aktivitas dapat terganggu. Dengan mata, kamu dapat mendesain sebuah logo, membaca cerpen, melihat indahnya pemandangan alam, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, menjaga fungsi mata agar selalu baik adalah suatu kewajiban.

Namun saat usia semakin tua, penyakit mata seperti katarak bisa terjadi. Kondisi ini menyebabkan kekeruhan lensa di bagian dalam mata yang memfokuskan gambar agar jatuh pada retina sehingga penglihatan akan kabur.

Tidak hanya karena faktor usia, penyakit katarak bisa muncul dari penyakit lain seperti misalnya uveitis. Penyakit penyebab katarak ini adalah radang yang menyebabkan pembengkakan dan merusak jaringan mata. Kondisi ini meliputi peradangan pada lapisan tengah mata yang disebut saluran uveal atau uvea. Uvea penting karena mengandung banyak pembuluh darah dan arteri yang mengantarkan darah ke bagian lain pada mata.

Akibat kondisi ini, satu atau kedua mata terlihat sangat merah karena pada uvea banyak pembuluh darah. Jika tidak segera mendapat pengobatan, katarak terjadi sebagai komplikasi dari uveitis.

Baca Juga: Bisa Mengganggu Kinerja Mata, Kenali Fakta Tentang Uveitis

Berikut ini perbedaan antara uveitis dan katarak yang wajib kamu tahu, yaitu:

  • Uveitis

Penyakit ini terjadi pada pasien dengan usia berapa pun, namun umumnya pada orang berusia 20 hingga 50 tahun. Uveitis kerap tidak diketahui sebabnya bahkan kondisi ini bisa dialami oleh orang sehat.

Sebagian besar uveitis dikaitkan dengan gangguan autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh sendiri. Uveitis disebabkan oleh beberapa hal misalnya cedera atau operasi mata, kanker mata, paparan racun pada mata, atau infeksi seperti herpes, tuberkulosis, toksoplasmosis, sifilis, HIV/AIDS, atau histoplasmosis.

Pengobatan uveitis memerlukan pemberian obat untuk mengurangi peradangan, membunuh bakteri, serta obat untuk memperkuat sistem imun dalam menghancurkan sel penyakit. Pada kasus berat, dapat dilakukan operasi untuk mengambil cairan vitreus pada mata.

Baca Juga: Katarak Mengincar, Mulai Jaga Kesehatan Mata

  • Katarak

Katarak adalah penyakit lanjutan dari uveitis. Pada banyak kasus, kondisi ini adalah gangguan penglihatan terkait penuaan. Akibat penyakit ini penglihatan menjadi keruh dan buram berawan seakan melihat dari balik jendela yang berdebu tebal. Katarak menyulitkan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain karena akan sulit baginya membaca ekspresi wajah. Selain itu, mata yang berkabut akibat katarak bisa menyulitkan pengidapnya untuk membaca atau menyetir mobil, terutama di malam hari.

Berbeda dengan uveitis, katarak lebih berbahaya karena pengobatan yang dapat ditempuh hanya melalui operasi. Katarak membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang, dan masing-masing mata mengalami tingkat keparahan yang berbeda. Operasi katarak ditujukan untuk meningkatkan ketajaman penglihatan untuk membuat pengidapnya mampu beraktivitas normal kembali.

Tidak perlu takut atau khawatir dengan operasi katarak. Kebanyakan orang yang menjalani operasi katarak mendapatkan penglihatan yang lebih baik setelah dioperasi. Justru, semakin lama seseorang menunda operasi, semakin kecil kemungkinannya penglihatan bisa kembali normal. Tapi beberapa ahli medis juga mengatakan bahwa uveitis bisa terjadi sebagai komplikasi dari kegagalan operasi katarak.

Baca Juga: Penting untuk Diketahui, Screening Retina Harus Dilakukan Sejak Dini

Itulah informasi penting terkait uveitis dan katarak yang perlu kamu tahu. Cari tahu seputar uveitis dan katarak serta cara mengobatinya dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu juga bisa menanyakan seputar penyakit mata lain melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi kesehatan dan tips menjaga mata tetap sehat dari dokter terpercaya. Yuk,  download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan