Vaksin Corona Sputnik V Milik Rusia Diproduksi di Korea Selatan

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   21 Oktober 2020
Vaksin Corona Sputnik V Milik Rusia Diproduksi di Korea SelatanVaksin Corona Sputnik V Milik Rusia Diproduksi di Korea Selatan

Halodoc, Jakarta - Rusia akhirnya memilih Korea Selatan sebagai tempat untuk memproduksi vaksin COVID-19 untuk pasar Asia. CEO Russian Direct Investment Fund (RDIF), Kirill Dmitriev mengatakan kepada The Korea Times dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa negaranya telah memulai prosedur untuk memasok Korea Selatan dengan vaksin terdaftar pertama di dunia melawan virus corona dalam beberapa bulan.

Kirill menyebutkan bahwa Korea Selatan bisa menjadi partner yang hebat untuk memproduksi Sputnik V. Mereka sedang dalam pembicaraan dengan dua perusahaan farmasi besar Korea, yang memiliki kemampuan produksi, untuk memproduksi vaksin dan berpotensi memasoknya tidak hanya di Korea tetapi juga untuk mengekspornya ke negara lain di Asia.

Baca juga: Kontroversi Sputnik V, Vaksin Corona Asal Rusia

Rencana Produksi Vaksin Sputnik V di Korea Selatan

Korea telah disebut-sebut sebagai basis produksi potensial vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh beberapa negara, sejak SK Bioscience menandatangani perjanjian dengan AstraZeneca dan Novavax untuk memproduksi vaksinnya di sini. Samsung Biologics juga telah bekerja sama dengan GlaxoSmithKline (GSK) untuk memproduksi obat COVID-19.

Kirill Dmitriev tidak mengungkapkan nama-nama pembuat obat Korea yang telah dihubungi, tetapi dia mencatat perusahaan-perusahaan tersebut dapat mulai memproduksi vaksin di sini mulai bulan November, jika mereka mendapat persetujuan dari otoritas Korea Selatan. Selain diproduksi di Rusia, Sputnik V juga akan diproduksi di India, Brasil, China, dan beberapa negara lain.

Seperti yang diketahui, RDIF telah melakukan investasi di Nikolai Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology, sehingga lembaga penelitian yang dikelola negara dapat mengembangkan vaksin yang dinamai sesuai dengan satelit pertama di dunia yang diluncurkan Uni Soviet pada 1957 ini. Moskow memberikan persetujuan regulasi untuk vaksin pada Agustus, setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia tanpa uji coba fase 3.

Menimbang Keamanan Vaksin Sputnik V

Di Eropa dan Amerika Utara, vaksin ini menimbulkan kekhawatiran atas keamanannya, meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa vaksin tersebut telah diberikan kepada salah satu putrinya. Sebuah survei baru-baru ini oleh Russian Public Opinion Research Center menunjukkan 52 persen orang Rusia tidak siap untuk divaksinasi dengan Sputnik V. 

Setelah memastikan bahwa dia dan keluarganya telah divaksinasi, bagaimanapun Kirill menepis kekhawatiran dan menekankan bahwa vaksin tersebut menggunakan platform yang terbukti berdasarkan vektor adenoviral manusia.

Uji klinis vaksin melawan virus corona telah menunjukkan bahwa 100 persen sukarelawan mengembangkan kekebalan dalam waktu 21 hari. Setelah vaksinasi kedua, tanggapan kekebalan ditingkatkan lebih lanjut dan memberikan kekebalan yang tahan lama. Menurut Kirill, uji coba telah melibatkan lebih dari 40.000 orang di Rusia, Timur Tengah, dan negara lain.  

Menurut Kirill, vaksin ini tidak hanya akan melindungi manusia, tetapi juga akan membantu ekonomi global pulih lebih cepat. 

Baca juga: Begini Cara Kerja Vaksin Virus Corona pada Tubuh

Rusia juga Menawarkan Akses Sputnik V kepada Indonesia

Pemerintah Rusia secara resmi telah menawarkan kepada pemerintah Indonesia untuk penggunaan dan pengembangan lebih lanjut vaksin virus corona, Sputnik V, yang saat ini dalam uji klinis Tahap III. Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan, pemerintahnya telah menghubungi Kementerian Kesehatan pada 17 September silam tentang kemungkinan distribusi dan penggunaan vaksin Sputnik V dan saat ini menunggu tanggapannya. 

Menurut otoritas Kesehatan Nasional Rusia, vaksin Sputnik V ini diharapkan dapat memberikan kekebalan dari SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, hingga dua tahun. Platform yang digunakan untuk vaksin tersebut dikembangkan oleh para ilmuwan Rusia selama 20 tahun dan telah menjadi dasar untuk beberapa vaksin di masa lalu, termasuk yang melawan Ebola. 

Pemerintah Rusia juga mengharapkan uji klinis vaksin dapat dimulai di Indonesia, yang memungkinkan pendaftarannya ke otoritas kesehatan di negara tersebut. Sejauh ini, 44.000 orang telah mengambil bagian dalam uji klinis vaksin di seluruh dunia, termasuk Presiden Rodrigo Duterte dari Filipina.

Rusia juga telah melakukan promosi penjualan ke negara-negara di seluruh dunia, dan mengklaim bahwa negara-negara dengan lebih dari 50 persen populasi dunia telah menyatakan minatnya pada Sputnik V. Rusia berharap pada akhir tahun 2021 akan memasok lebih dari 1 miliar dosis Sputnik. 

Baca juga: Ini 7 Perusahaan Pembuat Vaksin Virus Corona

Mau tahu lebih jauh mengenai perkembangan vaksin corona? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan dan di mana saja.

Referensi:
Kompas. Diakses pada 2020. Vaksin Corona Sputnik V Akan Diproduksi di Korea Selatan.
Korean Times. Diakses pada 2020. Korea May Produce Russian Vaccines in November.
The Jakarta Post. Diakses pada 2020. Russia Offers Indonesia Access to Sputnik V Vaccine for COVID-19.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan