
DAFTAR ISI
- Apa Itu Clobazam?
- Manfaat Clobazam
- Dosis Clobazam
- Perhatian Penggunaan
- Efek Samping Clobazam
- Interaksi Clobazam
- Kontraindikasi
- FAQ
Perhatian Penting
1. Clobazam termasuk golongan psikotropika golongan IV yang peredaran dan penggunaannya diawasi ketat sesuai peraturan UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
2. Penggunaan obat berpotensi menyebabkan ketergantungan dan risiko overdosis jika tidak digunakan sesuai anjuran medis.
3. Clobazam hanya boleh digunakan dengan resep dokter dan melalui fasilitas kesehatan yang terkontrol.
4. Clobazam bukan obat untuk keluhan umum, sehingga tidak boleh dikonsumsi tanpa indikasi medis yang jelas.
Apa Itu Clobazam?
Clobazam merupakan obat yang termasuk dalam golongan benzodiazepin, yang penggunaan dan peredarannya diawasi ketat melalui peraturan undang-undang.
- Golongan: Benzodiazepin
- Kategori: Obat keras, termasuk obat psikotropika.
- Manfaat Clobazam: Digunakan untuk membantu mengatasi gangguan kecemasan, serangan panik, insomnia, sebagai tambahan terapi pada epilepsi atau kejang, serta dapat diberikan sebagai obat penenang sebelum prosedur medis tertentu.
- Dapat digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak dengan resep serta pengawasan dokter.
- Clobazam untuk ibu hamil: Tidak dianjurkan kecuali bila manfaatnya dianggap lebih besar daripada risikonya, hanya digunakan atas rekomendasi dokter
- Clobazam untuk ibu menyusui: Tidak disarankan karena dapat masuk ke dalam ASI dan berpotensi memengaruhi bayi
- Bentuk obat: Tablet.
Perlu digarisbawahi bahwa Clobazam bukanlah terapi lini pertama. Obat ini baru diberikan apabila pendekatan non-obat atau pilihan obat lain yang lebih aman tidak menunjukkan efektivitas yang memadai.
Manfaat Clobazam
Clobazam dimanfaatkan sebagai obat penenang untuk mengatasi sindrom Lennox-Gastaut (LGS).
Clobazam bekerja dengan mengendalikan neurotransmiter (bahan kimia) di otak.
Ini juga melemaskan otot-otot yang kaku (berkontraksi) selama kejang. Dengan begitu, frekuensi kejang bisa berkurang, dan mengurangi keparahan kejang.
Obat ini tidak akan menyembuhkan LGS dan hanya akan mengontrol kejang selama seseorang mengonsumsinya di bawah pengawasan medis.
Ada beberapa jenis kejang yang bisa dialami pengidap LGS, antara lain kejang tonik dan atonik.
Selain itu, kamu juga perlu ketahui Beda Kejang Tonik dan Atonik yang Dialami Pengidap Lennox Gastaut.
Dosis Clobazam
Penggunaan clobazam harus selalu disesuaikan dengan kondisi medis masing-masing pasien.
Dosis yang diberikan dapat berbeda, tergantung pada tujuan terapi, tingkat keparahan gejala, usia, serta respons tubuh terhadap obat.
Karena termasuk golongan benzodiazepin, clobazam hanya boleh dikonsumsi sesuai resep dan arahan dokter.
Dengan kata lain, dosis clobazam benar-benar bersifat individual dan hanya dapat ditentukan oleh dokter yang memahami riwayat kesehatan serta kebutuhan pasien.
Catatan Penting:
- Clobazam tidak direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang. Obat ini dapat menyebabkan ketergantungan serta efek samping serius.
- Clobazam tidak bisa diperoleh melalui layanan telemedicine. Penggunaan obat ini membutuhkan resep fisik dari dokter.
- Hindari menambah atau menghentikan penggunaan obat secara mandiri. Perubahan dosis perlu dilakukan secara perlahan melalui proses tapering off dan tetap dalam pengawasan dokter.
- Kepemilikan atau penggunaan Clobazam tanpa resep dokter dapat berujung pada sanksi pidana sesuai aturan yang berlaku di Indonesia.
Selain memberi obat, penting juga untuk mengetahui Pertolongan Pertama saat Pengidap Epilepsi Alami Kejang.
Perhatian Penggunaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Clobazam hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
- Beri tahu dokter bila kamu sedang hamil atau berencana untuk hamil.
