Benarkah Kelahiran Prematur Sebabkan Dyspraxia pada Anak?

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   28 Agustus 2019
Benarkah Kelahiran Prematur Sebabkan Dyspraxia pada Anak?Benarkah Kelahiran Prematur Sebabkan Dyspraxia pada Anak?

Halodoc, Jakarta – Salah satu kelainan yang bisa terjadi pada anak adalah dyspraxia. Kondisi ini terjadi saat ada gangguan pada koordinasi dan pergerakan anggota tubuh Si Kecil. Hal itu kemudian menyebabkan anak yang mengidap kondisi ini tidak dapat beraktivitas fisik secara normal. Kabar buruknya, dyspraxia ternyata lebih rentan menyerang anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. 

Gejala-gejala penyakit ini biasanya sudah mulai muncul dan terlihat sejak dini. Hanya saja, dyspraxia sering terlambat disadari karena tingkat perkembangan seorang anak bisa berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya. Bayi yang lahir prematur ternyata memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan penyakit ini dibanding anak yang lahir dengan persalinan normal. Kelahiran prematur terjadi sebelum minggu ke-37 alias bayi lahir sebelum waktunya. Hal ini bisa terjadi karena kontraksi rahim yang mengakibatkan terbukanya leher rahim dan membuat janin lebih cepat memasuki jalan lahir. 

Baca juga: Bayi Lahir Prematur Berisiko Alami Gangguan Kesehatan Ini

Mengenal Dyspraxia dan Gejala-gejalanya 

Meskipun gejalanya sudah muncul sejak usia dini, tetapi kondisi ini sering terlambat dideteksi karena anak-anak umumnya memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Hal itu membuat sedikit keterlambatan atau kelainan pada pergerakan atau gangguan koordinasi anak jarang dianggap serius. Biasanya, dyspraxia baru terdeteksi atau terlihat dengan jelas saat anak menginjak usia lima tahun atau lebih. 

Koordinasi antar anggota tubuh dan pergerakan adalah hal yang penting diperhatikan pada masa pertumbuhan dan perkembang anak. Proses ini sangat kompleks dan melibatkan berbagai saraf serta bagian otak. Risiko gangguan dyspraxia meningkat saat terjadi gangguan pada salah satu saraf ataupun bagian otak. Meski begitu, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab koordinasi anggota tubuh mengalami gangguan dan tidak berkembang. 

Baca juga: Ibu Perlu Tahu, Tahap Pertumbuhan Balita dari Duduk hingga Berjalan

Kelahiran prematur disebut-sebut menjadi salah satu faktor risiko bayi mengalami dyspraxia. Kondisi ini terjadi saat bayi lahir sebelum waktunya atau sudah memasuki jalan lahir pada usia 37 minggu. Selain lahir prematur, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini, seperti berat badan kurang saat lahir, riwayat penyakit dyspraxia pada keluarga, serta konsumsi minuman beralkohol selama masa kehamilan. 

Gejala yang khas dari kondisi ini adalah mengalami kesulitan atau gangguan pada koordinasi, keseimbangan, pergerakan, berpikir, mengingat informasi, serta sulit mempelajari teknik baru. Pengidap penyakit ini umumnya juga mengalami kesulitan melakukan kemampuan hidup sehari-hari, seperti cara berpakaian, menyetir mobil, bahkan sekadar mengikat tali sepatu. 

Pengidap dyspraxia juga cenderung mengalami kesulitan dalam menghadapi situasi sosial tertentu, mengelola emosi, manajemen waktu, merencanakan, dan mengatur sesuatu. Gejala yang sering terlihat sejak bayi adalah waktu yang lebih lama untuk duduk, merangkak, atau berjalan, serta memiliki posisi tubuh yang tidak biasa. Dyspraxia pada anak juga ditandai dengan gejala kesulitan melakukan aktivitas yang membutuhkan koordinasi tubuh, misalnya menyusun balok. 

Sedangkan pada anak-anak, gejala dyspraxia adalah sulit makan sendiri, terlihat canggung dibanding teman-teman seusianya, sering terbentur, dan menjatuhkan barang-barang yang sedang digenggam. Anak dengan kondisi ini juga sering merasa kesulitan berkonsentrasi, memahami informasi, serta mengikuti instruksi yang diberikan. Meski begitu, tidak semua anak yang menunjukkan gejala tersebut pasti mengidap dyspraxia, bisa jadi hal itu terjadi karena gangguan lain. 

Baca juga: Inilah Langkah Terapi Okupasi pada Anak Berkebutuhan Khusus

Maka dari itu, sangat penting untuk selalu melakukan pemeriksaan ke dokter selama masa tumbuh kembang anak. Kalau pertumbuhan Si Kecil terasa aneh, ibu bisa menanyakan dan menyampaikan gejalanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play! \

Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2019. Health A-Z. Dyspraxia (Developmental Co-ordination Disorder) in Adults. 
WebMD. Diakses pada 2019. Dyspraxia.
WebMD. Diakses pada 2019. Premature Labor.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan