Waspadai Kulup Mr P Ketat, Begini Langkah Pencegahan Fimosis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 Juli 2019
Waspadai Kulup Mr P Ketat, Begini Langkah Pencegahan FimosisWaspadai Kulup Mr P Ketat, Begini Langkah Pencegahan Fimosis

Halodoc, Jakarta - Fimosis terjadi ketika kulup Mr P terlalu ketat untuk ditarik kembali ke kepala atau kelenjar Mr P. Bayi laki-laki yang tidak disunat rentan mengalami kondisi ini karena kulup tetap terhubung selama beberapa tahun pertama kehidupan. Kondisi ini juga dapat terjadi apabila kulup ditarik secara paksa sebelum siap. 

Hal ini dapat membahayakan kulit dan menyebabkan jaringan parut, sehingga lebih sulit untuk menarik kulup di kemudian hari. Infeksi kulup atau kepala penis (glans) dapat menyebabkan fimosis pada laki-laki. Ada beberapa kondisi kulit yang bisa memicu terjadinya fimosis, seperti:

  • Eksim atau kondisi jangka panjang yang menyebabkan kulit menjadi gatal, merah, kering, dan pecah-pecah.

  • Psoriasis, yakni kondisi kulit ini menyebabkan bercak kulit menjadi merah, bersisik, dan berkerak.

  • Lichen planus, ruam gatal yang dapat mempengaruhi berbagai area tubuh. 

  • Lichen sclerosus yang menyebabkan jaringan parut pada kulup yang dapat menyebabkan Fimosis. 

Baca Juga: Ini Bedanya Fimosis dan Parafimosis yang Perlu Diketahui

Gejala Fimosis

Gejala fimosis mungkin mirip seperti infeksi saluran kemih, yakni tidak mampu buang air kecil atau mengosongkan kandung kemih secara total. Gejala lainnya bisa berupa kemerahan, nyeri, atau bengkak di area kulup Mr P. Kulup yang terlalu kencang dapat mengganggu pengeluaran urine. 

Fimosis dapat menyebabkan peradangan pada penis, yang disebut balanitis atau peradangan pada kelenjar dan kulup. Kondisi ini cenderung disebabkan oleh kebersihan Mr P yang buruk. Saat berhubungan intim, fimosis dapat menyebabkan rasa sakit, kulit membelah, atau kurangnya sensasi. Mengenakan kondom dan menggunakan pelumas mungkin bisa membuat hubungan intim menjadi lebih nyaman.

Pengobatan Fimosis

Balanitis yang bisa timbul akibat kondisi fimosis biasanya diobati dengan menjaga kebersihan Mr P yang dikombinasikan dengan penggunaan krim atau salep steroid dan antibiotik. Pilihan pengobatan untuk fimosis tergantung pada gejala yang terjadi. Laki-laki disarankan untuk membersihkan penis setiap hari dengan air hangat dan mengeringkannya dengan lembut untuk menjaga kebersihan Mr P dan terhindar dari bakteri. Hindari penggunaan sabun, mandi busa atau sampo ke area kelamin dan keringkan di bawah kulup setelah buang air kecil.

Baca Juga: Si Kecil Alami Fimosis, Apakah Berbahaya?

Dokter mungkin merekomendasikan penggunaan krim steroid atau salep untuk mengurangi gejala iritasi. Krim steroid juga bisa membantu mengurangi pembengkakan pada kulup laki-laki yang memilih tidak disunat perlu bersihkan bagian kulit khatan. Pada kasus yang parah operasi mungkin perlu dilakukan.

Dokter mungkin menyarankan pengidap fimosis untuk sunat agar semua atau sebagian kulup dihilangkan, meskipun prosedur ini berisiko menimbulkan perdarahan dan infeksi. Operasi untuk melepaskan kulup yang menempel pada kelenjar juga bisa dilakukan untuk fimosis yang sudah parah. Operasi dan sunat bisa mencegah mencegah fimosis agar tidak terjadi lagi.

Pencegahan Fimosis

Terdapat tips untuk menjaga kesehatan penis yang juga bisa menjadi langkah-langkah pencegahan fimosis. Salah satu langkah pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan Mr P dengan baik. Laki-laki yang memilih tidak disunat perlu bersihkan kulit khatan bagian dengan sabun dan air secara teratur. Pastikan untuk mengembalikan kulup ke posisi normal setelah berhubungan intim.

Baca Juga: Rentan Dialami Si Kecil, Inilah Cara Mengatasi Fimosis


Kalau kamu merasa mengalami gejala yang mirip seperti kondisi di atas, segera tanya dokter Halodoc untuk memastikannya. Klik Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan