Halodoc, Jakarta – Penemuan vaksin yang dapat mencegah virus corona masih dinanti-nantikan sampai saat ini. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 30 kandidat vaksin sedang menjalani uji klinis di seluruh dunia. Dari sembilan yang telah mencapai final, yaitu tahap tiga, lima di antaranya dikembangkan di China.

Kabar baiknya, perkembangan vaksin virus corona di China berjalan lancar dan diperkirakan bisa digunakan oleh masyarakat umum pada awal November tahun ini. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh seorang pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China.

Baca juga: Tiba di Indonesia, Kapan Vaksin Corona Bisa Digunakan?

Vaksin Corona Dari China Siap Digunakan Bulan November

Dilansir dari laman Reuters, China saat ini memiliki empat vaksin COVID-19 yang sudah memasuki tahap akhir uji klinis. Setidaknya, tiga di antaranya sudah ditawarkan pada pekerja penting di bawah program penggunaan darurat yang diluncurkan pada Juli. 

Kepala ahli biosafety CDC, Guizhen Wu, mengungkapkan bahwa uji klinis fase 3 berjalan dengan lancar dan vaksin siap digunakan oleh masyarakat umum pada November atau Desember Mendatang. Namun, Wu tidak mengungkapkan secara detik vaksin mana yang ia maksud.

Wu sendiri pernah mencoba vaksin eksperimental pada bulan April yang lalu dan mengaku tidak mengalami gejala abnormal apa pun dalam beberapa bulan terakhir setelah mendapatkan vaksin tersebut. Wu mengatakan ia optimis tentang efektivitas dan keamanan kandidat vaksin. Dilansir dari South China Morning Post, Wu berharap vaksin tersebut tetap efektif selama 1-3 tahun, namun hasilnya perlu diamati untuk waktu yang lebih lama.

Perkembangan Vaksin Corona Asal China

Perlu diketahui bahwa sebuah perusahaan farmasi raksasa negara China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) dan Sinovac Biotech yang terdaftar di Amerika Serikat sedang mengembangkan tiga vaksin di bawah program penggunaan darurat negara bagian. Sementara vaksin COVID-19 keempat yang sedang dikembangkan oleh CanSino Biologics sudah disetujui untuk digunakan oleh militer China pada bulan Juni. 

Pada wawancara CCTV yang disiarkan bulan lalu, Zheng Zhongwei, direktur pusat pengembangan sains dan teknologi Komisi Kesehatan Nasional mengatakan bahwa China telah memberikan kandidat vaksin COVID-19 yang diproduksi secara lokal pada kelompok pekerja tertentu, termasuk, staf medis dan petugas inspeksi perbatasan sejak Juli.

Ia mengatakan program inokulasi akan dilakukan untuk melibatkan orang-orang yang bekerja di industri transportasi dan jasa, serta di pasar basah. Tujuannya untuk memberikan kekebalan tubuh untuk mencegah virus corona. Dilaporkan bahwa tidak satu pun dari mereka yang menerima dosis awal vaksin eksperimental mengalami demam dan hanya sedikit yang mengalami reaksi buruk.

Baca juga: Rentan Tertular, Begini Cara Tenaga Medis Terlindung dari Virus Corona

Pada bulan Juli, Sinopharm mengatakan bahwa vaksinnya siap untuk digunakan publik pada akhir tahun ini setelah uji coba tahap 3 selesai. Mengenai masalah produksi massal, Wu mengatakan para ahli telah menilai kemampuan berbagai fasilitas. Dua pabrik telah memenuhi syarat dan penilaian ketiga sedang dilakukan.

Berita tentang vaksin dari China yang mungkin siap dalam waktu dua bulan tersebut seolah-olah memberi angin segar, setelah WHO pada hari Senin kemarin memperingatkan bahwa infeksi corona kemungkinan akan kembali meningkat pada bulan Oktober dan November. Hampir 308.000 kasus baru dilaporkan di seluruh dunia pada hari Minggu dan itu adalah total harian tertinggi yang pernah tercatat. 

Baca juga: Terindikasi Corona, Berikut Panduan Aman untuk ke Rumah Sakit

Itulah update mengenai vaksin corona asal China. Bila kamu mengalami gejala-gejala yang mirip gejala penyakit virus corona, kamu bisa cek COVID-19 melalui aplikasi Halodoc, lho. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.  

Referensi:

Reuters. Diakses pada 2020. China coronavirus vaccine may be ready for public in November: official.

South China Morning Post. Diakses pada 2020. Coronavirus: Chinese vaccine ready for use in November, top scientist says.