Waspada, 4 Kebiasaan Ini Bisa Picu Anemia pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   10 Desember 2020
Waspada, 4 Kebiasaan Ini Bisa Picu Anemia pada AnakWaspada, 4 Kebiasaan Ini Bisa Picu Anemia pada Anak

Halodoc, Jakarta - Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah dalam tubuh menurun di bawah normal. Kondisi ini juga dapat terjadi pada anak-anak, yang membuat anak terlihat pucat, rewel, lelah, atau lemah. Penyebab anemia paling umum pada anak, yaitu kekurangan zat besi.

Meskipun anemia adalah hal yang umum terjadi pada anak-anak, orangtua tetap perlu waspada akan kebiasaan-kebiasaan yang memicunya. Selain itu, ketahui langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencegah kondisi ini. Kekurangan zat besi atau anemia yang tidak diobati memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. 

Baca juga: Ketahui 3 Cara Mencegah Anemia pada Bayi

Kebiasaan yang Sebabkan Anak Anemia

Perlu orangtua ketahui, anemia adalah penyakit yang dapat diatasi, terutama jika sudah terdeteksi sejak dini. Orangtua perlu memantau adakah kebiasaan anak yang memicu terjadinya anemia. Umumnya, kebiasaan menjadi faktor penyebab anemia pada anak, seperti:

  • Picky Eater atau Suka Pilih-pilih Makanan

Anak yang memiliki kebiasaan pilih-pilih makanan biasanya sering mengalami anemia karena kurangnya zat besi dan nutrisi pada asupan hariannya. Kurangnya zat besi membuat tubuh anak tidak mampu memproduksi protein dalam darah atau hemoglobin.

Sementara itu, hemoglobin dibutuhkan tubuh untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh anak. Oksigen penting supaya tubuh anak berfungsi dengan baik. Jika anak termasuk picky eater, pastikan anak mendapatkan makanan yang mengandung zat besi. Zat besi ada pada daging merah, kacang-kacangan, bayam, kentang, kuning telur, dan hati. 

  • Menjadi Vegetarian

Anak-anak tidak seharusnya menjadi vegetarian. Pola makan vegetarian menyebabkan anak mengalami anemia, terutama jika nutrisinya tidak tercukupi dengan baik. Saat anak tidak mengonsumsi daging-dagingan, maka sangat mungkin jika anak mengalami kekurangan zat besi atau anemia.

Baca juga: Bolehkah Anak Berpuasa Sehari Penuh?

  • Terlalu Banyak Minum Susu Sapi

Susu sapi bukan sumber zat besi yang baik seperti daging dan sayuran hijau. Susu sapi dapat membuat tubuh lebih sulit untuk menyerap zat besi. Balita berisiko anemia jika terlalu banyak minum susu sapi, tapi tidak mengonsumsi makanan yang kaya zat besi seperti sayuran hijau dan daging merah. 

Sebaiknya, batasi pemberian susu sapi pada anak hingga kurang dari 2 cangkir per hari. Terlalu banyak memberikan susu membuat anak mudah kenyang dan menurunkan jumlah asupan nutrisi dari makanan lainnya. 

  • Tidak Sarapan

Anak-anak dan remaja terkadang memiliki kebiasaan untuk melewatkan sarapan. Padahal tidak sarapan berisiko 1,2 kali mengalami anemia dibandingkan dengan anak yang sarapan. Perlu orangtua ketahui bahwa jumlah zat besi yang dibutuhkan setiap anak bisa berbeda, tergantung dari usia dan jenis kelaminnya. 

Inilah jumlah zat besi yang diperlukan anak:

  • Bayi 7-12 bulan: 11 mg per hari
  • Balita 1-3 tahun: 7 mg per hari
  • Ana 4-8 tahun: 10 mg perhari
  • Anak 9-13 tahun: 8 mg per hari
  • Remaja laki-laki: 11 mg per hari
  • Remaja perempuan: 15 mg per hari

Mengabaikan sarapan meningkatkan risiko anemia karena anak tidak memenuhi kecukupan zat besinya. Zat besi berkaitan erat dengan ketersediaan jumlah darah yang diperlukan. Apabila zat besi menurun, maka kadar hemoglobin dalam darah pun ikut turun.

Baca juga: Anak Mudah Lelah, Waspada Anemia pada Si Kecil

Itulah yang ayah dan ibu perlu ketahui mengenai kebiasaan yang dapat memicu anemia pada anak. Menghindari terjadinya kebiasaan-kebiasaan di atas adalah upaya yang perlu dilakukan agar anak tidak mudah mengalami anemia. 

Jika ayah dan ibu khawatir dengan gejala yang dialami anak, sebaiknya tanyakan juga pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang!

 

Referensi:

Kids Health. Diakses pada 2020. Iron-Deficiency Anemia
Healthy Children. Diakses pada 2020. Anemia in Children and Teens: Parent FAQs
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Iron deficiency in children: Prevention tips for parents

 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan