Kenali 5 Gejala DBD pada Remaja dan Cara Mengatasinya
“DBD pada remaja ditandai dengan gejala berupa demam, nyeri di tubuh, ruam kulit, mual, muntah, hingga pendarahan di beberapa bagian tubuh.”

DAFTAR ISI
- Mengenal Penyakit DBD
- Gejala DBD pada Remaja yang Perlu Diwaspadai
- Apa Kata Studi Mengenai Demam Berdarah?
- Bagaimana Cara Mengatasi DBD?
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan infeksi virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Penyakit ini umumnya terjadi di daerah beriklim tropis dan subtropis, serta dapat menginfeksi siapa saja, termasuk remaja.
Pada beberapa kondisi, DBD tidak bergejala atau hanya menimbulkan gejala ringan. Namun, pada kasus yang parah infeksi DBD dapat berakibat fatal, bahkan menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua mengetahui sejumlah gejala DBD pada remaja dan cara mengatasinya berikut ini!
Mengenal Penyakit DBD
Demam berdarah (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Infeksi virus tersebut bisa menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, kerusakan organ tubuh, serta kematian.
World Health Organization (WHO) menyebut sekitar setengah dari populasi orang di dunia berisiko terkena demam berdarah, dengan perkiraan jumlah kasus mencapai 100-400 juta infeksi setiap tahunnya.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat yang spesifik menyembuhkan DBD. Pengobatan yang tersedia hanya ditujukan untuk meredakan gejala DBD, serta mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.
Itulah alasannya, mengapa pencegahan DBD sangat penting untuk dilakukan agar terhindar dari risikonya.
Yuk, ketahui selengkapnya, berikut ini 6 Fakta Penting Tentang Demam Berdarah.
Fakta Mengenai Penyakit Demam Berdarah
1. Hanya nyamuk betina yang dapat menyebarkan virus dengue.
2. Nyamuk penyebab DBD juga suka bertelur di air bersih yang tergenang.
3. Ruam atau bintik merah di kulit jadi tanda khas dari penyakit demam berdarah.
4. Mencegah demam berdarah bisa dilakukan dengan vaksin dengue.
Gejala DBD pada Remaja yang Perlu Diwaspadai
Pada kebanyakan kasus, pengidap DBD memiliki gejala yang ringan dan akan membaik dalam 1-2 minggu.
Gejala DBD biasanya muncul 4-10 hari setelah infeksi dan berlangsung selama 2-7 hari.
Berikut ini gejala DBD pada remaja yang perlu diwaspadai:
1. Demam
Gejala paling umum yang dialami pengidap DBD adalah demam. Demam biasanya muncul selama 2-7 hari, yang kemudian akan menurun sementara sebelum kembali meningkat. Pada kondisi DBD parah, demam bisa mencapai 40 derajat Celcius.
Demam bisa diatasi dengan mengonsumsi obat penurun panas. Berikut ini 5 Rekomendasi Obat Penurun Panas Dewasa yang Paling Ampuh.
2. Nyeri di tubuh
Gejala dbd pada remaja juga bisa menimbulkan rasa nyeri di tubuh, mulai dari kepala hingga area belakang bola mata.
Kondisi ini menyebabkan rasa tidak nyaman di tubuh, terutama saat pengidapnya menggerakkan bola mata untuk melihat ke suatu arah.
Ada sejumlah obat yang umum diresepkan oleh dokter untuk mengatasi gejala DBD. Simak selengkapnya pada artikel berikut: Ini Daftar Obat DBD Paling Ampuh yang Ada di Apotik.
3. Ruam kulit
Gejala DBD pada remaja berikutnya yaitu ruam kulit di sekitar wajah, lengan, leher, dan kaki.
Ruam DBD umumnya berupa bintik kemerahan yang letaknya saling berdekatan. Ruam biasanya muncul 2-5 hari setelah demam dan akan menghilang setelah 5 hari.
