10 Cara Cegah Penularan Flu Burung

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   26 Oktober 2018
10 Cara Cegah Penularan Flu Burung10 Cara Cegah Penularan Flu Burung

Halodoc, Jakarta - Penyakit flu burung atau avian influenza merupakan suatu penyakit zoonosis, atau penyakit hewan yang dapat menular ke manusia. Penyebab utamanya adalah virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Gejala yang dialami biasanya demam (di atas 38 celsius), batuk (biasanya kering atau produktif dahak), sakit tenggorokan, nyeri otot, mual, muntah, diare, sakit kepala, nyeri sendi, lesu, sekresi hidung (pilek), insomnia, dan infeksi mata.

Unggas yang terinfeksi mungkin sangat sulit untuk disadari oleh mata manusia, karena burung tidak selalu tampak sakit akibat infeksi ini. Bahkan, beberapa masih tampak sehat. Manusia dapat tertular flu burung jika melakukan kontak dengan unggas yang terinfeksi atau kotoran burung. Ini artinya semua orang di usia dan jenis kelamin apa pun memiliki risiko terkena flu burung. Sejak kasus pertama pada manusia tahun 1997, H5N1 telah menewaskan hampir 60 persen dari orang-orang yang terinfeksi.

Pencegahan Flu Burung

Saat flu burung mewabah di Indonesia, pemerintah banyak melakukan upaya penanggulangan. Di antaranya adalah dengan mendistribusikan obat oseltamivir di setiap rumah sakit rujukan untuk flu burung, melakukan pelatihan kepada dokter dan perawat tentang pengobatan flu burung di rumah sakit, serta secara aktif melakukan survey dan mengambil sampel orang-orang yang berisiko tertular flu burung.

Penyebaran virus flu burung memang sulit untuk dicegah. Terlepas dari hal itu, kita harus tetap melakukan hal-hal yang dapat memperkecil risiko penularannya dengan cara berikut:

  1. Selalu menjaga kebersihan tangan.

  2. Menjaga kebersihan kandang jika memelihara unggas.

  3. Memastikan untuk mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak dengan baik, dan tidak mengonsumsi unggas liar hasil buruan. Pasalnya, belum terjamin kesehatannya.

  4. Sebaiknya membeli daging unggas yang sudah dipotong di swalayan atau pasar tradisional yang kebersihannya terjaga dengan baik. Daging siap makan akan meminimalisir risiko terkena flu burung, karena tidak perlu repot-repot memotong, mencabuti bulu, atau membersihkan isi perut unggas.

  5. Sebisa mungkin, sebaiknya hindari lapak unggas hidup di pasar yang kurang menerapkan kebersihan dengan baik.

  6. Menggunakan masker dan sarung tangan ketika berdekatan dengan unggas, termasuk tempat pemeliharaanya.

  7. Sebaiknya jarak antara tempat pemeliharaan unggas dengan pemukiman, minimal 25 meter.

  8. Mencuci tangga atau lebih baik mandi, setelah berdekatan atau memegang unggas.

  9. Jangan menyentuh secara langsung unggas yang sudah mati, kotoran maupun jeroannya.

  10. Jika membeli daging ayam, sebaiknya tanpa jeroan dan bagian sayap. Pada saat memasak daging ayam atau telurnya, hendaknya dipastikan panas api mencapai lebih dari 70 derajat celsius.

Hingga saat ini belum ada vaksinasi spesifik untuk virus flu H5N1. Namun, kamu dapat melakukan vaksinasi flu tiap tahun untuk menurunkan risiko terjadinya mutasi virus. Jika perlu, sertakan juga vaksinasi pneumokokus untuk mencegah pneumonia, yang merupakan komplikasi dari flu burung.

Pengobatan Flu Burung

Apabila terjangkit flu burung, obat harus diberikan dalam waktu 48 jam setelah gejala pertama muncul untuk mendapatkan hasil terbaik. Karena ada beberapa jenis flu burung, perawatan juga bervariasi tergantung pada gejala yang kamu miliki. Obat-obat yang paling umum untuk flu burung diantaranya oseltamivir (Tamiflu) atau zanamivir (relenza). Pasien harus berada di bawah pengamatan dokter selama perawatan.

Kedua obat di atas digunakan untuk mengobati flu biasa dan sangat efektif jika penggunaanya tidak melebihi dari dua hari setelah gejala muncul. Obat ini dapat diberikan secepatnya setelah pasien dinyatakan positif terjangkit flu burung.

Di samping itu, selain berguna untuk pengobatan, oseltamivir dan zanamivir juga dapat dikonsumsi sebagai obat pencegah flu burung. Terutama jika obat diberikan kepada para petugas medis yang menangani pasien penyakit ini dan kepada mereka yang aktivitas sehari-harinya berdekatan dengan unggas.

Jika kamu merasa sudah melakukan cara pencegahan, tetapi gejala flu burung justru terasa, sebaiknya kamu segera melakukan diskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan