Mengidap Bronkitis, Apa Dampaknya pada Tubuh?

Halodoc, Jakarta – Bronkitis adalah peradangan pada lapisan saluran bronkial yang membawa udara ke dan dari paru-paru. Orang yang mengidap bronkitis sering batuk dengan lendir yang kental. Selain batuk yang menghasilkan lendir, kelelahan, demam, dan suara mengi saat bernapas adalah gejala bronkitis lainnya.
Bronkitis menyebabkan sel-sel yang melapisi bronkus menjadi terinfeksi. Infeksi biasanya dimulai di hidung atau tenggorokan dan menyebar ke saluran bronkial. Tubuh yang mencoba melawan infeksi akan menyebabkan saluran bronkial membengkak dan memicu batuk.
Baca juga: Bisakah Bronkitis Disembuhkan Total?
Pembengkakan juga mempersempit saluran udara, sehingga lebih sedikit udara yang masuk, yang dapat menyebabkan mengi, sesak di dada, dan sesak napas. Ketika sistem kekebalan dapat melawan infeksi, maka saluran udara akan kembali normal.
Bronkitis dan Pengaruhnya pada Tubuh
Tadi sudah disebutkan bahwa bronkitis terjadi ketika bronkiolus (saluran pembawa udara di paru-paru) meradang dan mengeluarkan terlalu banyak lendir. Ada dua tipe dasar bronkitis:
1. Bronkitis kronis, didefinisikan sebagai batuk produktif dahak yang berlangsung selama tiga bulan dalam setahun, setidaknya dua tahun berturut-turut. Batuk dan peradangan dapat disebabkan oleh infeksi atau penyakit awal pernapasan, paparan asap tembakau, atau zat iritasi lainnya di udara. Bronkitis kronis dapat menyebabkan obstruksi aliran udara dan kemudian dikelompokkan dalam istilah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
2. Bronkitis akut, biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Episode bronkitis akut dapat dikaitkan dan diperparah dengan merokok. Bronkitis akut dapat berlangsung selama 10 hingga 14 hari, kemungkinan menyebabkan gejala selama tiga minggu.
Baca juga: Bronkitis Akut dan Kronis, Mana yang Menular?
Biasanya, bronkitis akut disebabkan oleh infeksi virus, meski bisa juga disebabkan oleh infeksi bakteri. Flu dan pilek adalah contoh infeksi virus. Sedangkan bronkitis kronis biasanya, disebabkan oleh merokok tembakau. Bisa juga karena terpapar asap rokok bekas, polusi udara, debu, atau gas beracun. Risiko kamu terkena bronkitis dapat meningkat dengan adanya riwayat keluarga bronkitis, asma dan alergi, dan penyakit gastroesophageal reflux (GERD).
Perlu diketahui orang dengan bronkitis kerap mengalami batuk yang bertambah parah di malam hari. Ini dikarenakan posisi berbaring telentang di tempat tidur. Lendir bisa menggenang di bagian belakang tenggorokan dan menyebabkan batuk. Tidur dengan posisi kepala terangkat dapat mengurangi kondisi ini.
Penanganan Bronkitis
Baik bronkitis akut maupun kronis harus ditangani dengan serius. Jika kamua memiliki pertanyaan atau kekhawatiran mengidap bronkitis, jangan panik kontak Halodoc. Kamu bisa menanyakan masalah kesehatan apapun ke Halodoc dan dokter terbaik di bidangnya akan memberikan solusi. Caranya cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor ibu bahkan bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Baca juga: Kenali Tanda-Tanda Bronkitis Menjadi Pneumonia
Adakah cara untuk melakukan pencegahan bronkitis? Simak tips berikut ini:
1. Jangan merokok.
2. Meminta agar orang lain tidak merokok di rumah.
3. Jauhi atau coba kurangi aktivitas di sekitar hal-hal yang mengiritasi saluran napas (hidung, tenggorokan, dan paru-paru). Iritasi dapat berupa debu, jamur, bulu hewan peliharaan, polusi udara, asap, dan pembersih.
4. Jika masuk angin, banyak istirahat.
5. Minum obat persis seperti yang dianjurkan dokter.
6. Makan makanan yang sehat.
7. Cuci tangan sesering mungkin. Gunakan sabun dan air. Jika tidak bisa menggunakan sabun dan air, gunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol.
8. Pastikan mendapatkan informasi terbaru tentang vaksin flu dan pneumonia.