halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Cutaneous Larva Migrans (CLM)

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

Pengertian Cutaneous Larva Migrans (CLM)

Cutaneous Larva Migrans (CLM) adalah infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis cacing tambang. Kondisi tersebut paling sering ditularkan melalui kotoran hewan yang terinfeksi telur cacing di bawah tanah. Telur tersebut kemudian menetas dan berkembang menjadi larva di bawah permukaan tanah atau pasir.

Setelah masuk ke dalam kulit, cacing tersebut kemudian berpindah tempat di dalam kulit, dan menunjukkan sejumlah gejala pada permukaan kulit. Risiko terinfeksi semakin tinggi saat berjalan tanpa menggunakan alas kaki atau berbaring di pasir atau tanah tanpa alas.

Gejala Cutaneous Larva Migrans (CLM)

Tanda-tanda Cutaneous Larva Migrans (CLM) biasanya muncul 1-5 hari setelah infeksi. Pada beberapa orang, terkadang butuh waktu lebih lama. Gejala umumnya meliputi:

  • Munculnya lesi merah yang memiliki pola seperti ular di permukaan kulit. Gejala ini terjadi akibat pergerakan larva di bawah kulit. Dalam sehari, lesi bisa bergerak hingga 2 sentimeter.
  • Pembengkakan, gatal, dan rasa tidak nyaman. Lesi yang muncul akibat Cutaneous Larva Migrans (CLM) akan terasa gatal, menyengat, bahkan menyakitkan.
  • Munculnya lesi pada kaki dan punggung. Meski lesi dapat muncul di bagian tubuh mana pun, tetapi bagian tubuh yang sering terpapar tanah atau pasir seperti kaki memiliki risiko lebih tinggi.

Lesi yang terbentuk akibat Cutaneous Larva Migrans (CLM) akan terasa sangat gatal. Hal tersebut membuat pengidap cenderung menggaruk kulitnya. Jika dibiarkan, kulit bisa saja rusak dan meningkatkan risiko infeksi bakteri sekunder. 

Penyebab dan Faktor Risiko Cutaneous Larva Migrans (CLM)

Ketika terinfeksi akan muncul sensasi kesemutan atau tusukan dalam waktu 30 menit. Larva dapat tertidur selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah menginfeksi. Mereka bisa saja langsung meninggalkan jejak seperti ular selebar 2-3 milimeter yang membentang sepanjang 3-4 sentimeter.

Sejumlah gejala tersebut disebabkan oleh banyak jenis cacing tambang, seperti:

  • Ancylostoma braziliense, yaitu cacing tambang yang ditemukan pada feses anjing dan kucing liar di AS tengah dan selatan, Amerika Tengah dan Selatan, serta Karibia.
  • Ancylostoma caninum, yaitu cacing tambang yang ditemukan pada feses anjing di Australia.
  • Uncinaria stenocephala, yaitu cacing tambang yang ditemukan pada feses anjing di Eropa.
  • Bunostomum phlebotomum, yaitu cacing tambang yang ditemukan pada feses sapi.

Faktor Risiko yang Perlu Diwaspadai

Orang dari segala usia, jenis kelamin, dan ras dapat terinfeksi Cutaneous Larva Migrans (CLM) jika terpapar larva cacing tambang. Kasusnya paling sering ditemukan di wilayah tropis atau subtropis. Kelompok yang berisiko adalah mereka yang kerap bersentuhan dengan tanah lembab, dan berpasir. 

Berikut ini beberapa golongan yang berisiko terinfeksi Cutaneous Larva Migrans (CLM):

  • Seseorang yang senang berjemur atau berjalan kaki di pinggir pantai.
  • Anak-anak yang senang bermain pasir.
  • Para petani yang mengharuskan membajak sawah.
  • Tukang kebun yang sehari-hari berkutat dengan tanah.
  • Pemburu yang senang berburu hewan-hewan liar.
  • Seseorang yang bepergian ke daerah tropis atau subtropis.

Diagnosis Cutaneous Larva Migrans (CLM)

Diagnosis penyakit dilakukan berdasarkan gejala yang mendasari. Langkah awal dilakukan dengan wawancara yang disertai dengan pertanyaan tentang riwayat berjemur, berjalan tanpa alas kaki di pantai, atau aktivitas lainnya di daerah tropis. Untuk menunjang hasil, dokter akan melakukan tes mikroskop.

Tes mikroskop berguna untuk memvisualisasikan pergerakan larva. Tes ini juga dilakukan untuk menunjukkan adanya telur atau larva cacing tambang dalam tinja. Pemeriksaan biopsi kulit tidak dianjurkan karena dapat memicu peradangan lebih lanjut di daerah yang terkena. Pemeriksaan tersebut tidak efektif dalam menunjukkan keberadaan larva parasit.

Pengobatan Cutaneous Larva Migrans (CLM)

Larva migrans kulit dapat sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Durasinya sendiri akan tergantung pada spesies larva yang menginfeksi. Dalam kebanyakan kasus, lesi akan sembuh tanpa pengobatan dalam 4-8 minggu. 

Pengobatan utama pada CLM adalah ivermectin. Dosis tunggal (200 µg/kg berat badan) dapat membunuh larva secara efektif dan menghilangkan rasa gatal dengan cepat. Penggunaan tiabendazol secara topikal pada lesi dengan konsentrasi 10- 15% tiga kali sehari selama 5-7 hari terbukti memiliki efektivitas yang sama dengan penggunaan ivermectin secara oral.

Selain itu, pengobatan lainnya meliputi: 

  • Penggunaan obat cacing.
  • Perawatan fisik seperti cryotherapy nitrogen cair atau laser karbon dioksida untuk menghancurkan larva.
  • Antihistamin dan kortikosteroid topikal untuk meredakan gejala gatal.
  • Infeksi bakteri sekunder memerlukan pengobatan dengan antibiotik yang sesuai.

Pencegahan Cutaneous Larva Migrans (CLM)

Untuk membantu mencegah infeksi, berikut ini beberapa langkah efektif yang dapat dilakukan:

  • Memakai alas kaki ketika bepergian.
  • Pakai baju yang menutupi seluruh bagian tubuh.
  • Hindari duduk atau berbaring di atas tanah atau pasir.
  • Jauhi hewan yang berisiko tinggi terinfeksi.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika terdapat gejala tersebut maka segera periksakan diri ke dokter. Jangan sampai penyakit berkembang menjadi semakin parah. Jika membutuhkan informasi terkait dengan kesehatan, kamu bisa download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
NCBI. Diakses pada 2022. Cutaneous Larva Migrans.
Dermnet NZ. Diakses pada 2022. Cutaneous larva migrans.
Healthline. Diakses pada 2022. About Cutaneous Larva Migrans.
News Medical Life Science. Diakses pada 2022. Cutaneous Larva Migrans Diagnosis and Management.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp