Waspada Penyakit Menular, Ini 6 Gejala Difteri

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 Agustus 2019
Waspada Penyakit Menular, Ini 6 Gejala DifteriWaspada Penyakit Menular, Ini 6 Gejala Difteri

Halodoc, Jakarta - Difteri adalah penyakit menular yang serius dan mengancam jiwa karena sangat menular dan dapat ditularkan dengan mudah. Difteri berbahaya karena bakteri yang menyebabkannya bisa menghasilkan racun yang kuat. 

Ketahui gejalanya untuk penanganan tepat. Gejala awal difteri termasuk demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan detak jantung meningkat. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai difteri, baca uraiannya di sini.

Gejala Difteri

Tanda dan gejala difteri biasanya dimulai dari 2–5 hari setelah seseorang terinfeksi. Berikut ini gejala umumnya:

  1. Terdapat selaput kelabu tebal yang menutupi tenggorokan dan amandel;

  2. Sakit tenggorokan yang dibarengi dengan suara serak;

  3. Terjadi pembesaran kelenjar getah bening di leher;

  4. Kesulitan bernapas;

  5. Hidung meler; dan

  6. Demam yang disertai dengan menggigil.

Pada beberapa orang, infeksi dengan bakteri penyebab difteri hanya menyebabkan penyakit ringan atau tidak ada tanda dan gejala yang jelas sama sekali. Orang yang terinfeksi bisa jadi juga tidak tahu kalau dirinya pembawa difteri. Ini dikarenakan, penyakit tersebut dapat menular tanpa si pembawa menjadi sakit.

Baca juga: Kenapa Difteri Mudah Menyerang Anak-Anak?

Kalau kamu mencurigai terkena difteri, bisa tanyakan langsung ke ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Adapun orang-orang yang berisiko tinggi tertular difteri termasuk:

  1. Anak-anak dan orang dewasa yang tidak memiliki imunisasi terbaru.

  2. Orang yang hidup dalam kondisi yang ramai dengan sirkulasi maupun sanitasi yang tidak sehat.

  3. Siapa pun yang bepergian ke suatu daerah di mana difteri sedang endemik.

Difteri jarang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa Barat, ataupun kawasan di mana pusat-pusat kesehatan tanggap terhadap vaksin. Namun, difteri masih sering terjadi di negara-negara berkembang di mana tingkat imunisasi masih sangat rendah.

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Difteri Mematikan

Penyebab Difteri

Bakteri Corynebacterium diphtheriae adalah penyebab difteri. Biasanya C. diphtheriae berkembang biak di atau dekat permukaan selaput lendir tenggorokan. C. diphtheriae menyebar melalui tiga jalur, yaitu:

  1. Tetesan di Udara

Ketika bersin atau batuk, orang yang terinfeksi melepaskan kabut dari tetesan yang terkontaminasi ke orang-orang yang di dekatnya, sehingga tanpa sengaja orang tersebut menghirup C. diphtheriae. Difteri menyebar dengan cara ini, terutama dalam kondisi ruangan yang penuh sesak.

  1. Barang-Barang Pribadi yang Terkontaminasi

Terkadang orang bisa terinfeksi difteri dari paparan barang-barang pribadi orang yang sebelumnya mengidap difteri. Misalnya, minum dari gelas yang tidak dicuci orang yang terinfeksi atau melakukan kontak dengan barang-barang lain di mana sekresi yang sarat bakteri dapat tanpa sengaja bermukim.

  1. Barang Rumah Tangga yang Terkontaminasi 

Dalam kasus yang jarang terjadi, difteri menyebar pada barang-barang rumah tangga bersama, seperti handuk atau mainan.

Baca juga: Ini Penyebab Munculnya Wabahh Difteri di Indonesia

  1. Perlukaan

Kamu juga bisa mendapatkan bakteri penyebab difteri dengan menyentuh luka yang terinfeksi. Orang yang telah terinfeksi oleh bakteri difteri dan yang belum diobati dapat menginfeksi orang yang tidak kebal hingga enam minggu, bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apa pun.

Penyakit difteri tidak bisa dianggap remeh karena bisa menyebabkan timbulnya komplikasi, terutama bila tidak segera diobati. Beberapa komplikasi tersebut adalah:

  • Masalah Pernapasan

Bakteri penyebab difteri dapat menghasilkan racun yang merusak jaringan di area infeksi langsung,  biasanya hidung dan tenggorokan. Di area ini, infeksi menghasilkan membran keras berwarna kelabu yang terdiri dari sel-sel mati, bakteri dan zat-zat lainnya. Membran ini bisa menghambat pernapasan.

  • Kerusakan Jantung 

Racun difteri dapat menyebar melalui aliran darah dan merusak jaringan lain di tubuh, seperti otot jantung, sehingga menyebabkan komplikasi seperti peradangan otot jantung (miokarditis). Kerusakan jantung akibat miokarditis dapat menyebabkan gagal jantung kongestif dan kematian mendadak.

  • Kerusakan Saraf 

Racun difteri juga dapat menyebabkan kerusakan saraf. Target khususnya adalah saraf tenggorokan, di mana konduksi saraf yang buruk dapat menyebabkan kesulitan menelan. Saraf pada lengan dan tungkai juga bisa meradang, menyebabkan kelemahan otot. Dengan perawatan, kebanyakan orang dengan difteri selamat dari komplikasi ini, tetapi pemulihannya seringkali lambat.

Referensi:

Healthline (Diakses pada 2019). Diphtheria
Vaccine Knowledge Project (Diakses pada 2019). Diphtheria
Mayo Clinic (Diakses pada 2019). Diphtheria

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan