Waspada Kemunculan Varian Delta Plus dari Virus COVID-19

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   22 Oktober 2021
Waspada Kemunculan Varian Delta Plus dari Virus COVID-19Waspada Kemunculan Varian Delta Plus dari Virus COVID-19

“Virus COVID-19 varian Delta bermutasi menjadi Delta plus yang disebut dengan AY.4.2. Virus ini dilaporkan telah menjangkiti beberapa wilayah di Inggris, serta terdeteksi di sejumlah negara bagian Amerika Serikat. Lantas, apa saja yang perlu diketahui terkait dengan AY.4.2?”

Halodoc, Jakarta – Baru-baru ini Rusia mencatat adanya varian terbaru virus COVID-19 yang bernama AY.4.2. Dengan munculnya varian tersebut, Peneliti senior di Institut Penelitian Ilmiah Pusat Epidemiologi Rusia bernama Kamil Khafizov mengatakan jika hal tersebut akan memperburuk situasi di negaranya.

Merebaknya varian Delta saja sudah membuat negara tersebut kewalahan dengan lonjakan kasus yang parah. Adanya mutasi genetik varian Delta kemungkinan besar akan memicu lonjakan lebih parah dari sebelumnya. Faktanya, varian AY.3.2 menyebar 10-15 persen lebih cepat dari varian sebelumnya.

Virus COVID-19 varian ini memang belum sampai ke Indonesia dan jangan sampai hal tersebut terjadi. Berikut beberapa penjelasan selengkapnya tentang asal-usul dan serba-serbi lainnya terkait varian AY.3.2!

Baca juga: Alasan COVID-19 Berisiko Fatal pada Pengidap Autoimun

1. Ditemukan Pertama Kali di Inggris

Varian Delta yang belum bermutasi ditemukan pertama kali pada Oktober tahun lalu. Kemudian, varian tersebut bermutasi dan dikenal dengan nama Delta plus atau AY.4.2. Mutasi varian Delta ditemukan pertama kali di Inggris pada September 2021. Hingga kini, varian AY.4.2 disebut masih terus berkembang di negara tersebut.

2. Dinilai Lebih Mudah Menular

Hingga kini, varian AY.4.2 memang belum dikategorikan sebagai variant of concern (VoC). Namun, kasusnya mulai mengkhawatirkan, karena dinilai lebih menular dari varian sebelumnya dan menyumbangkan sebanyak 6 persen kasus di Inggris. Kemarin (21/10) ditemukan 50.000 kasus baru varian AY.4.2 di negara tersebut.

Baca juga: Begini Cara Membaca Oximeter untuk Cek Saturasi Oksigen

3. Tidak Menggantikan Varian Delta Sebelumnya

Varian AY.4.2 tidak menggantikan varian Delta sebelumnya. Varian tersebut tentu saja harus dipantau, meski tidak akan menggantikan kehebohan Delta saat pertama kali ditemukan hingga saat ini. Faktanya, varian Delta masih dominan di beberapa wilayah selama 6 bulan belakangan, dan belum digantikan oleh varian lain.

4. Negara yang Sudah Terjangkit

Varian Delta plus memang pertama kali ditemukan di Inggris. Seiring berjalannya waktu, varian ini menginfeksi beberapa negara, termasuk Rusia yang baru dikonfirmasi kemarin. Adanya varian baru tersebut memicu lonjakan kasus di Rusia, yang saat ini sudah mencapai kasus tertinggi.

Baca juga: Alasan Pengidap COVID-19 Memerlukan Alat Saturasi Oksigen

Itulah penjelasan lengkap mengenai kemunculan varian Delta plus dari virus COVID-19. Meski kasusnya kini terbilang rendah, kamu tetap harus mawas diri. Tetap memakai masker saat keluar rumah, rajin mencuci tangan, jauhi kerumunan, dan konsumsi makanan sehat bergizi seimbang guna menunjang kesehatan.

Tidak sampai di situ saja, menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh dapat dilakukan dengan mengonsumsi suplemen atau vitamin. Kamu bisa mendapatkannya dengan satu kali klik melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasinya segera!

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2021. The ‘Delta Plus’ AY.4.2 Coronavirus Variant Is Rising in the U.K.

CNBC International. Diakses pada 2021. The delta variant has a mutation that’s worrying experts: Here’s what we know so far.

BBC News. Diakses pada 2021. Covid-19: New mutation of Delta variant under close watch in UK.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan