Waspada Diabulimia, Gangguan Makan Paling Berbahaya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   04 Mei 2020
Waspada Diabulimia, Gangguan Makan Paling BerbahayaWaspada Diabulimia, Gangguan Makan Paling Berbahaya

Halodoc, Jakarta - Pernah dengar penyakit diabulimia sebelumnya? Diabulimia sendiri terdiri dari dua kata, dia yang berasal dari diabetes dan bulimia. Diabetes adalah penyakit yang memengaruhi cara tubuh menggunakan gula darah, sementara bulimia adalah gangguan makan. Bulimia terjadi ketika seseorang merasa makan berlebihan dan kemudian membersihkannya dengan muntah atau menggunakan obat pencahar untuk menurunkan berat badan.

Diabulimia digunakan untuk merujuk seseorang dengan diabetes tipe 1 yang melewatkan dosis insulin untuk menurunkan berat badan. Meskipun diabulimia tidak termasuk dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), akan tetapi gangguan ini dapat mengakibatkan masalah medis yang serius.

Baca juga: Jika Mengalami Bulimia, Rahasiakan atau Ceritakan?

Siapa yang Bisa Mengidap Diabulimia?

Kondisi ini kebanyakan mempengaruhi wanita. Wanita dari segala usia dua kali lebih mungkin untuk mendapatkan gangguan makan ketika mereka mengidap diabetes tipe 1. Sekitar 30 persen remaja juga meninggalkan perawatan insulin mereka untuk mengurangi berat badan.

Gangguan makan ini tidak memiliki penyebab yang jelas. Namun, terkadang tingkat stres yang tinggi atau trauma keluarga juga dapat memicu gangguan makan.

Mengapa Diabulimia Disebut Paling Berbahaya?

Diabulimia terjadi ketika seseorang melewatkan insulin yang ia butuhkan untuk mengobati diabetes tipe 1, sementara hal ini sengaja dilakukan untuk menurunkan berat badan. Ketika seseorang memiliki diabetes tipe 1, tubuh tidak dapat membuat insulin. Artinya, seseorang tidak dapat menggunakan gula untuk energi, sehingga gula darah naik dan dilepaskan secara berlebihan dalam urine. 

Tanpa cukup insulin, seseorang juga membuat keton sebagai sumber energi, yang dapat menyebabkan anoreksia dan penurunan berat badan. Ini dapat menyebabkan ketoasidosis diabetikum, yang dapat menyebabkan koma atau kematian.

Komplikasi diabulimia adalah campuran dari efek diabetes dan bulimia itu sendiri. Beberapa komplikasi berbahaya tersebut antara lain: 

  • Kadar gula darah tinggi;

  • Gula dalam urine yang tinggi;

  • Kebingungan;

  • Dehidrasi;

  • Kehilangan otot;

  • Ketoasidosis diabetikum;

  • Kolesterol tinggi;

  • Infeksi kulit akibat bakteri;

  • Infeksi jamur;

  • Menstruasi yang abnormal;

  • Infeksi Staph;

  • Kerusakan pembuluh darah di mata (retinopati);

  • Mati rasa di tangan dan kaki dari kerusakan saraf;

  • Penyakit arteri perifer;

  • Dinding arteri yang lebih tebal (aterosklerosis);

  • Penyakit hati;

  • Kadar natrium dan kalium rendah;

  • Stroke;

  • Koma;

  • Kematian.

Melansir Web MD, gangguan makan memiliki tingkat kematian tertinggi dari semua penyakit mental. Wanita yang tidak menggunakan insulin untuk menurunkan berat badan meninggal rata-rata 10 tahun lebih awal daripada wanita tanpa gangguan makan.

Karena cukup berbahaya, kondisi ini memerlukan penanganan sesegera mungkin. Kamu bisa memeriksakannya ke rumah sakit terdekat jika kamu atau seseorang mengalaminya. Tidak perlu repot, kini kamu bisa membuat janji dengan dokter di Halodoc langsung di aplikasinya. 

Baca juga: Yang Perlu Diketahui Tentang Diabetes Tipe 1

Apa Saja Gejala Diabulimia?

Tanda diabulimia pertama dan paling jelas adalah penurunan berat badan yang tidak disengaja. Gejala lain termasuk:

  • Merasa lelah sepanjang waktu;

  • Merasa haus banyak;

  • Sering berpikir atau berbicara tentang citra tubuh;

  • Catatan gula darah yang tidak cocok dengan pembacaan hemoglobin A1c;

  • Depresi atau perubahan suasana hati;

  • Kerahasiaan tentang gula darah, insulin, makanan, atau kebiasaan makan;

  • Kerap membatalkan janji dokter;

  • Makan lebih sering, terutama makanan bergula;

  • Pubertas tertunda;

  • Stres dalam keluarga;

  • Rambut rontok;

  • Kulit kering;

  • Napas berbau manis (tanda ketoasidosis);

  • Banyak berolahraga.

Baca juga: Gangguan Makan yang Perlu Diketahui

Pengobatan Diabulimia

Diabulimia memerlukan perawatan profesional. Jika kamu atau seseorang yang dekat denganmu menunjukkan tanda-tanda diabulimia, cari bantuan nutrisi, medis, dan psikologis dari para profesional kesehatan seperti:

  • Ahli endokrin;

  • Konselor diabetes;

  • Perawat;

  • Ahli gizi yang berspesialisasi dalam gangguan makan atau diabetes;

  • Konselor / psikolog.

Konseling adalah sumber bantuan yang baik untuk mengatasi diabulimia. Beberapa jenis terapi yang bisa membantu, yaitu: 

  • Terapi perilaku kognitif (CBT), yang bekerja untuk mengubah cara seseorang berpikir untuk mengubah caranya  bertindak;
  • Terapi kelompok, yang memberikan dukungan dari orang lain yang mengalami diabulimia;
  • Terapi berbasis keluarga (FBT), yang mencakup seluruh keluarga. Ini bisa menjadi alat yang baik untuk orangtua dengan remaja yang berurusan dengan gangguan tersebut.

Itulah hal-hal penting yang perlu diwaspadai tentang diabulimia. Nyatanya, mengobati diabulimia bukan cara cepat. Dibutuhkan banyak pendekatan dan kerja keras untuk mengubah pola perilaku dan belajar mengelola pemicu.

Referensi:
Mirror UK. Diakses pada 2020. Diabulimia.
National Eating Disorders Association. Diakses pada 2020. Diabulimia.
Web MD. Diakses pada 2020. Diabulimia.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan