Waspadai 5 Dampak Buruk Menakut-nakuti Anak

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   09 Agustus 2022

“Tumbuh besar dengan disiplin yang terbangun dengan cara menakut-nakuti anak akan berdampak pada tumbuh kembangnya. Anak bisa kehilangan rasa percaya diri, kecemasan, dan jadi sangat bergantung kepada orang lain.”

Waspadai 5 Dampak Buruk Menakut-nakuti AnakWaspadai 5 Dampak Buruk Menakut-nakuti Anak

Halodoc, Jakarta –  Mendisiplinkan anak adalah bagian dari pola asuh. Mengajari anak disiplin sejak dini akan membentuk perilaku anak yang akan dibawanya sampai dewasa kelak. Sayangnya, sebagian orang tua mendisiplinkan anak dengan cara yang salah, salah satunya dengan menakut-nakuti anak.

Misalnya, supaya anak mau tidur, orang tua menakut-nakuti anak dengan mengatakan akan ada hantu yang datang mengambil anak-anak yang tidak mau tidur. Tumbuh besar dengan disiplin yang terbangun dari rasa takut akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Informasi selengkapnya mengenai dampak buruk menakuti anak bisa dibaca di sini!

Menakuti Anak Bisa Memicu Trauma Seumur Hidup

Ketakutan yang dibangun atas nama disiplin pada masa anak-anak adalah pemicu gangguan pasca-trauma, serangan panik, dan gangguan kecemasan. Bahkan, efek psikologisnya bisa sampai ke fobia. 

Ketakutan akan sesuatu yang datang kalau tidak lekas tidur bisa terbawa sampai dewasa. Bisa jadi itu penyebab mengapa ada orang dewasa yang takut tidur jika lampu dimatikan atau takut sendirian.

Nah, berikut ini adalah dampak buruk menakut-nakuti anak yang perlu diwaspadai orang tua!

1. Membangun Kenangan Buruk

Anak-anak yang didisiplinkan dengan dibuat takut akan memiliki memori tidak menyenangkan mengenai suatu hal. Misalnya, jadi takut gelap, tidak mau keluar sendirian, atau adanya gambaran buruk akan suatu hal atau profesi.

Orang tua sering juga menakuti anaknya, misal saat anak nakal, maka ia akan diserahkan pada polisi, dan lain-lain. Bisa jadi, seiring dengan pertambahan usia anak, terbangun gambaran buruk akan profesi-profesi tersebut.

2. Tumbuh Kurang Percaya Diri

Pada umumnya tujuan orang tua menakuti anak adalah untuk melindungi anak dari bahaya. Namun, alih-alih terlindungi, anak bisa menjadi takut berlebihan dan bukannya menghadapi rasa takutnya tetapi menghindari.Ini bisa menjadi penyebab anak tumbuh menjadi kurang percaya diri.

Sejak dini, orang tua perlu mengajari anak bagaimana menghadapi dan menyelesaikan rasa takutnya. Anak-anak perlu diberi pemahaman dan kesadaran kalau mereka bisa menghadapi masalah dan bukannya menghindarinya.

3. Kecemasan Berlebihan

Anak-anak yang dibesarkan dengan rasa takut akan tumbuh menjadi remaja ataupun orang dewasa yang mengalami kecemasan berlebihan. Ketika orang tua menakut-nakuti anak supaya tidak melakukan sesuatu, hal ini bisa membangkitkan kecemasan berlebihan. 

Pelarangan akan suatu hal yang disadari oleh penjelasan yang lebih masuk akal dan kesadaran positif, akan lebih diterima anak sebagai sesuatu yang baik tanpa menyebabkan trauma. 

4. Menyebarkan Ketakutan yang Sama ke Anak Lain

Anak yang dijejali dengan ketakutan ketika berinteraksi dengan teman-teman sebayanya dan saling berbagi pengalaman negatif, bisa menyebarkan ketakutan yang sama ke anak yang lain. Akan ada distribusi trauma dan kesalahpahaman mengenai suatu informasi, misalnya soal gelap, nasi yang menangis karena tidak dihabiskan dan lain sebagainya. 

5. Sangat Tergantung kepada Orang Lain

Hal lainnya lagi yang perlu diwaspadai orang tua sebagai akibat dari sering menakuti anak adalah anak bisa jadi sangat bergantung pada orang lain. Ketakutan memicu kecemasan menghadapi masalah sendirian sehingga bisa membuat anak membutuhkan keberadaan orang lain. Padahal, dalam hidup seringkali masalah harus diselesaikan sendiri dan keluarga tidak selalu ada untuk mendukung. 

Lantas, bagaimana cara mendisiplinkan anak tanpa harus menakutinya? Yang harus dilakukan orang tua adalah memberikan pemahaman yang sebenar-benarnya, mengapa sesuatu itu tidak boleh dilakukan serta alasan logisnya. 

Tentu saja ketika orang tua menerapkan hal ini akan terkesan lebih sulit karena membangun kesadaran, namun efeknya akan jauh lebih baik di masa depan. Pastinya, anak bisa lebih rasional dalam menimbang sesuatu, lebih percaya diri ketika menyelesaikan masalah, dan tidak terperangkap pada trauma yang dibangun pada masa kecil. 

Itulah informasi mengenai dampak buruk menakut-nakuti anak. Informasi seputar pola asuh anak lainnya bisa orang tua dapatkan dengan download aplikasi Halodoc. Lewat Halodoc, ibu dan ayah bisa memenuhi kebutuhan vitamin dan suplemen keluarga tanpa harus keluar rumah. 

Referensi:
Lifestyle.Inq. Diakses pada 2022. Scaring kids with ghosts and monsters can have psychological effects.
News24.com. Diakses pada 2022. Scaring or scarring: Does the Boogeyman really work for disciplining a child?
PsychCentral. Diakses pada 2022. 5 Ways Childhood Neglect and Trauma Skews Our Self-Esteem.
Better Health Channel. Diakses pada 2022. Anxiety and fear in children.
Raising Children.net.au. Diakses pada 2022. Discipline and Guiding Behavior: Babies and Children.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan