Cara Mengatasi Anak yang Hiperaktif

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Maret 2022
Cara Mengatasi Anak yang HiperaktifCara Mengatasi Anak yang Hiperaktif

“Si Kecil terasa lebih aktif daripada anak-anak lainnya? Apakah kondisi ini bisa disebut dengan hiperaktif? Tentunya, anak yang hiperaktif sering membuat ayah dan ibu kewalahan, ya! Namun, jangan khawatir, anak hiperaktif tetap bisa diatasi kok, simak cara mudahnya berikut ini.”

Halodoc, Jakarta - Selalu energik dan aktif menjadi hal yang lumrah pada anak, terlebih saat mereka memasuki masa prasekolah. Meski begitu, ibu dan ayah tetap perlu waspada apabila perilaku aktif sang buah hati malah membuat mereka mengalami kesulitan beraktivitas, atau mengakibatkan masalah interaksi dengan temannya. Bisa jadi, ia sedang menunjukkan gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD.

Sebenarnya, perilaku anak yang hiperaktif atau mengalami kondisi ADHD terbagi menjadi dua jenis, yaitu kurangnya perhatian dan tidak bisa tenang atau diam. Kondisi anak hiperaktif yang masuk dalam kategori kurangnya perhatian ditandai dengan gejala seperti berikut:

  • Sangat mudah terdistraksi dan punya fokus yang pendek.
  • Sering ceroboh dalam melakukan sesuatu hal.
  • Mudah kehilangan suatu barang atau lupa.
  • Tidak pernah tepat dalam melakukan instruksi.
  • Kesulitan mengikuti berbagai kegiatan yang memakan banyak waktu.
  • Sulit mengatur pekerjaan atau tugas.

Sementara itu, anak hiperaktif yang masuk dalam kategori tidak bisa diam akan menunjukkan beberapa gejala berikut:

  • Sulit sekali tenang atau duduk diam, terlebih pada lingkungan yang tenang.
  • Selalu terlihat dan merasa gelisah.
  • Kesulitan fokus ketika mengerjakan tugas atau pekerjaan.
  • Suka menggerakkan anggota tubuh secara berlebihan.
  • Sering dan terlalu banyak bicara.
  • Tidak sabar untuk menunggu giliran.
  • Sering melakukan tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya.
  • Tidak punya rasa takut.

Nah, anak yang mengalami kondisi ADHD bisa saja lebih dominan ke salah satu kategori tersebut, tetapi bisa juga kombinasi di antara keduanya. Pastinya, berbagai gejala tadi akan memicu masalah pada keseharian dan kehidupan Si Kecil, misalnya interaksi sosial yang tidak tepat, tingkat disiplin yang buruk, dan prestasi yang rendah. 

Mendampingi dan Mengatasi Anak Hiperaktif

Sayangnya, belum ada obat yang bisa mengatasi kondisi anak hiperaktif. Akan tetapi, tentunya hal ini bisa dikelola dengan baik dengan memberikan pendidikan dan dukungan yang pas, baik untuk orangtua maupun sang buah hati. Jika Si Kecil menunjukkan gejala hiperaktif, ibu bisa bertanya pada dokter spesialis anak melalui aplikasi Halodoc. Namun, pastikan ibu download aplikasi Halodoc terlebih dahulu, ya!

Biasanya, dokter akan memberikan beberapa pilihan pengobatan untuk membantu mengendalikan gejala hiperaktif yang dialami anak. Pengobatan bisa berupa kombinasi antara obat-obatan dan terapi. Namun, ibu dan ayah juga bisa melakukan beberapa cara berikut ini untuk membantu mengendalikan perilaku Si Kecil:

  • Lebih Banyak Menghabiskan Waktu dengan Anak

Sesibuk apapun, selalu pastikan ibu dan ayah meluangkan waktu untuk bermain bersama sang buah hati setiap harinya. Berikan anak perhatian sepenuhnya dan berikan pujian sesuai dengan porsinya untuk setiap hal positif yang telah ia lakukan. Selain itu, ibu juga bisa menghabiskan waktu bersama Si Kecil dengan melakukan berbagai aktivitas fisik, seperti berolahraga atau sekadar berjalan-jalan. 

  • Ciptakan Hubungan Keluarga yang Harmonis dan Sehat

Salah satu hal yang mampu mengubah perilaku hiperaktif pada anak secara signifikan adalah hubungan antar anggota keluarga. Ibu dan ayah yang memiliki ikatan yang kuat kerap merasa lebih mudah menghadapi perilaku anak hiperaktif. Jangan lupa untuk selalu menjalin komunikasi yang baik dengan anggota keluarga, termasuk anak. Berikan tanggapan dengan sabar dan tenang setiap kali anak berbicara. 

  • Terapkan Disiplin yang Positif pada Anak

Sangat penting untuk membiasakan anak disiplin dan tegas. Ibu bisa mencobanya dengan menghargai dan memberikan apresiasi untuk setiap perilaku positif yang dilakukan anak dan mencegah ia melakukan perilaku negatif. Ini akan membuat menjadi lebih mudah memahami mana saja perilaku baik dan buruk. 

  • Ciptakan Waktu Tidur yang Teratur

Tidak banyak orangtua yang tahu bahwa hiperaktif ADHD bisa mengakibatkan anak mengalami masalah tidur yang justru membuat gejala semakin buruk. Jadi, sangat penting untuk menciptakan waktu tidur anak yang baik. Caranya tentu membiasakan anak tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, meski sedang libur. Sebisa mungkin hindari berinteraksi dengan gawai atau menonton televisi sebelum tidur. 

  • Ciptakan Kehidupan Anak yang Terorganisir

Berikan pendampingan dan bantuan setiap saat pada anak dalam mengontrol hidupnya. Ini bisa berupa mengatur waktu untuk beraktivitas atau membantu menjaga lingkungan sekitarnya tetap bersih dan rapi. Jika memberi perintah, lakukan dengan instruksi yang sederhana, spesifik, dan pastinya mudah dipahami oleh anak. Jangan lupa, berikan pujian apabila ia berhasil menjalankan instruksi ibu dengan benar. 

Dukungan dari orangtua dan orang terdekat memang sangat penting untuk tumbuh kembang anak dengan kondisi hiperaktif. Jangan lupa untuk membawa anak ke dokter secara rutin guna memastikan bahwa pertumbuhan dan perkembangannya tetap normal. Jika memang dibutuhkan, ibu juga bisa meminta bantuan ahli terapi untuk memberikan bimbingan maupun pelatihan khusus.

Referensi:
KidsHealth. Diakses pada 2022. Parenting a Child With ADHD.
National Health Service. Diakses pada 2022. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) in Children.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan