Waspada Pembuluh Darah Kepala Pecah, Bisa Bikin Koma

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 Februari 2019
Waspada Pembuluh Darah Kepala Pecah, Bisa Bikin KomaWaspada Pembuluh Darah Kepala Pecah, Bisa Bikin Koma

Halodoc, Jakarta – Pembuluh darah punya peran penting dalam memasok oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Adanya gangguan sekecil apa pun meningkatkan risiko pembuluh darah pecah yang bisa berakibat fatal, mulai dari matinya sel - sel otak hingga koma. Tapi, mengapa pembuluh darah bisa sebabkan koma? Ketahui faktanya di sini.

Baca Juga: 5 Hal Ini Bisa Sebabkan Darah Menggumpal di Pembuluh Vena

Pembuluh Darah Bisa Pecah di Banyak Tempat

Salah satunya di otak. Jika pembuluh darah pecah di otak, kamu rentan mengalami perdarahan otak atau disebut hemorrhage. Perdarahan ini memicu pembengkakan otak hingga matinya sel - sel otak. Ada banyak faktor pemicu pecahnya pembuluh darah di otak, antara lain hipertensi, cedera kepala berat, ada tumor pada otak kelainan pembuluh darah, dan pelebaran dinding pembuluh darah (aneurisma).

Kondisi ini ditandai dengan sakit kepala berat, penglihatan berkurang, sulit menelan, muntah, mudah mengantuk, penurunan kesadaran, kebingungan, serta gangguan koordinasi dan keseimbangan tubuh.

Pembuluh Darah Pecah Bisa Sebabkan Koma

Koma adalah situasi medis darurat yang ditandai hilangnya kesadaran dalam jangka waktu tertentu. Pengidap koma tidak menyadari keadaan sekitar, tidak bisa merespons suara atau rasa sakit, dan refleks dasar tubuh menjadi berkurang. Kondisi ini menyebabkan penurunan aktivitas dalam otak yang dipicu oleh beberapa kondisi, seperti cedera otak parah, keracunan alkohol, infeksi otak (ensefalitis), dan pecahnya pembuluh darah.

Seseorang yang mengalami pembuluh darah pecah perlu mendapatkan bantuan pernapasan segera, terlebih jika mengalami koma dan kadar oksigen dalam darah terus berkurang. Jika diperlukan, pengidap diberi napas buatan dengan ventilator untuk memastikan otak dan organ cukup oksigen. Obat dan cairan diberikan lewat infus sesuai tingkat keparahan pengidap.

Selama koma, kondisi pengidap dipantau secara ketat mulai dari irama jantung, kadar oksigen darah, tekanan darah, laju pernapasan, dan pemantauan tekanan rongga kepala. Apabila kondisi sudah stabil, dokter bisa melanjutkan tindakan pengobatan.

Pulihnya kesadaran orang koma berlangsung secara bertahap. Ada sebagian pengidap yang sembuh total tanpa mengalami cacat, tapi ada juga yang mengalami gangguan fungsi otak seperti penurunan kognitif hingga kelumpuhan. Pengidap yang mengalami cacat setelah koma ini yang perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut, seperti fisioterapi, psikoterapi, terapi bicara, dan ahli terapi okupasi.

Baca Juga: Koma Bisa Terjadi Bertahun-Tahun, Mengapa?

Pembuluh Darah Pecah Bisa Dicegah

Caranya dengan menghentikan kebiasaan negatif yang bisa meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah, seperti merokok dan minum alkohol. Pecahnya pembuluh darah akibat cedera otak bisa dicegah dengan memakai helm, sabuk pengaman, dan patuhi peraturan lalu lintas saat berkendara.

Bagi pengidap hipertensi atau penyakit jantung, kedua penyakit ini perlu segera diobati untuk mencegah pecahnya pembuluh darah. Sedangkan bagi pengidap diabetes, jaga kadar gula darah normal. Caranya dengan menjaga pola makan, konsumsi makanan bergizi seimbang, kelola stres, dan rutin berolahraga.

Kalau kamu punya keluhan pada kepala, misalnya pusing terus – menerus, bicara pada dokter Halodoc untuk mencari tahu penyebab pastinya. Gunakan fitur Contact Doctor yang ada di Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan