Virus Corona Terdeteksi di ASI, Ketahui Faktanya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   29 Mei 2020
Virus Corona Terdeteksi di ASI, Ketahui FaktanyaVirus Corona Terdeteksi di ASI, Ketahui Faktanya

Halodoc, Jakarta – Data kesehatan yang dipublikasikan oleh The Lancet ditemukan kalau virus corana terdeteksi terdapat pada ASI. Dalam publikasi tersebut, disebutkan sampel penelitian dilakukan setelah mengetahui bayi menunjukkan gejala corona.  

Ibu yang terinfeksi corona saat menyusui bayinya sudah melakukan protokol kesehatan menyusui bayi dengan aman, tetapi tetap saja bayi juga terinfeksi corona. Untuk mengetahui bagaimana penularan bayi, dilakukanlah deteksi corona pada ASI.

Dan ternyata ditemukan virus corona di dalam ASI—walaupun skalanya masih kecil. Lantas, apakah bayi tersebut terinfeksi corona dari ASI? Dalam publikasi yang diungkap The Lancet, masih terlalu dini untuk mengatakan penyebaran corona bisa melalui ASI. Dibutuhkan penelitian lebih mendalam dan teruji klinis mengenai hal ini.

Kehamilan, Menyusui, dan Corona

Menurut The Nation, penelitian ini akan mengarah pada cara yang tepat untuk mengobati ibu yang hamil atau akan melahirkan bayi. Studi lain yang diterbitkan baru-baru ini dalam Journal of Clinical Microbiology Breast menunjukkan bahwa, susu dari ibu yang terinfeksi dapat mengandung antibodi terhadap coronavirus baru yang bisa melindungi bayi. 

Baca juga: Nutrisi yang Diperlukan Ibu Menyusui

Itulah mengapa ibu menyusui yang terinfeksi dengan coronavirus harus terus menyusui selama karena disinyalir ASI mengandung antibodi yang dapat melindungi bayi dari infeksi.

Sebagai tambahan informasi, sebelum-sebelumnya memang coronavirus tidak ditemukan pada ASI, tetapi seperti yang dipublikasikan oleh The Lancet, baru-baru ini sampel penelitian menunjukkan terdapat virus corona pada ASI.

Penemuan ini butuh penelitian lebih dalam untuk menjadi panduan kesehatan kehamilan dan menyusui di tengah situasi pandemi. Jika kamu dalam kondisi hamil atau berencana hamil dan butuh panduan kesehatan bisa ditanyakan langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc.  

Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. 

Panduan Menyusui di Tengah Pandemi Corona

UNICEF merekomendasikan cara menyusui aman dan sehat di tengah pandemi sebagai berikut:

  1. Tetap Menyusui Sambil Menjaga Kebersihan

Ibu disarankan untuk terus menyusui, sambil mempraktikkan kebersihan yang baik selama menyusui dengan mengenakan masker saat menyusui, cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah menyentuh bayi, serta senantiasa membersihkan peralatan yang sering disentuh dengan disinfektan. 

Risiko utama bagi bayi adalah tertular virus adalah dari kontak dekat dengan ibu atau anggota keluarga lain yang terinfeksi. Jika ada yang sakit di rumah, berhati-hatilah untuk melindungi bayi. Jika seorang ibu mencurigai bahwa ia mungkin terkena virus corona, ia mungkin perlu memompa ASI.

Baca juga: Metode Pengobatan Batuk Alami untuk Ibu Menyusui

  1. Menjaga dan Memantau Kesehatan 

Jika seorang ibu jatuh sakit dengan gejala demam, batuk, atau kesulitan bernapas, ia harus mencari perawatan medis lebih awal dan mengikuti instruksi dari penyedia layanan kesehatan ataupun dokter.

  1. Berhati-hatilah Saat Memberi Susu Formula

Menyusui adalah cara terbaik untuk menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Namun, ada beberapa kasus di mana seorang ibu tidak dapat menyusui atau ketika dia memutuskan untuk tidak menyusui. 

Dalam situasi ini, sangat penting bagi bayi untuk diberi makan sesuai dengan instruksi pada kemasan. Perawatan ekstra perlu dilakukan dengan mencuci botol, dot dan peralatan lain yang digunakan secara seksama.

Referensi:
The Lancet. Diakses pada 2020. Detection of SARS-CoV-2 in human breastmilk
Vietnam Times. Diakses pada 2020. Coronavirus update: Covid-19 detected in breast milk, annouced German researchers.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan