Yang Terjadi pada Tubuh Ketika Alami Pembekuan Darah Akibat Vaksin

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   19 Maret 2021
Yang Terjadi pada Tubuh Ketika Alami Pembekuan Darah Akibat VaksinYang Terjadi pada Tubuh Ketika Alami Pembekuan Darah Akibat Vaksin

Halodoc, Jakarta – Distribusi vaksin dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19 terus dilakukan. Sejauh ini ada 12 jenis vaksin COVID-19 yang didistribusikan di dunia. Baru-baru ini terdengar kabar salah satu vaksin COVID-19 bisa menyebabkan pembekuan darah. 

Dari kasus pembekuan darah yang terjadi akibat pemberian vaksin, ditemukan bahwa tingkat trombosit penerima vaksin rendah dan risiko mengalami pendarahan. Informasi selengkapnya mengenai apa yang terjadi pada tubuh ketika mengalami pembekuan darah akibat vaksin bisa dibaca di sini!

Baca juga: Bagaimana Cara Mendapatkan Vaksinasi COVID-19?

Apakah Vaksin COVID-19 Menjadi Pemicunya?

Menurut para ahli, hal ini perlu diteliti lagi. Apakah memang pemberian vaksin COVID-19 menjadi pemicu utamanya atau ada hal lain seperti gangguan kesehatan? Seperti dilansir dari patient.info, setiap tahunnya sekitar 1 dari 1.000 orang mengalami pembekuan di kaki (trombosis vena dalam yang Jika tidak diobati dapat mengembangkan emboli paru).

1 dari 10.000 - 15.000 orang setiap tahun juga akan akan mengalami pendarahan di otak, yang disebut perdarahan subarachnoid. Beberapa orang yang mengalami pembekuan setelah mendapatkan vaksin mungkin telah terinfeksi COVID-19 baik mengalami infeksi awal tanpa gejala pada saat vaksinasi atau terkena infeksi pada saat perjalanan menuju lokasi vaksin. 

Infeksi COVID-19 sangat terkait dengan risiko tinggi pembekuan dan pendarahan. Orang-orang dengan infeksi COVID-19 yang cukup parah membutuhkan perawatan rumah sakit karena komplikasi pembekuan darah abnormal.

Dengan kata lain, penggumpalan dan pendarahan memang kerap terjadi terlepas dari infeksi atau vaksinasi COVID-19. Selain itu, risiko pembekuan atau pendarahan akibat infeksi COVID-19 yang parah kasusnya jauh lebih tinggi ketimbang efek samping dari vaksin COVID-19. 

Baca juga: Vaksin Corona Tersedia November, Berapa Jumlah yang Dibutuhan?

The European Medicines Agency tetap berpendapat bahwa manfaat vaksin dalam mencegah COVID-19 lebih besar ketimbang efek sampingnya, sehingga pemberian vaksin seharusnya tetap dilakukan. Pun, setelah lebih dari 11 juta dosis vaksin yang diduga memicu pembekuan darah tersebut dilakukan, orang yang mengalami pembekuan darah dianggap tidak terlalu signifikan.

Dampak Pembekuan Darah Terhadap Tubuh

Selama ini mungkin kamu menganggap aliran darah yang lancar bukan sesuatu yang penting. Padahal, aliran darah yang lancar akan menjaga cairan vital bergerak melalui tubuh dengan kecepatan yang sehat. Ketika aliran darah melambat dan menggumpal, itu bisa memicu gangguan kesehatan.

Gumpalan darah atau pembekuan darah ini dapat bergerak melalui aliran darah dan bisa tersangkut di lorong sempit. Akibatnya darah tidak bisa lagi melewati vena dan mencapai organ. Pembekuan darah dapat menyebabkan serangan jantung atau bahkan stroke.

Baca juga: Dapat SMS Sebagai Penerima Vaksin Corona, Ini yang Harus Diperhatikan

Di vena, bekuan darah disebut tromboemboli vena (VTE), dan memiliki dua kondisi terkait: trombosis vena dalam (DVT) dan emboli paru (PE). Sekitar setengah dari orang yang mengalami DVT tidak menunjukkan tanda atau gejala luar. Ketika gejala benar-benar terjadi, mereka muncul di kaki yang memiliki bekuan dan mungkin termasuk:

1. Perubahan warna kulit (kemerahan).

2. Nyeri atau nyeri pada kaki, terutama di betis.

3. Kaki bengkak (edema).

4. Kulit yang terasa hangat saat disentuh.

Emboli paru, atau PE, terjadi saat gumpalan mencapai paru-paru, menyebabkan penyumbatan yang dapat menyebabkan cedera permanen. Ini dapat menurunkan tingkat oksigen darah dan berpotensi merusak organ lain. Gumpalan darah yang berjalan ke paru-paru lebih mungkin terbentuk dan pecah di paha daripada di tungkai bawah atau bagian tubuh lainnya.

Gejala yang muncul untuk PE meliputi:

1. Sesak napas yang tidak bisa dijelaskan.

2. Nafas cepat.

3. Nyeri dada (mungkin lebih buruk saat menarik napas dalam).

4. Denyut jantung cepat.

5. Sakit kepala ringan/pingsan.

6. Batuk darah.

Masih ingin mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini? Tanyakan saja langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tanpa perlu repot, kamu bisa berbincang dengan dokter kapan dan di mana saja melalui Chat atau Voice/Video Call. Tunggu apa lagi? Ayo, download  aplikasinya di App Store atau Google Play!

Referensi:
Patient.info. Diakses pada 2021. AstraZeneca vaccine: is it safe and does it cause blood clots?
Heart.org. Diakses pada 2021. The dangers within: how blood clots affect your health.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan