Waspada, Retinoblastoma Ternyata Banyak Menyerang Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Oktober 2018
Waspada, Retinoblastoma Ternyata Banyak Menyerang AnakWaspada, Retinoblastoma Ternyata Banyak Menyerang Anak

Halodoc, Jakarta – Retinoblastoma adalah kanker mata yang banyak menyerang anak-anak dan jarang ditemukan pada orang dewasa. Penyakit ini menyerang retina yang terletak pada dinding bola mata bagian belakang. Saat terjadi retinoblastoma, sel-sel mata yang disebut retinoblas tidak berubah menjadi sel matang, melainkan terus membelah diri sehingga membentuk kanker pada retina.

Komplikasi retinoblastoma yang perlu diwaspadai adalah ablasio retina, perdarahan dalam bola mata, glaukoma, peradangan jaringan bola mata dan sekitarnya (selulitis orbita), serta bola mata berkerut dan tidak berfungsi normal (phthisis bulbi).

Apa Penyebab Retinoblastoma?

Penyebab retinoblastoma belum bisa dipastikan. Namun, para ahli menduga bahwa sebagian kasus penyakit ini diturunkan oleh orang tua (faktor genetik). Jika terjadi karena faktor genetik, biasanya retinoblastoma akan menyerang kedua mata. Sedangkan, retinoblastoma yang tidak diturunkan orang tua umumnya hanya mengenai salah satu mata.

Apa Tanda dan Gejala Retinoblastoma?

Gejala utama dari retinoblastoma adalah leukokoria, yaitu adanya warna putih pada pupil mata saat disinari cahaya. Pembuluh darah yang berada di belakang mata seharusnya memancarkan warna merah jika disinari cahaya. Tanda dan gejala lainnya adalah pembengkakan mata, mata terlihat seperti melihat ke arah yang berlainan (lazy eye), mata merah, dan pupil selalu terbuka lebar.

Ada tiga tahap perkembangan retinoblastoma yang perlu diketahui. Berikut ini di antaranya:

  • Intraocular retinoblastoma. Pada tahap ini, sel kanker belum menyebar ke jaringan luar mata.
  • Extraocular retinoblastoma. Pada tahap lanjutan ini, sel kanker menyebar ke luar mata atau tubuh bagian lain.
  • Recurrent retinoblastoma. Pada tahap ini, retinoblastoma muncul kembali pada mata atau bagian tubuh lainnya.

Bagaimana Diagnosis dan Pengobatan Retinoblastoma?

Dokter akan menggunakan alat yang dinamakan oftalmoskop untuk melihat kondisi dalam mata, termasuk memeriksa kemungkinan tumor pada mata. Pemindaian dengan USG mata, CT scan atau MRI bisa dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan retinoblastoma yang dibedakan berdasarkan luas penyebaran dan lokasi kanker. Setelah diketahui, dokter akan menentukan langkah penanganan yang akan dilakukan.

Setelah didiagnosis, langka penanganan berdasarkan tingkat keparahan retinoblastoma. Ada beberapa pilihan terapi yang bisa dilakukan untuk membunuh sel kanker pada retinoblastoma, di antaranya dengan terapi laser, krioterapi, termoterapi, radioterapi, dan kemoterapi. Jika tumor yang tumbuh sangat besar dan sulit ditangani dengan metode lain, dokter bisa merekomendasikan operasi pengangkatan bola mata.

Apakah Retinoblastoma Bisa Dicegah?

Tentu bisa. Salah satu caranya dengan melakukan pemeriksaan mata secara rutin. Anak-anak yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat retinoblastoma perlu memeriksakan mata ke dokter setiap bulan hingga berusia 1 tahun. Semakin dini retinoblastoma dideteksi, semakin besar tingkat keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Ibu dan pasangan perlu melakukan pemeriksaan mata secara rutin, setidaknya 1 tahun sekali untuk deteksi dini retinoblastoma.

Itulah fakta tentang retinoblastoma yang banyak menyerang anak-anak. Kalau Si Kecil memiliki keluhan pada mata, segera berbicara dengan dokter Halodoc untuk mengetahui penyebab dan mendapat penanganan yang tepat. Ibu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan