Wilayah Timur Indonesia Masih Rawan Malaria

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   27 April 2020
Wilayah Timur Indonesia Masih Rawan MalariaWilayah Timur Indonesia Masih Rawan Malaria

Halodoc, Jakarta - Malaria adalah salah satu penyakit yang mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk dan lebih berisiko terjadi di daerah tropis dan sub-tropis, seperti Indonesia. Beberapa daerah juga masih terbilang menjadi daerah yang rawan dari serangan malaria karena berbagai alasan.

Seperti halnya di bagian timur Indonesia yang masih menjadi daerah rawan  malaria. Daerah-daerah seperti Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku masih menjadi wilayah dengan endemis yang tinggi terhadap penyakit karena gigitan nyamuk tersebut.

Baca juga: Waspada, Ini Penularan Penyakit Malaria

Daerah Timur Indonesia Rawan Serangan Malaria

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang penularannya melalui gigitan nyamuk dengan kandungan penyebab penyakit tersebut. Seseorang yang mengidap gangguan ini akan mengalami gejala berupa demam, menggigil, hingga berkeringat yang terjadi setelah parasit menginfeksi tubuh.

Nyamuk penyebab malaria ini biasanya akan menggigit seseorang pada waktu petang hingga subuh. Gejala dari penyakit ini dapat berkembang paling cepat setelah enam hari hingga beberapa bulan setelah gigitan tersebut terjadi. Penting untuk mendapatkan pengobatan dini agar tidak menyebabkan beberapa komplikasi yang fatal, seperti anemia, gagal ginjal, hingga koma.

Maka dari itu, penting untuk mengetahui beberapa daerah yang masih dalam zona merah dari malaria. Salah satu daerah rawan malaria tersebut adalah wilayah timur Indonesia. Semua orang yang berkunjung ke daerah tersebut penting untuk selalu waspada terhadap penyakit yang disebabkan oleh gigitan dari nyamuk Anopheles betina tersebut.

Kategori daerah endemis dari penyakit malaria terbagi menjadi tiga kategori, yaitu endemis rendah, menengah, dan tinggi. Beberapa daerah timur Indonesia masih dalam kategori yang tinggi, seperti beberapa wilayah Papua dan Papua Barat, meski tidak semuanya. Namun, penting untuk selalu waspada jika kamu berkunjung ke sana terutama untuk waktu yang lama.

Baca juga: 12 Gejala Malaria yang Harus Diwaspadai

Salah satu hal yang menyebabkan daerah timur Indonesia masih rawan malaria adalah faktor geografis dan budaya. Beberapa daerah di wilayah tersebut, masih banyak orang yang tinggal berdekatan dengan kebun, rawa, dan pepohonan yang dapat menjadi sarang nyamuk. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko dari malaria yang melalui gigitan nyamuk.

Selain itu, faktor udara yang lebih panas saat malam hari juga dapat memengaruhi risiko tersebut. Faktanya, warga di daerah tersebut enggan menggunakan kelambu yang dapat mencegah nyamuk menggigit karena akan menghalangi angin agar tidur lebih nyenyak. Padahal, kelambu mempunyai kandungan insektisida yang dapat membunuh nyamuk saat tersangkut jaringnya.

Juga, edukasi terkait risiko dari bahaya malaria masih terbatas karena kurangnya pemerataan informasi. Selain itu, masih minimnya orang-orang yang mendapatkan imunisasi membuat risiko orang-orang yang terserang terus meningkat. Dengan begitu, peran kesehatan dari pemerintah sangat penting agar penyakit menular tersebut dapat segera diatasi.

Itulah beberapa hal yang harus kamu ketahui terkait daerah yang masih rawan terhadap malaria. Penyakit ini terbilang mudah untuk menular dan sangat fatal jika terjadi. Maka dari itu, kamu harus selalu waspada terhadap gigitan nyamuk dengan cara menggunakan pakaian panjang dan mengoleskan losion anti nyamuk agar tidak tergigit.

Baca juga: Disebabkan Nyamuk, Ini Perbedaan Malaria dan DBD

Kamu juga dapat bertanya pada dokter dari Halodoc terkait cara menghindari gigitan nyamuk penyebab malaria di beberapa daerah rawan penyakit tersebut. Caranya mudah sekali, kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone yang digunakan sehari-hari!

Referensi:
Universitas Gadjah Mada. Diakses pada 2020. Malaria Case in Indonesia is still High.
Expat. Diakses pada 2020. Malaria.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan