Halodoc, Jakarta – Kendala pendistribusian vaksin tidak hanya soal ketersediaan, melainkan juga soal penyimpanan. Itu sebabnya ketika vaksin Pfizer hanya bisa disimpan di suhu -90 sampai -60 derajat celsius, kondisi ini bisa menjadi kendala untuk didistribusikan di lokasi-lokasi yang tidak memiliki fasilitas demikian.

Kabar baiknya, sekarang vaksin Pfizer bisa disimpan dalam suhu kulkas. BioNTech sebagai perusahaan yang memproduksi Pfizer telah mengumumkan temuan baru kalau vaksinnya bisa disimpan di suhu -25 sampai -15 derajat celcius selama dua minggu. 

Fakta baru ini memudahkan pendistribusian vaksin Pfizer secara fleksibel dan meluas. Diharapkan ke depannya Pfizer bisa disimpan pada suhu freezer dengan durasi penyimpanan enam bulan.

Baca juga: Dinilai Paling Efektif, Ini Bedanya Vaksin Corona Pfizer dan Moderna

Pentingnya Menjaga Ketahanan dan Kualitas Vaksin

Ketahanan dan tempat penyimpanan vaksin menjadi faktor pertimbangan penting dalam pendistribusian vaksin. Soalnya tidak semua negara memiliki fasilitas yang dapat menyimpan vaksin sesuai dengan kebutuhannya.

Dengan adanya penemuan ketahanan penyimpanan Pfizer, maka akan memudahkan pendistribusian ke lokasi-lokasi strategis tanpa perlu takut vaksin akan rusak. Tidak hanya vaksin Pfizer, jenis vaksin yang lain juga mendapat pemantauan dari sisi ketahanan penyimpanan. 

Vaksin Moderna dapat disimpan pada suhu antara -25 sampai -15 derajat celsius dalam jangka waktu tujuh bulan. Setelah dicairkan, vaksin moderna dapat kembali disimpan di lemari es antara suhu 2 sampai 8 derajat celcius hingga 30 hari asal terlindungi dari cahaya dan kemasannya tidak rusak. Vaksin Oxford-AstraZeneca dapat disimpan pada suhu lemari es 2-8 derajat celsius dan memiliki umur simpan selama enam bulan.

Baca juga: Cari Tahu Cara Mendapatkan Vaksin Corona

Sejatinya memang vaksin haruslah disimpan di suhu yang dingin untuk menjaga ketahanan dan kualitas vaksin. Terkhusus vaksin Pfizer yang menggunakan teknologi mRNA memang lebih rentan ketimbang jenis vaksin COVID-19 lainnya. 

Vaksin mRNA mengajari sel cara membuat protein yang memicu respons imun dalam tubuh yang menghasilkan antibodi. Vaksin mRNA rapuh dan tidak stabil pada suhu biasa, sehingga paling baik disimpan dalam suhu sangat dingin yang sama dengan tempat jaringan manusia disimpan untuk mencegahnya mengalami kerusakan.

Penyimpanan vaksin yang tepat merupakan faktor penting dalam mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus. Kegagalan menyimpan vaksin dengan baik dapat mengurangi efisiensi vaksin sehingga mengakibatkan respons imun yang tidak memadai pada orang yang hendak divaksin. 

Efektivitas Vaksin Pfizer

Melalui uji klinis terhadap 36.000 orang, ditemukan kalau vaksin pfizer 95 persen mencegah COVID-19 setidaknya tujuh hari setelah dosis kedua. Pun, keefektifan yang sama juga terjadi pada kasus yang membutuhkan rawat inap dan kondisi parah yang bisa menyebabkan kematian. 

Dalam analisis terbaru yang dirilis pada April, Pfizer 100 persen efektif dalam mencegah penyakit parah karena COVID-19. Tentunya efektivitas vaksin yang dibarengi dengan kemudahan kemasan dan penyimpanan diharapkan dapat mempercepat distribusi vaksin ke orang-orang yang membutuhkan.

Baca juga: Vaksin Corona Digratiskan, Kelompok Orang Ini Jadi Prioritas

Tentunya dengan pendistribusian cepat dan berjalan lancar sudah pasti dapat segera memutus rantai penyebaran COVID-19. Ketika imunitas yang diharapkan tercapai, dipastikan kondisi global dapat pulih secara bertahap, sehingga aktivitas dan ekonomi dunia dapat kembali secara normal. Jika kamu punya pertanyaan mengenai vaksin serta informasi seputar COVID-19 lainnya, tanyakan saja pada dokter melalui Halodoc! 

Referensi:

Pulse Today. Diakses pada 2021. Pfizer vaccine ‘can be stored for two weeks at regular freezer temperature’.

Novan the Health. Diakses pada 2021. Why COVID-19 vaccine needs to be stored at super cold temperatures.

Kompas.com. Diakses pada 2021. Vaksin Pfizer Kini Bisa Disimpan dalam Suhu Kulkas Biasa Saat Pengiriman.