Waspadai Kehamilan Berbeda Rhesus Darah

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 April 2018
Waspadai Kehamilan Berbeda Rhesus DarahWaspadai Kehamilan Berbeda Rhesus Darah

Halodoc, Jakarta – Saat memilih pasangan hidup pastilah seseorang akan mempertimbangkan sifat, karakter, kebiasaan sehari-hari, hingga goal di masa depan dari calon pasangannya. Namun, apa kamu pernah memikirkan mengenai sisi kesehatan ketika hendak menikah? Pasalnya, enggak menutup kemungkinan ada kendala medis yang bisa membuat hubungan kamu dan pasangan jadi rumit kedepannya. Misal, perbedaan rhesus darah yang bisa menimbulkan masalah saat kehamilan.

Nah, berbicara mengenai kesehatan pranikah, umumnya mengenai pemeriksaan organ reproduksi, tingkat kesuburan, pemeriksaan penyakit menular, diabetes, hingga penyakit genetik. Namun, pemeriksaan rhesus darah juga enggak kalah pentingnya, lho. Sebab, perbedaan rhesus darah di antara pasangan bisa menimbulkan ketidakcocokan rhesus antara ibu dan janin yang dikandungnya saat hamil.

Mulai dari Kuning Hingga Keguguran

Kamu enggak perlu cemas jika rhesus darah kamu dan pasangan sama. Namun, celakanya kalau kamu dan pasangan enggak saling tahu-menahu tentang rhesus darah pasangannya. Biasanya, perbedaan ini baru diketahui setelah sudah ada janin hasil keturunanmu dan pasangan.

Kata ahli, rhesus incompatibility (ketidakcocokan) bisa menyebabkan darah bayi pecah sehingga menurunkan tingkat hemoglobin. Nah, hemoglobin yang turun ini jadi pangkal masalah terhadap kesehatan janin. Bila ibu ber-rhesus positif sedangkan janinnya negatif atau sebaliknya, juga bisa menimbulkan terbentuknya zat-zat yang tidak baik dalam janin. Lalu, masalah apa yang akan timbul?

Menurut ahli, perbedaan rhesus darah pada kehamilan pertama bisa menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi kuning. Untungnya, kondisi ini masih bisa diobati. Pada kehamilan kedua dan seterusnyalah yang akan menimbulkan masalah yang lebih serius. Misalnya, anemia ringan hingga berat yang bisa berakibat fatal bagi janin. Masalah medis ini sebenarnya juga bisa timbul pada kehamilan pertama, tapi tidak terlalu menonjol.

Selain anemia, enggak jarang juga perbedaan rhesus darah antara ibu dan janin berujung pada kematian bayi di dalam kandungan atau abortus (keguguran). Hal ini disebabkan karena antibodi antirhesus ibu masuk ke dalam sel darah merah janin yang bisa membahayakan nyawanya.

(Baca Juga: 5 Kondisi yang Membahayakan Janin)

Benda Asing dalam Tubuh Ibu

Seperti yang sudah diketahui, darah dalam tubuh manusia itu digolongkan menjadi empat, yaitu A, B, O, dan AB. Nah, dari keempat itu masih ada klasifikasi lain, berdasarkan kandungan protein yang bernama rhesus (Rh). Pengklasifikasian Rh ini dipengaruhi faktor keberadaan subtansi antigen-D pada darah.

Contohnya, rhesus positif berarti ditemukan antigen-D dalam darah, sedangkan rhesus negatif sebaliknya. Jadi, jika golongan darah mengandung antigen-D, berarti darah kamu digolongkan sebagai rhesus positif (Rh+). Misalnya, A+, B+, O+, atau AB+.

Jika ibu memiliki rhesus positif dan janin ber-rhesus negatif, tubuh ibu akan memproduksi antirhesus untuk melindungi diri. Dalam kondisi itu, tubuh ibu akan menganggap rhesus negatif janin sebagai “benda asing” di dalam tubuhnya. Kondisi itu tentu baik untuk ibu, tapi amat berbahaya bagi janin.

Antirhesus itu akan menyerang janin dengan menghancurkan sel-sel darah merahnya. Selain keguguran, ada juga masalah lain yang bisa mengancam kesehatan bayi, Misalnya, eritroblastosis fetalis (kerusakan sel darah merah) yang akan merugikan perkembangan Si Kecil.

Enggak cuma itu, kondisi itu juga bisa memicu penyakit lainnya seperti kerusakan otak (kernikterus). Dalam kondisi terparah bisa menyebabkan bayi lahir dengan keadaan hati yang bengkak dan paru-paru dipenuhi cairan. Yang perlu diketahui, keduanya bisa mengakibatkan kematian.

Risiko Pernikahan Beda Ras

Menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 2010, setidaknya hanya satu persen dari total penduduk negara kita yang memiliki darah dengan rhesus negatif. Sedangkan dari total penduduk bumi, lain ceritanya.

Menurut WHO, ada sekitar 15 persen dari keseluruhan penduduk bumi yang memiliki rhesus negatif. Dari 15 persen itu, ras Kaukasoid yang paling mendominasi. Lalu, disusul oleh ras Negroid. Kalau bagi pria, pernikahan berbeda rhesus tidaklah menjadi perkara besar. Namun, bagi wanita bisa menimbulkan kehamilan yang amat kompleks.  

Pasalnya, kata ahli, rhesus janin kemungkinan besar akan mengikuti rhesus sang ayah. Oleh sebab itu, kamu yang ingin menikahi pria berkebangsaan asing atau beda ras, perlu berpikir ulang. Setidaknya, lakukanlah pemeriksaan medis rhesus darah terlebih dahulu. Tujuannya jelas, demi kesehatan ibu dan janin di masa mendatang.

(Baca juga: 6 Jenis Pemeriksaan yang Penting Dilakukan Sebelum Menikah)

Kalau kamu mau tahu lebih jauh mengenai perbedaan rhesus darah antara ibu dan janin, kamu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk berdiskusi mengenai diet tersebut. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan