Halodoc, Jakarta – Bagi seorang wanita, rasa nyeri di sekitar organ intim cukup mengkhawatirkan. Setiap rasa sakit di area tersebut memiliki nama medisnya. Misalnya, jika kamu mengalami nyeri pada vulva vagina, maka bisa saja kondisi tersebut mengindikasikan vulvodynia.

Vulvodynia adalah nyeri kronis atau ketidaknyamanan pada vulva (area di sekitar bagian luar vagina) tanpa dapat diidentifikasi penyebabnya. Kondisi tersebut biasanya berlangsung selama tiga bulan atau lebih. Jika kamu mengalami gejala vulvodynia, sebaiknya segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Gejala Vulvodynia yang Jangan Diabaikan

Gejala utama vulvodynia adalah rasa sakit terus menerus di dalam dan sekitar vulva dan vagina. Namun, kondisi tersebut sulit diidentifikasi dari gejala fisik yang terlihat, karena umumnya kulit vulva terlihat normal. 

Rasa sakit vulvodynia dideskripsikan seperti berikut:

• Seperti sensasi terbakar, menyengat, atau sakit. 
• Rasa sakit semakin parah jika dipicu oleh sentuhan. Seperti saat berhubungan seks atau saat memasukkan tampon.
• Rasa sakit juga memburuk saat duduk.
• Rasa nyeri hanya terbatas pada bagian vulva, seperti pembukaan vagina. 

Vulvodynia mempengaruhi vulva, organ genital eksternal wanita. Termasuk bagian labia, klitoris, dan lubang vagina. Terdapat dua jenis utama vulvodynia, yaitu:

• Generalized vulvodynia, yaitu nyeri di berbagai area vulva pada waktu yang berbeda. Nyeri vulva mungkin konstan atau terjadi sesekali. Sentuhan atau tekanan mungkin dapat menyebabkannya, dan hal tersebut dapat memperburuk rasa sakit.
• Localized vulvodyniais, nyeri pada salah satu area vulva. Seringkali terasa seperti sensasi terbakar. Jenis nyeri vulva ini biasanya disebabkan oleh sentuhan atau tekanan, seperti hubungan intim atau duduk terlalu lama. 

Meskipun terasa sakit, tapi penampilan vulva terlihat normal. Namun, ada juga yang mengalami tampilan sedikit meradang atau bengkak. Beberapa wanita yang mengalami vulvodynia juga memiliki masalah seperti vaginismus, di mana otot-otot di sekitar vagina mengencang tanpa sadar. Selain itu ada juga wanita yang mengalami sistitis interstisial, periode menstruasi yang menyakitkan, dan sindrom iritasi usus besar. 

Perawatan untuk Mengatasi Vulvodynia

Belum diketahui obat yang dapat menyembuhkan vulvodynia. Namun, saat ini tujuan perawatan adalah untuk mengelola rasa sakit, meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah terulangnya gejala. 

Salah satu yang diperlukan untuk mengelola gejala vulvodynia, yaitu perawatan dasar untuk area vulva dan genital secara keseluruhan. Contohnya:

• Kenakan pakaian dalam berbahan katun.
• Hindari celana ketat.
• Gunakan pembalut dan tampon tanpa pewangi.
• Hindari menggunakan sabun yang mengandung zat berbahaya di area vulva.
• Gunakan pelumas yang larut dalam air selama berhubungan seksual.
• Tepuk-tepuk hingga kering area genital setelah buang air kecil.

Gejala vulvodynia memang tidak mengancam jiwa, tapi masih dapat berdampak besar pada kehidupan sehari-hari. Misalnya dapat membuat wanita sulit untuk berhubungan intim, berolahraga, bersosialisasi, atau bekerja. 

Gejala yang parah atau kesulitan berhubungan intim juga dapat mempengaruhi hubunganmu dengan pasangan. Pada gilirannya juga dapat merusak citra diri dan membuat kamu merasa stres. 

Rasa sakit di area genital sering kali terasa memalukan untuk dibicarakan dan bisa membuat seorang wanita merasa terisolasi. Namun, jangan biarkan perasaan tersebut menghambat kamu untuk mendapatkan pertolongan medis profesional.

Jika kamu mengalami gejala vulvodynia, kamu bisa bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Setelah itu jangan ragu untuk mengunjungi dokter di rumah sakit jika memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:

NHS. Diakses pada 2022. Vulvodynia (vulval pain)

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Vulvodynia

Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Vulvodynia

WebMD. Diakses pada 2022. Vulvodynia

Healthy Women. Diakses pada 2022. Vulvodynia