4. Mual dan muntah
Ketika DBD menyerang, tubuh juga mengalami mual dan muntah, yang kemudian menyebabkan penurunan nafsu makan.
Akibatnya, pengidap DBD akan merasa lemas dan mudah lelah, karena kurangnya asupan nutrisi dari makanan.
Selain itu, muntah yang terus menerus terjadi juga bisa memicu terjadinya dehidrasi.
5. Pendarahan di tubuh
Gejala demam berdarah pada remaja berikutnya yaitu pendarahan di tubuh. Pendarahan terjadi akibat penurunan jumlah trombosit dalam darah, yang disebabkan oleh infeksi virus dengue.
Pendarahan bisa muncul dalam beberapa bentuk, seperti:
Muntah atau buang air besar berdarah.
Bintik merah di kulit akibat pecahnya pembuluh darah kapiler di bawah kulit.
Pendarahan gusi atau hidung yang terjadi akibat terganggunya proses pembekuan darah dalam tubuh.
Apa Kata Studi Mengenai Demam Berdarah?
Menurut jurnal berjudul Acute Gingival Bleeding as a Complication of Dengue Hemorrhagic Fever yang dipublikasikan oleh Journal of Indian Society of Periodontology (2013), pengidap DBD bisa mengalami kebocoran darah plasma yang menyebabkan pendarahan serius di tubuh.
Akibatnya, pengidapnya bisa saja mengalami pendarahan gusi, mimisan, atau memar keunguan yang muncul tiba-tiba di tubuh.
Apabila mengalami gejala tersebut, pengidapnya harus segera mendapatkan perawatan medis. Kamu atau orang terdekat Alami DBD, Ini Daftar Dokter yang Bisa Bantu Pengobatannya.
Bagaimana Cara Mengatasi DBD?
Sampai saat ini, belum ada penanganan khusus untuk DBD baik pada remaja maupun usia lainnya. Biasanya, penanganan yang diberikan hanya untuk meringankan gejala serta mencegah terjadinya komplikasi.
Penting bagi ibu untuk mengetahui fase demam berdarah pada anak. Simak informasi selengkapnya pada artikel berikut ini: Ibu Wajib Tahu, Ini Fase Demam Berdarah pada Anak.
Berikut ini sejumlah cara mengatasi DBD yang umum dilakukan:
1. Perbanyak minum air putih
DBD membuat pengidapnya mengalami demam yang disertai dengan mual dan muntah. Ketika hal tersebut terjadi, kadar air dalam tubuh akan berkurang dan memicu dehidrasi.
Oleh karena itu, pengidap DBD harus tetap memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih yang cukup, serta mengonsumsi cairan elektrolit yang kaya natrium, kalium, kalsium , dan magnesium.
2. Istirahat dan tidur yang cukup
Demam berdarah biasanya memicu rasa sakit di kepala, serta belakang mata. Tak jarang, kondisi ini juga menyebabkan rasa nyeri di otot dan sendi.
Atasi hal ini dengan istirahat dan tidur yang cukup. Keduanya akan membantu proses pemulihan jaringan tubuh yang rusak saat demam berdarah terjadi.
3. Minum obat untuk meredakan gejala
Sebenarnya, tidak ada pengobatan khusus untuk DBD. Fokus pengobatan biasanya ditujukan untuk meredakan gejala seperti nyeri dan demam.
Biasanya, dokter akan merekomendasikan obat pereda nyeri dan demam seperti asetaminofen atau paracetamol. Selain itu, hindari penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen dan aspirin, untuk menghindari risiko pendarahan.
Itulah informasi mengenai gejala DBD pada remaja dan cara mengatasinya.
Segera lakukan konsultasi dokter, jika ibu mencurigai adanya infeksi DBD pada anak . Konsultasi dengan dokter kini bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja melalui Halodoc.
Selain itu, obat-obatan untuk DBD dan suplemen kesehatan lainnya bisa dibeli di Toko Kesehatan Halodoc, praktis tanpa perlu keluar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga!