Halodoc, Jakarta - Dalam sebuah hasil uji coba awal di China, dikemukakan bahwa vaksin corona eksperimental buatan Sinovac Biotech, CoronaVac, dapat memicu respons sistem imun yang cepat. Meski begitu, diketahui juga bahwa tingkat antibodi yang dihasilkan vaksin corona Sinovac lebih rendah daripada orang yang telah pulih dari COVID-19. 

Melansir laman Channel News Asia, para peneliti mengatakan bahwa hasil itu dapat memberikan perlindungan yang cukup. Hal ini berdasarkan pengalaman mereka dengan vaksin lain dan data dari studi praklinis dengan kera. 

Baca juga: Alasan Pandemi Belum Tentu Usai Meski Vaksin Corona Ditemukan

Masih dalam Uji Coba Tahap Akhir

CoronaVac adalah satu dari tiga vaksin corona eksperimental yang digunakan China untuk menyuntik ratusan ribu orang. Pengumuman tentang kemampuan vaksin tingkatkan respons imun dengan cepat itu muncul setelah vaksin corona asal Eropa dan Amerika Serikat melaporkan data yang berhasil dari uji coba tahap akhir yang besar. 

Tiga kandidat vaksin corona yang dikembangkan di AS, Jerman, dan Rusia, semuanya telah merilis data yang menunjukkan efektivitas yang lebih dari 90 persen, setelah uji coba dengan puluhan ribu orang. 

Di saat yang sama, CoronaVac dan empat vaksin eksperimental lainnya yang dikembangkan di China juga sedang menjalani uji coba tahap akhir untuk menentukan keefektifannya dalam mencegah COVID-19. 

Temuan Sinovac, yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet Infectious Diseases, berasal dari hasil uji klinis fase I dan fase II di China, yang melibatkan lebih dari 700 peserta. 

Baca juga: Berjuang Hasilkan Vaksin COVID-19, Ini Kandidatnya

Salah satu peneliti, Zhu Fengcai, mengatakan bahwa temuan mereka menunjukkan bahwa CoronaVac mampu memicu respons antibodi yang cepat. Respons antibodi tersebut muncul dalam empat minggu setelah penyuntikkan, dengan memberikan dua dosis vaksin pada interval 14 hari.

Ia juga mengungkapkan keoptimisannya bahwa vaksin ini cocok untuk penggunaan darurat selama pandemi. Tentunya, uji coba fase III sangat penting untuk menentukan apakah respons kekebalan yang dihasilkan CoronaVac cukup untuk melindungi orang dari infeksi virus corona. Saat ini Sinovac sedang menjalankan tiga uji coba Fase III di Indonesia, Brasil, dan Turki. 

Dapat Disimpan di Suhu Lemari Es Normal

Seorang peneliti yang terlibat dalam studi CoronaVac, Gang Zeng, mengatakan bahwa vaksin corona Sinovac bisa menjadi pilihan, karena dapat disimpan pada suhu lemari es normal yakni 2 sampai 8 derajat celsius. Saat penyimpanan, vaksin dapat bertahan hingga tiga tahun. 

Diberitakan BBC, vaksin corona Sinovac disebut-sebut mampu memicu respon kekebalan yang cepat. Meski penelitian yang dilakukan pada bulan April dan Mei tahun ini belum memberikan persentase tingkat keberhasilan vaksin. 

Baca juga: Uji Coba Vaksin Corona Lemah pada Lansia, Apa Alasannya?

Terkait hal ini, Zhu Fengcai, mengatakan uji coba tersebut didasarkan pada 144 peserta dalam uji coba fase I dan 600 peserta dalam uji coba fase II, yang artinya vaksin tersebut cocok untuk penggunaan darurat.

Namun, uji coba vaksin Sinovac di Brasil sempat dihentikan beberapa waktu lalu, hingga akhirnya dilanjutkan setelah kematian seorang relawan yang dilaporkan ternyata tidak terkait dengan vaksin tersebut. 

Itulah sedikit penjelasan mengenai vaksin corona Sinovac yang diklaim bisa meningkatkan respons imun dengan cepat. Hingga artikel ini ditulis, uji coba vaksin corona Sinovac dan banyak kandidat vaksin lain masih belum selesai, meski sudah mengklaim efektivitas tinggi.

Sambil menunggu vaksin corona yang terbukti efektif dan aman, jangan lupa untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19, ya. Kalau ada keluhan kesehatan, jangan ragu untuk download aplikasi Halodoc dan membicarakannya pada dokter, kapan dan di mana saja.

Referensi:

BBC News. Diakses pada 2020. Covid-19: Chinese vaccine 'successful in mid-stage trials'.

Channel News Asia. Diakses pada 2020. Sinovac's COVID-19 vaccine induces quick immune response: Study.