- Obat ini bisa menyebabkan beberapa orang pusing, mengantuk atau kurang waspada. Jadi, hindari mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang membutuhkan kewaspadaan.
- Beri tahu dokter atau apoteker tentang semua obat yang kamu gunakan, termasuk obat bebas, obat herbal, dan pelengkap atau obat rekreasional.
- Jangan mengubah dosis obat atau tiba-tiba berhenti menggunakannya tanpa terlebih dahulu memeriksakan diri ke dokter. Dokter mungkin akan mengurangi dosis secara bertahap sebelum menghentikannya sepenuhnya. Hal ini untuk membantu mencegah risiko memburuknya kejang dan mengurangi kemungkinan gejala penarikan, seperti perubahan perilaku, putus asa, lekas marah, kurang nafsu makan, halusinasi, dan lain-lain.
- Bila kamu menggunakan kontrasepsi hormonal (pil KB, alat kontrasepsi, suntik dan lain-lain), kamu perlu tahu bahwa jenis KB ini mungkin tidak bekerja dengan baik bila kamu gunakan dengan clobazam.
Efek Samping Clobazam
Efek samping umum:
- Mengantuk.
- Pusing.
- Kelelahan.
- Sembelit.
- Demam.
- Batuk.
- Mengeluarkan air liur.
- Sulit menelan.
- Gemetaran dan tidak bisa berjalan dengan stabil.
- Sulit tidur.
Efek samping serius:
- Perubahan mental atau suasana hati, seperti gugup, kebingungan.
- Kelemahan otot.
- Kehilangan koordinasi.
- Kesulitan berbicara.
- Nyeri saat buang air kecil.
Segera ke IGD atau hubungi 119 bila kamu atau orang terdekat mengalami tanda-tanda tersebut.
Selain itu, efek samping sosial dari penggunaan obat ini dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Hubungan dengan keluarga bisa terganggu akibat perubahan perilaku, sementara produktivitas kerja atau belajar ikut menurun.
Selain itu, tidak jarang muncul stigma negatif dari lingkungan sekitar yang dapat semakin memperburuk kondisi psikologis dan sosial penggunanya.
Interaksi Clobazam
Clobazam bisa berinteraksi dengan beberapa obat, seperti:
- Orlistat.
- Sodium Oxybate.
- Flukonazol.
- Fluvoxamine.
- Obat pereda nyeri atau obat batuk opioid, seperti kodein, hidrokon.
- Obat tidur atau obat kecemasan, seperti alprazolam, lorazepam, zolpidem.
- Relaksan otot, seperti carisoprodol, cyclobenzaprine.
- Antihistamin (seperti cetirizine, diphenhydramine).
- Obat golongan benzodiazepin lain seperti alprazolam.
Kontraindikasi
Clobazam tidak dianjurkan untuk digunakan pada orang dengan kondisi:
- Individu dengan ketergantungan obat atau alkohol, insufisiensi pernapasan berat, myasthenia gravis, dan sleep apnea.
- Gangguan hati berat.
- Kehamilan (trimester 1) dan menyusui.
Konsultasikan diri dengan dokter di Halodoc jika kamu atau orang terdekat mengalami kejang atau memiliki masalah lain yang berhubungan dengan kesehatan mental.
Diperbarui pada 9 Desember 2025.
Referensi:
BNN Provinsi Riau. Diakses pada 2025. Mengenal Benzodiazepin, Obat yang Sering Disalahgunakan.
BNN RI. Diakses pada 2025. Benzodiazepines.
Kemenkes RI. Diakses pada 2025. UU RI Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
Medline Plus. Diakses pada 2025. Clobazam.
Health Navigator New Zealand. Diakses pada 2025. Clobazam.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Clobazam (Oral Route).
WebMD. Diakses pada 2025. Clobazam Film – Uses, Side Effects, and More.
FAQ
1. Bolehkah saya berhenti minum clobazam secara tiba-tiba?
Tidak disarankan. Konsultasikan pada dokter sebelum memutuskan untuk berhenti mengonsumsi clobazam. Dokter akan menurunkan dosis secara bertahap (tapering off). Menghentikan obat ini secara mendadak dapat memicu gejala putus obat (withdrawal) seperti kejang yang lebih parah, gelisah, gemetar, halusinasi, hingga sulit tidur.
2. Bolehkah saya menyetir setelah minum obat ini?
Tidak. Clobazam menyebabkan kantuk dan menurunkan kecepatan reaksi serta konsentrasi. Hindari mengemudi atau mengoperasikan mesin berat.


