Waspada, Ini Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan Kulit

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   26 Juli 2022

“Dampak perubahan iklim pada kesehatan dapat dirasakan secara langsung, salah satunya pada kesehatan kulit. Perubahan iklim mempengaruhi penyebaran dan tingkat keparahan infeksi kulit, bahkan kanker kulit.”

Waspada, Ini Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan KulitWaspada, Ini Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan Kulit

Halodoc, Jakarta – Perubahan iklim secara global tampaknya kian terasa. Gejala perubahan iklim dapat terlihat dari turunnya curah hujan dan cuaca yang semakin panas. Dampak perubahan iklim pada kesehatan dapat dirasakan secara langsung, salah satunya pada kesehatan kulit.

Bagaimanapun kulit adalah organ yang paling terpapar oleh perubahan lingkungan. Kulit cenderung memiliki kepekaan yang tinggi terhadap iklim.

Misalnya, pemanasan global, penggundulan hutan, dan perubahan curah hujan berkaitan dengan penyebaran penyakit menular. Lingkungan yang hangat dan lembab juga dapat memicu perpindahan bakteri dan jamur yang menyebabkan penyakit kulit.

Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan Kulit

Perubahan iklim yang kian tidak terkendali terus menimbulkan masalah yang dapat mengancam kehidupan di bumi.

Bahkan perubahan iklim diketahui sebagai sumber penyebab masalah kulit serius yang dapat semakin memburuk. 

Melansir National Institutes of Health dan American Academy of Dermatology, bahwa perubahan iklim mempengaruhi penyebaran dan tingkat keparahan kondisi kulit. Misalnya:

  • Infeksi kulit.
  • Efek yang lebih parah dari paparan sinar matahari.
  • Transmisi bakteri dan virus melalui air.

Hal ini berarti semakin panas cuaca, semakin besar risiko kemungkinan orang akan mengalami masalah kesehatan kulit.

Kabarnya penyakit kulit menular semakin meningkat hampir di seluruh dunia. Hal ini bisa terjadi karena iklim yang semakin panas menyebabkan pertumbuhan bakteri dan penyebaran virus. Penyakit kulit jamur juga semakin menyebar dan membawa mikroba lebih jauh ke berbagai penjuru dunia.

Habitat Parasit Penyebab Penyakit Kulit Semakin Meluas

Perubahan iklim juga berdampak pada habitat parasit yang menyebarkan penyakit.

Misalnya, penyakit Lyme yang ditularkan melalui kutu telah meningkat di beberapa bagian Amerika Serikat akibat pemanasan global.

Parasit ini berkembang di lingkungan yang lebih hangat dan hidup lebih lama, karena perubahan suhu antar musim menjadi tidak terlalu ekstrem bagi mereka untuk bertahan hidup.

Lebih parahnya lagi, hewan parasit seperti tikus, yang membawa kutu penyebab penyakit, juga tumbuh subur di iklim yang memanas.

Risiko Penyakit Kanker Kulit Meningkat

Dalam kondisi perubahan iklim ini, risiko kanker kulit juga meningkat. Di beberapa negara yang memiliki musim gugur, kini sering kali terasa seperti musim panas.

Karena tetap lebih hangat selama berminggu-minggu, maka orang menghabiskan banyak waktu di luar ruangan sehingga meningkatkan paparan sinar matahari.

Ketika lapisan ozon pelindung bumi semakin menipis, maka lebih banyak sinar UV dari matahari yang menembus atmosfer bumi. Paparan radiasi yang lebih besar ini meningkatkan risiko penyakit kanker kulit, serta sejumlah kondisi yang menyebabkan kulit menua sebelum waktunya. 

Kanker kulit melanoma merupakan bahaya terbesar yang akan dihadapi dari peningkatan radiasi kulit.

Hal tersebut bisa semakin parah karena suhu yang lebih hangat dan polusi udara, yang dapat mengiritasi kulit dan mengubah penampilannya. Apalagi polusi udara sering menjadi penyebab wabah peradangan kulit.

Masalah kulit selanjutnya yang umum terjadi akibat perubahan iklim yaitu eksim. Kondisi eksim memicu iritasi, ruam, dan gatal pada kulit. Eksim dapat kambuh karena berbagai alasan, salah satunya adalah polusi udara.

Kebakaran hutan terjadi karena perubahan iklim berdampak pada peningkatan wabah eksim. Sebab, asapnya dapat mengiritasi kulit.

Selain itu, polusi udara yang terjadi karena kebakaran hutan juga dapat menyebabkan psoriasis dan lupus.

Itulah dampak perubahan iklim pada kesehatan kulit. Nah, agar kesehatan kulit tetap terjaga, cobalah kenakan pakaian yang menutup kulit dan gunakan krim sunscreen pada seluruh kulit yang terpapar matahari saat hendak berpergian. 

Jika memiliki masalah terkait kesehatan kulit, segera tanyakan pada dokter di aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran penanganan. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Walk-in Dermatology. Diakses pada 2022. How Climate Change Can Affect Your Skin
Dermatology Times. Diakses pada 2022. Climate Change Takes Toll on Skin Health
NIH. Diakses pada 2022. Climate change and skin

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan