Waspada Kolera Dapat Sebabkan Dehidrasi Berlebihan

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   03 April 2019
Waspada Kolera Dapat Sebabkan Dehidrasi BerlebihanWaspada Kolera Dapat Sebabkan Dehidrasi Berlebihan

Halodoc, Jakarta - Menjaga lingkungan tempat tinggal tetap bersih adalah sebuah keharusan. Lingkungan yang buruk atau sanitasi yang tidak terjaga dengan baik menjadi sarang berkembangnya penyakit, terutama yang disebabkan oleh bakteri, kuman, dan virus. Salah satunya adalah kolera, yang bisa mewabah dan membuat pengidapnya mengalami diare. Akibat mengidap kolera, seseorang bisa mengalami dehidrasi hebat akibat cairan tubuhnya terus berkurang akibat diare.

Sayangnya tidak semua orang yang mengidap kolera mengalami gejala dan tidak sadar telah terinfeksi bakteri penyebab kolera, Vibrio cholerae. Dari seluruh orang yang terinfeksi kolera, hanya 10 persen di antaranya yang menunjukkan gejala.

Selain itu, meski tidak memiliki gejala, pengidap kolera masih bisa menularkan penyakit ini kepada orang lain melalui tinja yang mengandung bakteri kolera dan mencemari air selama 1-2 pekan. Kolera juga menyebabkan beberapa gejala yang mungkin terjadi, yakni:

  • Kehilangan cairan tubuh. Gejala ini bisa muncul secara tiba-tiba, cairan yang hilang pun bisa mencapai  1 liter per jam. Terkadang kita pun sulit untuk membedakan antara diare akibat kolera atau penyakit lain. Namun diare akibat kolera menyebabkan pengidapnya tampak pucat.

  • Mual dan muntah. Orang yang terjangkit bakteri kolera merasa mual dan muntah selama beberapa jam pada tahap awal terinfeksi.

  • Kram perut. Kram perut terjadi lantaran tubuh mulai kehilangan senyawa penting seperti sodium, klorida, dan potasium akibat diare berkepanjangan.

  • Dehidrasi. Akibat kehilangan cairan melalui mual, muntah, atau diare, pengidap kolera nisa mengalami dehidrasi berlebihan. Dehidrasi parah dapat dikatakan terjadi jika tubuh kehilangan cairan lebih dari 10 persen total berat tubuh. Gejala dehidrasi yang terlihat seperti mulut terasa kering, aritmia atau gangguan irama jantung, mata cekung, mudah marah, merasa haus, tubuh lesu, hipotensi atau tekanan darah rendah, letargi, urine yang keluar sedikit atau bahkan tidak ada, kulit berkerut dan kering.

Baca Juga:  Hati-Hati, Kolera Bisa Menyerang Hewan Unggas

Penyebab Kolera

Penyebab kolera adalah bakteri Vibrio cholerae. Namun, efek mematikan dari penyakit adalah hasil dari racun yang disebut CTX (toksin kolera) yang dihasilkan oleh bakteri kolera di usus kecil. CTX berikatan dengan dinding usus, yang mengganggu aliran normal natrium dan klorida. Akibat hal ini, tubuh bereaksi dengan mengeluarkan sejumlah besar air, yang menyebabkan diare dan hilangnya cairan dan garam (elektrolit) secara cepat. Sumber utama penyakit ini datang dari air yang terkontaminasi.

Selain itu, kamu wajib waspada beberapa jenis makanan mentah seperti kerang, buah-buahan, dan sayuran yang tidak dicuci bersih.

Pengobatan Kolera

Beberapa tindakan perawatan untuk mengobati kolera yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Rehidrasi: Hal ini bertujuan mengganti kehilangan cairan dan elektrolit dengan menggunakan larutan rehidrasi sederhana, yakni garam rehidrasi oral (oralit). Solusi oralit tersedia sebagai bubuk yang dapat dilarutkan dalam air rebus atau botol. Tanpa rehidrasi yang benar, sekitar setengah jumlah pengidap kolera dapat meninggal. Dengan pengobatan ini, jumlah korban jiwa turun menjadi kurang dari 1 persen.

  • Cairan intravena: selama epidemi kolera, kebanyakan orang dibantu dengan rehidrasi oral saja, tetapi orang-orang mengidap dehidrasi parah mungkin perlu cairan intravena.

  • Antibiotik: meski antibiotik bukan merupakan bagian penting dari pengobatan kolera, beberapa obat ini dapat mengurangi baik jumlah dan durasi diare terkait kolera. Dosis tunggal doxycycline (Monodox, Oracea, Vibramycin) atau azithromycin (Zithromax, Zmax) mungkin efektif.

  • Suplemen Zinc: Penelitian menunjukkan bahwa zinc dapat menurun dan memperpendek durasi diare pada anak-anak dengan kolera.

Sementara, beberapa gaya hidup yang mampu mencegah munculnya kolera, antara lain:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum memegang makanan. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol.

  • Minum hanya air yang aman, termasuk botol air, air yang Anda telah direbus atau didesinfeksi sendiri. Di tempat yang tak jelas sanitasinya, gunakan air kemasan bahkan untuk menyikat gigi. Minuman panas umumnya aman, sebagaimana kaleng atau botol minuman, tapi bersihkan bagian luar sebelum kamu membukanya.

  • Makan makanan yang benar-benar matang, panas, dan hindari penjual makanan jalanan, jika memungkinkan.

Baca Juga: Ketahui Penanganan Penyakit Kolera pada Anak

Jika ingin mengetahui lebih banyak mengenai tentang kolera, kamu bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Talk to a Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan