Wanita Hamil yang Mengidap Diabetes, Benarkah Memberikan Risiko Bayi Terkena Spina Bifida?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 Juni 2021
Wanita Hamil yang Mengidap Diabetes, Benarkah Memberikan Risiko Bayi Terkena Spina Bifida?Wanita Hamil yang Mengidap Diabetes, Benarkah Memberikan Risiko Bayi Terkena Spina Bifida?

Halodoc, Jakarta - Spina bifida merupakan gangguan kesehatan yang dialami oleh ibu hamil dan memengaruhi banyak kehamilan setiap tahun. Kondisi ini ditandai dengan cacat lahir yang terjadi akibat terhambatnya pembentukan tabung saraf selama bayi dalam kandungan. Lantas, apakah benar jika wanita hamil yang mengidap diabetes menjadi salah satu faktor risiko spina bifida? Jawabannya adalah, ya. Yuk, ketahui penjelasannya di sini.

Baca juga: Apa yang Membedakan Postpartum Depression dan Baby Blues? 

Jika Dialami oleh Ibu Hamil, Diabetes Memicu Spina Bifida

Ada beberapa faktor risiko tertentu yang meningkatkan kemungkinan memiliki bayi dengan spina bifida. Salah satunya adalah ketika ibu hamil mengidap diabetes. Ini terjadi ketika kadar gula darah meningkat pada awal kehamilan. Kontrol gula darah yang baik dan manajemen diabetes dapat menurunkan risiko ini. Bukan itu saja, berikut ini sejumlah faktor risiko spina bifida yang perlu diwaspadai:

1. Obesitas

Wanita yang mengalami obesitas sebelum hamil berada pada risiko yang lebih tinggi untuk memiliki bayi mengidap spina bifida, daripada wanita dengan berat badan ideal. Hubungan antara obesitas pra-kehamilan dan cacat lahir tabung neural tidak jelas, tetapi satu teori adalah bahwa kebiasaan makan yang buruk dan nutrisi yang tidak memadai bisa berkontribusi. Teori lain adalah bahwa wanita gemuk sering memiliki diabetes yang menjadi faktor risiko bayi mengidap spina bifida dan cacat tabung saraf lainnya.

2. Riwayat Gangguan Kejang

Penggunaan antikonvulsan tertentu, seperti asam valproat dan carbamazapine dapat mengatur tahap untuk Neural Tube Defects (NTD) karena dapat menghalangi kemampuan tubuh untuk memproses asam folat.

3. Suhu Tubuh yang Tinggi

Peningkatan suhu tubuh tiga atau empat derajat (seperti dari demam atau sauna berkepanjangan dan penggunaan bak mandi panas) di awal kehamilan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko spina bifida.

Baca juga: Darah Tinggi saat Hamil, Apa yang Harus Dilakukan?

4. Asupan Asam folat

Tidak memadainya asupan asam folat (vitamin B9) dalam diet ibu adalah kunci untuk perkembangan janin yang sehat. Kekurangan asam folat meningkatkan risiko spina bifida dan defek tabung saraf lainnya. Itulah mengapa suplemen vitamin yang diberikan kepada ibu hamil biasanya mengandung asam folat. 

5. Status Sosial Ekonomi Rendah

Gizi buruk mungkin menjadi masalah salah satu faktor risiko spina bifida. Asam folat merupakan vitamin penting untuk perkembangan janin yang sehat. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dengan menambahkan asam folat dalam makanan dapat mengurangi risiko bayi terkena spina bifida.

Penelitian telah menunjukkan bahwa jika seorang wanita mengambil 400 mikrogram asam folat setiap hari sebelum dan sesudah hamil, maka akan mengurangi risiko memiliki bayi dengan spina bifida atau cacat tabung saraf lainnya sebanyak 70 persen.

Makanan yang tinggi asam folat secara alami termasuk sayuran hijau gelap, seperti brokoli dan bayam serta kuning telur dan buah jeruk juga sangat membantu sebagai asupan sehat. Meskipun begitu, mengonsumsi makanan yang sehat termasuk semua makanan ini tidak menjamin pasokan asam folat yang cukup.

Faktanya adalah bahwa kebanyakan orang tidak mengonsumsi folat yang direkomendasikan dari makanan saja. Itulah mengapa suplemen diperlukan untuk mencegah spina bifida. Apalagi sekarang ini banyak multivitamin mengandung dosis asam folat yang direkomendasikan.

Baca juga: Apa Pengaruh Anemia pada Kehamilan?

Oleh karena itu, kamu perlu menunjang nutrisi yang penting untuk janin dengan mengonsumsi suplemen atau multivitamin. Untuk membelinya, kamu bisa menggunakan fitur “toko kesehatan” di aplikasi Halodoc, ya.

Referensi:
NHS UK. Diakses pada 2021. Spina bifida.
Diabetes.org. Diakses pada 2021. diabetes linked to four times higher risk of birth defects.
WebMD. Diakses pada 2021. Study: Diabetes, Birth Defects Linked.



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan