Gejala Tidak Jelas, Bronkopneumonia Datang Tiba-Tiba

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Juli 2019
Gejala Tidak Jelas, Bronkopneumonia Datang Tiba-TibaGejala Tidak Jelas, Bronkopneumonia Datang Tiba-Tiba

Halodoc, Jakarta - Jika pneumonia bisa menyerang siapa saja dari berbagai kalangan usia, bronkopneumonia hanya dapat menyerang bayi usia 2 tahun ke bawah atau lansia berusia 65 tahun ke atas. Namun, pembahasan kali ini akan difokuskan pada bronkopneumonia yang menyerang bayi. Penyakit paru yang memiliki nama lain bronchial pneumonia ini terjadi ketika pneumonia sudah melibatkan peradangan pada saluran bronkial. 

Bronkopneumonia umumnya menyerang seseorang yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Gejalanya tidak jelas, sering kali dimulai dengan adanya virus influenza maupun infeksi pernapasan ringan. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Beda penyebab, maka berbeda pula gejala yang ditimbulkan. Mari kita bahas satu persatu:

1. Bakteri

Jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada bronkopneumonia adalah Haemophilus influenza (biasanya aktif di awal musim semi dan musim dingin), Chlamydia, Moraxella catarrhalis, Legionella (biasanya ada pada saat musim panas, AC), Staphylococcus aureus, dan bakteri gram negatif seperti Pseudomonas aeruginosa, anaerob, dan Klebsiella.

Baca juga: Daya Tahan Tubuh Lemah, Hati-Hati Bronkopneumonia

Bronkopneumonia karena infeksi bakteri terjadi ketika respons kekebalan alami tubuh menurun, atau belum sempurna (pada kasus bayi). Akibatnya, bakteri normal pada mulut dan tenggorokan berkembang biak dan menyerang satu atau semua lobus dari paru-paru.  

Lobus yang terinfeksi kemudian mengisi paru-paru dengan nanah dan cairan, sehingga memengaruhi paru-paru yang memiliki kapasitas normal yang menyebabkan pertukaran oksigen. Gejala yang muncul dapat berupa:

  • Demam hingga 38,3 derajat Celsius;

  • Tiba-tiba menggigil;

  • Batuk kering dan berdahak atau mungkin cairan batuknya memiliki noda merah muda atau garis-garis darah (Streptococcus Pneumonia);

  • Bau mulut tidak sedap;

  • Pernapasan pendek;

  • Sesak napas;

  • Sakit kepala, muntah, mual, diare, dan tubuh lemah;

  • Sakit perut.

2. Virus

Bronkopneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus umumnya terjadi ketika bayi terpapar dari seseorang yang bersin atau batuk. Selain gejala flu, virus ini dapat menyebar lebih rendah ke paru-paru dan menghasilkan jenis bronchopneumonia yang biasanya sembuh dengan sendirinya. Jenis virus yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah RSV, parainfluenza, adenovirus, CMV, dan campak. 

Gejala bronkopneumonia yang disebabkan oleh virus dapat berupa:

  • Dimulai dengan gejala pernapasan atas seperti sakit kepala, batuk kering, hidung tersumbat, demam ringan;

  • Sakit tenggorokan, bersamaan dengan nyeri otot dan sendi;

  • Ruam kulit seperti campak;

  • Batuk kering;

  • Nyeri dada yang dialami ketika bernapas;

  • Panas dingin;

  • Sesak napas diiringi dengan mual, muntah, diare.

Baca juga: Kenali Gangguan Pernafasan Bronkopneumonia pada Anak

3. Jamur

Jenis jamur yang dapat menyebabkan bronkopneumonia adalah jamur Carinii pneumocystis (PCP). Infeksi ini jenis sering menyerang orang yang terinfeksi AIDS, atau yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. 

Gejala yang umum muncul adalah:

  • Sering kali karena disebabkan oleh Infeksi HIV atau AIDS dan gejala dapat terjadi tiba-tiba;

  • Batuk ditandai dengan dahak putih dan jelas;

  • Sesak napas, awalnya terjadi karena beraktivitas, kemudian sesak napas akut;

  • Kelemahan dan kelelahan;

  • Menggigil dan penurunan berat badan;

  • Kehilangan selera makan.

Jika bayi menunjukkan berbagai gejala tersebut, segera diskusikan kondisinya dengan dokter, agar penanganan bisa dilakukan sesegera mungkin. Sekarang, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan juga bisa dilakukan di aplikasi Halodoc, lho. Lewat fitur Talk to a Doctor, kamu bisa obrolkan langsung gejalamu melalui Chat atau Voice/Video Call.

Selain karena infeksi bakteri, virus, dan jamur, bronkopneumonia juga bisa terjadi karena hal-hal berikut:

  • Menelan makanan-benda kecil seperti kacang atau biji-bijian;

  • Semprotan cat pada barang-barang perabotan rumah;

  • Debu, jamur, jamur inhalasi biasanya lazim di petani, pemetik jamur, atau penambang (debu nikel);

  • Cairan bensin, minyak tanah;

  • Benda asing (menelan koin atau gigi);

  • Parasit.

Baca juga: Ini Bedanya ISPA dan Bronkopneumonia pada Anak

Bagaimana Mencegahnya?

Salah satu langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk bronkopneumonia adalah vaksinasi. Vaksinasi flu tahunan dapat membantu, karena influenza secara tidak langsung dapat menyebabkan pneumonia. Untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun dapat menerima vaksin konjugasi pneumokokus.

Selain vaksin, penyakit ini juga dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan, dan menjaga bayi agar tidak berkontak dengan orang yang sedang sakit. Gaya hidup sehat dalam keluarga, makanan bergizi, dan istirahat yang cukup akan membuat risiko bronkopneumonia menurun.

Penyakit ini sering disamakan dengan pneumonia biasa. Maka, pastikan gejala dan konsultasikan ke dokter, terutama jika ini bayi yang berusia kurang dari 2 tahun. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter anak di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Tunggu apa lagi? Yuk download aplikasinya sekarang!

 

 



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan