halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Bepotastine

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

Deskripsi Bepotastine

Bepotastine adalah obat yang diklasifikasikan sebagai antihistamin. Obat ini bekerja dengan mencegah pelepasan histamin yaitu zat pemicu munculnya gejala alergi berupa gatal, bengkak, merah dan berair.

Manfaat Bepotastine

Bepotastine digunakan untuk mengatasi rhinitis alergi akibat peradangan di rongga hidung. Reaksi tersebut muncul setelah pengidap terpapar berbagai jenis alergen, contohnya serbuk sari, debu, atau bulu hewan.

Gejalanya ditandai dengan:

  • Pilek atau hidung tersumbat.
  • Bersin-bersin.
  • Mata berair dan terasa gatal.
  • Pembengkakan di bagian kelopak mata.
  • Gatal di mulut dan tenggorokan.
  • Ruam pada kulit.
  • Badan terasa lemas.
  • Batuk-batuk.
  • Sakit kepala.

Dosis Bepotastine

Dosis penggunaan obat disesuaikan berdasarkan usia, intensitas keparahan penyakit, usia dan gangguan kesehatan yang dialami. Dosis umum penggunaan sebanyak 1 tetes di setiap mata, 2 kali sehari.

Cara Penggunaan Bepotastine

Patuhi anjuran penggunaan obat dari dokter dan label kemasan obat. Jangan menambahkan dosis tanpa rekomendasi dokter. Bepotastine juga tidak disarankan untuk penggunaan jangka panjang.

Adapun cara menggunakan bepotastin, yaitu:

  • Cuci tangan terlebih dulu. Kemudian, kocok botol sebelum digunakan.
  • Dongakkan kepala ke belakang dan tarik bagian bawah mata untuk menyisakan ruang. 
  • Teteskan obat dalam ruang tersebut. Kemudian, lepaskan kembali tarikan kelopak mata bawah dan tutup mata selama 1 sampai 2 menit.
  • Segera mencuci tangan setelah menggunakan obat.
  • Untuk menjaga kebersihan ujung botol, jangan menyentuhnya. Kemudian, tutup rapat dan simpan di tempat sejuk.

Perhatian Penggunaan Bepotastine

Sebelum menggunakan obat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Langkah ini dilakukan guna meminimalisir risiko efek samping setelah penggunaan.

  • Obat tidak direkomendasikan bagi pemilik riwayat alergi obat dan penyakit hati (liver) serta gangguan ginjal.
  • Obat tidak direkomendasikan pada orang yang sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun obat herbal.
  • Obat tidak direkomendasikan pada ibu hamil, wanita yang sedang merencanakan kehamilan dan ibu menyusui;
  • Obat tidak direkomendasikan pada lansia karena dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Obat tidak direkomendasikan pada orang yang sedang mengalami mata merah dan menggunakan lensa kontak.
  • Obat menyebabkan kantuk, sakit kepala atau pandangan kabur. Jadi, pengguna tidak boleh menyetir atau mengoperasikan alat berat.
  • Berikan jeda sekitar 5 menit jika sebelumnya sudah menggunakan obat tetes atau salep pada mata. Langkah ini bertujuan agar obat bisa terserap secara maksimal.
  • Hentikan pemakaian jika obat mulai berubah warna. Ini bisa mengindikasikan obat sudah terkontaminasi, sehingga berisiko infeksi, kerusakan serius pada mata, hingga kehilangan penglihatan.

Efek Samping Bepotastine

Adapun efek samping yang jarang terjadi, meliputi:

  • Mata merah dan terasa sakit.
  • Munculnya ruam di tubuh.
  • Gatal-gatal. 
  • Pembengkakan pada bibir, lidah atau tenggorokan.
  • Demam.
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot.
  • Sakit tenggorokan.
  • Hidung tersumbat.
  • Rasa lelah berlebihan.

Interaksi Bepotastine

Potensi interaksi meningkat ketika bepotastine digunakan bersamaan dengan jenis obat lain, karena mengubah cara kerja obat. Akibatnya, obat tidak dapat bekerja secara maksimal, bahkan menimbulkan efek beracun yang membahayakan tubuh.

Jika mengalami efek samping akibat penggunaan yang salah, silakan tanya dokter untuk melakukan langkah perawatan. Jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga.

Referensi:
MedlinePlus. Diakses pada 2022. Bepotastine Ophthalmic.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp