Bukan karena Nonton Terlalu Dekat, Inilah Penyebab Mata Silinder

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   22 Agustus 2022
Bukan karena Nonton Terlalu Dekat, Inilah Penyebab Mata SilinderBukan karena Nonton Terlalu Dekat, Inilah Penyebab Mata Silinder

"Mata silinder terjadi akibat ketidakmampuan mata membiaskan cahaya sehingga titik fokus jatuh tidak tepat di retina. Ini yang menyebabkan pandangan menjadi kabur."

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar keluhan pada mata bernama astigmatisme? Kalau belum, bagaimana dengan mata silender? Nah, dalam dunia medis astigmatisme juga dikenal sebagai mata silender.

Astigmatisme bisa membuat pandangan pengidapnya menjadi kabur, baik dari dekat maupun jauh. Hal yang perlu diingat, astigmatisme ini bisa dialami siapa saja tanpa pandang bulu. Pertanyaannya, apa sih penyebab mata silender atau astigmatisme ini? Simak informasi lengkapnya di bawah ini.

Melengkungnya Kornea Mata

Sebenarnya pengidap astigmatisme juga berisiko mengalami masalah mata lainnya. Sebab, mata silinder bisa terjadi bersamaan dengan rabun dekat atau rabun jauh. Lalu, apa sih penyebab mata silender?

Menurut ahli di American Academy of Opthalmology, mata silinder disebabkan oleh kelengkungan kornea atau lensa mata yang tidak teratur. Bila kornea atau lensa mata tidak melengkung secara merata, maka sinar cahaya tidak akan dibiaskan dengan benar. Inilah yang membuat pandangan menjado kabur atau terdistorsi pada jarak dekat atau pun jauh.

Astigmatisme boleh dibilang sebagai keluhan mata yang sangat umum. Sayangnya, hingga kini para ahli belum mengetahui pasti mengapa bentuk kornea berbeda pada setiap orang. Namun, ada dugaan kalau penyebab mata silinder ini “diwariskan” dari orangtua. Di samping itu, seseorang juga bisa mengembangkan astigmatisme ketika mengalami cedera mata atau operasi mata.

Hal yang perlu digaribawahi, mata silinder tidaklah disebabkan oleh kebiasaan yang keliru. Misalnya, membaca dalam cahaya yang redup atau menonton televisi dengan jarak yang sangat dekat. Singkat kata, menurut ahli di atas pendapat tersebut cuma mitos belaka.

Nah, selain hal-hal di atas, ada pula beberapa faktor risiko atau penyebab mata silender lainnya yang mesti diwaspadai. Contohnya:

  • Riwayat keluarga dengan silinder atau gangguan mata lainnya seperti degenerasi kornea.
  • Jaringan parut atau penipisan kornea mata.
  • Rabun jauh yang berlebihan, sehingga membuat pandangan kabur di kejauhan.
  • Rabun dekat yang berlebihan, sehingga membuat pandangan close up yang kabur.
  • Pernah melakukan jenis operasi mata tertentu seperti operasi katarak.

Nah, penyebab mata silider sudah kita ketahui, lalu bagaimana dengan gejaanya? Simak ulasannya di bawah ini.

Sulit Melihat Secara Detail

Untuk beberapa kasus, sebenarnya penyakit mata ini tak menimbulkan gejala sama sekali. Akan tetapi, ada pula beberapa orang yang bisa mengalami gejala seperti:

  • Kesulitan membedakan warna yang mirip.
  • Distorsi penglihatan, misalnya melihat garis lurus tampak miring.
  • Kesulitan melihat saat malam hari.
  • Pandangan jadi samar atau tidak fokus.
  • Jadi sensitif terhadap sorotan cahaya.
  • Sering menyipitkan mata saat melihat sesuatu.
  • Mata mudah lelah dan sering tegang.

Selain itu, ada pula gejala astigmatisme lainnya. Menurut ahli di National Institutes of Health - Medlineplus- Astigmatisme juga bisa membuat pengidapnya sulit untuk melihat objek secara detail, baik dari dekat maupun dari kejauhan. 

Metode Pengobatan Astigmatisme

Sebenarnya, astigmatisme pada anak atau orang dewasa tergolong sangat ringan dan tak membutuhkan pengobatan. Lagipula, pengobatan astigmatisme bukan bertujuan untuk mengobati, tetapi memperbaiki kualitas penglihatan dengan menggunakan kaca mata, lensa, atau melalui prosedur bedah mata menggunakan sinar laser.

Lensa korektif contohnya, dapat membuat cahaya fokus saat menyentuh korena mata pengidap astigmatisme yang memiliki permukaan atau lengkungan tidak rata. Dengan begini, cahaya yang masuk ke dalam mata dapat jatuh tepat di retina. Pengidap astigmatisme dapat menggunakan lensa korektif dalam bentuk kaca mata atau lensa mata. Pastinya kaca mata atau lensa ini akan disesuaikan dengan kenyamanan dan rekomendasi yang diberikan oleh dokter.

Kalau pengobatan menggunakan sinar laser lain lagi ceritanya. Pengobatan ini bertujuan untuk memperbaiki jaringan pada kornea mata yang tidak melengkung seperti seharusnya. Jaringan sel terluar yang ada pada permukaan kornea akan diangkat terlebih dulu sebelum sinar laser digunakan untuk mengubah bentuk kornea dan memulihkan kemampuan mata memfokuskan cahaya.

Prosedur ini umumnya membutuhkan waktu paling lama setengah jam. Selanjutnya, kornea dijaga untuk dipulihkan kondisinya. Beberapa jenis prosedur operasi yang menggunakan bantuan laser untuk pengobatan astigmatisme, yaitu LASIK (laser-assisted in situkeratomileusis), LASEK (laser sub-epithelial keratomileusis), dan fotorefraktif keraktektomi (PRK).

Mau tahu lebih jauh mengenai penyebab mata silender dan cara mencegahnya? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah kapan dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
National Institutes of Health - Medlineplus. Diakses pada Januari 2022 Astigmatism.
American Academy of Opthalmology. Diakses pada Januari 2022. What Is Astigmatism?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan