Vaksin Corona Johnson and Johnson Masuki Uji Tahap Akhir

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   25 November 2020
Vaksin Corona Johnson and Johnson Masuki Uji Tahap AkhirVaksin Corona Johnson and Johnson Masuki Uji Tahap Akhir

Halodoc, Jakarta - Demi bisa menurunkan tingginya angka penularan virus corona, sekaligus mengakhiri pandemi COVID-19, para peneliti dari seluruh belahan dunia terus berupaya untuk mengembangkan vaksin. Salah satunya adalah Johnson and Johnson, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat yang kabarnya telah memulai untuk melakukan uji coba tahap akhir pada vaksin yang mereka kembangkan.

Informasi yang beredar, perusahaan tersebut akan melakukan uji coba di Inggris kepada sekitar 60.000 sukarelawan. Sementara itu, sisanya adalah sukarelawan yang tergabung dari beberapa negara lain di dunia yang memiliki angka kasus positif COVID-19 tinggi, seperti Amerika Serikat sendiri, Prancis, Belgia, Jerman, Kolombia, Spanyol, Afrika Selatan, dan Filipina.

Penggunaan Dua Dosis Vaksin

Johnson and Johnson melakukan pengujian menggunakan dua dosis vaksin eksperimental, sekaligus mengevaluasi apakah ada potensi manfaat tambahan yang berhubungan dengan lama waktu perlindungan pada dosis kedua ini. 

Baca juga: Kandidat Vaksin Australia Picu Antibodi, Ini Faktanya

Perusahaan ini rencananya akan mendaftarkan hingga 30 ribu sukarelawan dan melakukan uji coba secara paralel dengan uji coba menggunakan satu dosis yang telah mulai dilakukan pada 60.000 sukarelawan pada September lalu. Para sukarelawan akan diberikan dosis pertama yang terdiri dari plasebo juga suntikan vaksin yang bernama Ad26COV2

Setelah 57 hari, plasebo atau dosis kedua akan diberikan lagi pada para sukarelawan. Pengujian yang dilakukan pada tahap akhir ini mengacu pada hasil yang positif pada pengujian tahap awal, hingga tahap pertengahan yang berlangsung dalam perusahaan. Penelitian tahap awal menunjukkan satu dosis vaksin telah memicu respons imunitas tubuh yang kuat dan secara garis besar bisa diterima dengan baik.

Penelitian ini akan mengukur efektivitas vaksin yang dipelajari setelah pemberian dosis pertama dan kedua guna dievaluasi aspek perlindungan terhadap infeksi virus corona. Tidak hanya itu, mereka pun akan mengamati apakah ada potensi tambahan yang berkaitan dengan lamanya perlindungan pada dosis kedua terhadap tubuh.

Baca juga: Dinilai Paling Efektif, Ini Bedanya Vaksin Corona Pfizer dan Moderna

Kabar Terbaru Vaksin Pfizer

Sementara itu, BioNtech dan Pfizer yang turut mengembangkan vaksin corona kabarnya telah mengklaim bahwa data sementara pada uji coba tahap akhir mereka memberikan angka efektivitas yang mencapai lebih dari 90 persen. Ini artinya, vaksin yang dibuat hampir satu tahun ini mencapai titik terang dan sesegera mungkin dapat digunakan untuk menghentikan pandemi. 

Vaksin yang diteliti oleh Pfizer yang bekerja sama dengan BioNtech menggunakan teknologi terbaru yang dikenal dengan mRNA. Sementara Johnson and Johnson mengembangkan vaksin corona dengan menggunakan virus flu guna memberikan gambaran materi genetik, dari virus pemicu COVID-19 ini ke dalam tubuh untuk memicu munculnya respons imunitas. 

Platformnya yang dikenal dengan sebutan AdVac kabarnya juga digunakan dalam pembuatan vaksin Ebola yang telah disetujui awal tahun ini. Saul Faust, seorang Profesor Imunologi Anak dan Penyakit Menular yang turut memimpin proses uji coba di Rumah Sakit Southampton University, mengungkapkan bahwa penting bagi mereka menguji coba vaksin dari banyak produsen berbeda. 

Baca juga: Alasan Vaksin Corona Pfizer Tingkatkan Vaksinasi

Sembari menunggu ketersediaan vaksin corona, masyarakat terus dihimbau untuk tetap melakukan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Jika memang diperlukan, lakukan pemeriksaan skrining di klinik atau rumah sakit yang sekarang lebih mudah karena bisa reservasi terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc



Referensi: 
Kompas. Diakses pada 2020. Johnson & Johnson Memulai Uji Coba Tahap Akhir Vaksin Covid-19.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan