6 Jenis Pemeriksaan yang Penting Dilakukan Sebelum Menikah

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Desember 2017
6 Jenis Pemeriksaan yang Penting Dilakukan Sebelum Menikah6 Jenis Pemeriksaan yang Penting Dilakukan Sebelum Menikah

Halodoc, Jakarta – Kebanyakan pasangan yang akan menikah biasanya lebih sibuk mengurus segala persiapan untuk menyelenggarakan pesta pernikahan, tapi lupa atau mengabaikan pemeriksaan kesehatan pranikah. Padahal tes kesehatan pranikah ini sangat penting lho untuk kebaikan calon ayah dan ibu serta calon buah hati yang akan dimiliki kelak. Karena itu, bagi kamu yang ingin menikah, perhatikan dulu yuk 6 jenis pemeriksaan yang penting dilakukan sebelum menikah.

Memeriksa kesehatan dirimu dan pasangan sebelum menikah bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan masing-masing saat ini dan riwayat masalah kesehatan yang dimiliki oleh kamu dan pasangan. Dengan mengetahui hal-hal tersebut, berbagai risiko atau masalah kesehatan dapat terdeteksi lebih awal, sehingga dapat segera ditangani. Pemeriksaan kesehatan ini juga bermanfaat untuk membantu kamu dan pasangan dalam merencanakan memiliki keturunan. Berikut jenis-jenis pemeriksaan sebelum menikah:

1. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah penting dilakukan untuk mengetahui golongan darah dan rhesus. Kamu dan pasangan bisa menjalani pemeriksaan darah perifer lengkap (DPL) yang meliputi cek Hb, hematokrit, leukosit, trombis, eritrosit, dan laju endap darah (LED). Manfaatnya adalah untuk mengetahui kondisi kadar kolesterol kamu dan pasangan agar terhindar dari risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Selain itu, tingkat gula darah pun dapat diketahui sehingga ancaman Diabetes Melitus yang dapat membahayakan janin saat hamil dapat dicegah. Bagi kamu sebagai wanita, pemeriksaan darah ini berguna untuk mengetahui kondisi Hb-mu. Tingkat Hb yang rendah menyebabkan kamu berisiko mengidap thalassemia yang dapat memberi pengaruh buruk terhadap janin dan kesehatanmu ketika hamil.

Pemeriksaan cek darah juga bertujuan untuk mengetahui rhesus darah kamu dan pasangan yang bisa memengaruhi kehamilan nanti. Jika rhesus darahmu negatif (-) dan suamimu positif (+), maka kehamilan keduamu akan lebih berisiko. Kamu bisa mengalami keguguran saat hamil, atau jika lahir, bayi dapat mengalami penyakit kuning, anemia, dan gagal jantung.

2. Tes TORCH

TORCH merupakan infeksi yang disebabkan oleh berbagai macam virus berbahaya, yaitu Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex virus II (HSV-II). Jika terkena infeksi ini, maka kesuburan kamu dan pasangan dapat terganggu, sehingga menyebabkan susah hamil atau terjadinya keguguran dini. Dengan melakukan pemeriksaan, infeksi ini dapat terdeteksi lebih awal, sehingga kamu dan pasangan dapat mengobatinya dulu sebelum memulai program kehamilan.

3. Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi

Hampir setiap pasangan yang menikah mendambakan memiliki keturunan. Karena itu, pemeriksaan kesehatan organ reproduksi ini sangat berguna untuk membantu mendeteksi adanya masalah kesuburan sehingga dapat segera langsung diobati. Dengan demikian, peluang untuk kehamilan pun akan meningkat.

Ada perbedaan pemeriksaan antara pria dan wanita. Kamu yang wanita akan menjalani pemeriksaan USG untuk mengetahui kondisi rahim, saluran telur, dan indung telur. Setelah itu, ada permeriksaan HSG (Hysterosalpingogram) dengan menggunakan sinar x untuk mengetahui kondisi tuba falopi (saluran telur) dan memeriksa bentuk, ukuran, dan struktur rongga rahim. Juga ada pemeriksaan mengenai hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kesuburanmu.

Sementara pada pria, pemeriksaan ini meliputi kondisi sperma, skrotum, prostat dan hormone FSH dalam produksi sperma.

4. Tes Penyakit Seksual Menular

Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mengobati jika didapati adanya penyakit seksual pada salah satu dari kalian berdua dan untuk mencegah penyakit seksual tersebut menular ke pasangan, bahkan menular ke janin dalam kandungan yang dapat berakibat fatal.  Lakukan tes VDRL/RPR untuk mendeteksi penyakit sifilis yang menular. Penyakit tersebut dapat menyebabkan bayi menjadi cacat bahkan meninggal jika tertular. Selain itu, ada juga tes untuk mendeteksi penyakit HIV/AIDS yang berbahaya dan dapat menular melalui hubungan intim dan transfusi darah. Penyakit ini juga berpotensi ditularkan dari ibu kepada janin di kandungan.

5. Tes Hepatitis B

Kamu dan pasangan perlu melakukan tes HBsAg untuk mengetahui adanya penyakit hepatitis B. Virus Hepatitis B dapat bertahan lama dalam tubuh pengidapnya dan mengganggu fungsi hati pengidap. Virus ini juga mudah menular melalui hubungan intim bahkan dapat ditularkan kepada bayi dalam kandungan yang dapat menyebabkannya lahir cacat.  Karena itu, mendeteksi virus ini lebih awal dan mengobatinya dapat mencegah terjadinya dampak buruk tersebut.

Kini, kamu bisa memeriksakan kondisi kesehatanmu melalui fitur cek lab di aplikasi Halodoc. Tanpa perlu keluar dari rumah, kamu sudah bisa melakukan tes kesehatan melalui fitur cek lab di Halodoc. Jangan ragu juga untuk menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan chat untuk berdiskusi dan meminta saran kesehatan kapan saja. Kamu juga bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan di Halodoc. Caranya sangat mudah, tinggal order dan pesanan akan diantar dalam satu jam. Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.