halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
Hemiplegia
search
close

Hemiplegia

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Pengertian Hemiplegia

Hemiplegia adalah kondisi kelumpuhan atau hilangnya kemampuan otot untuk bergerak yang terjadi pada salah satu sisi tubuh. Sebagian besar kasus hemiplegia disebabkan oleh cedera saraf tulang belakang, cedera pada leher hingga patah, kerusakan otak atau stroke. Tingkat gejala hemiplegia bervariasi tergantung pada lokasi dan luasnya cedera.

Hemiplegia terjadi sebelum lahir, selama kelahiran, atau dalam 2 tahun pertama kehidupan sering dikenal sebagai hemiplegia kongenital. Sementara hemiplegia yang berkembang di kemudian hari, dikenal sebagai hemiplegia didapat. Hemiplegia tidak bersifat progresif, artinya gejala tidak akan bertambah buruk sejak gangguan dimulai.

Faktor Risiko Hemiplegia

Ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko hemiplegia. Misalnya:

  • Hipertensi.
  • Penyakit jantung.
  • Stroke.
  • Masalah kehamilan seperti kesulitan persalinan atau trauma saat kelahiran.
  • Cedera otak traumatis.
  • Diabetes.
  • Tumor otak.
  • Infeksi, seperti encephalitis, meningitis, sepsis dan abses pada leher.
  • Leukodystrophies.
  • Vaskulitis.

Penyebab Hemiplegia

Gerakan otot dikendalikan oleh sinyal yang dikirim ke tubuh oleh otak dan sumsum tulang belakang. Kerusakan pada salah satu bagian tubuh ini dapat menyebabkan hemiplegia. Ketika terjadi kerusakan otak atau tulang belakang, sinyal tidak dapat mengarahkan otot untuk bergerak. Semakin parah kerusakannya, semakin besar risiko hemiplegia terjadi. Sebagian besar kasus hemiplegia disebabkan oleh stroke. Penyebab kelumpuhan lainnya meliputi:

  • Cedera sumsum tulang belakang.
  • Tumor otak.
  • Cerebral palsy.
  • Leher patah.
  • Multiple sclerosis.
  • Penyakit autoimun.
  • Bell’s palsy.
  • Polio.
  • Spina bifida.
  • Cedera pleksus brakialis.

Gejala Hemiplegia

Gejala utama hemiplegia adalah hilangnya kemampuan untuk menggerakan salah satu atau banyak otot. Terkadang, pengidap juga dapat merasakan sensasi mati rasa atau kebas sebelum terjadi hemiplegia. Berikut beberapa gejala yang umumnya dialami oleh pengidap hemiplegia:

  • Kehilangan keseimbangan.
  • Kesulitan dalam berjalan, menelan, atau berbicara.
  • Kelelahan, kekakuan, atau kelemahan pada otot di salah satu sisi tubuh.
  • Berkurangnya presisi gerakan.
  • Rasa kesemutan atau mati rasa.
  • Sulit menggenggam suatu benda.
  • Gangguan koordinasi gerakan.

Selain itu, hemiplegia juga dapat menimbulkan gejala emosional dan perilaku. Gejalanya bisa bervariasi tergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh. Misalnya, cedera otak kiri dapat menyebabkan seseorang menjadi cemas dan berhati-hati, sedangkan cedera otak kanan dapat menyebabkan impulsif dan terlalu percaya diri.

Diagnosis Hemiplegia

Dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu sebelum mendiagnosis hemiplegia. Pertama-tama, dokter akan menguji refleks dan kekuatan otot menggunakan palu refleks karet. Dokter mungkin juga akan menekan anggota tubuh saat kamu mencoba menahan tekanan tersebut. Apabila dicurigai adanya hemiplegia, dokter akan melanjutkannya dengan tes pencitraan, seperti:

  • Sinar-X.
  • Computed tomography (CT scan).
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI).
  • Myelography, pewarna kontras dan X-Ray atau CT scan untuk melihat kanal tulang belakang.
  • Elektromiografi (EMG), elektroda jarum kecil yang mengukur aktivitas otot.
  • Hitung darah lengkap (CBC) UNTUK memeriksa kadar sel darah dan trombosit.
  • Studi konduksi saraf (NCS), yang mengukur kecepatan sinyal listrik yang berjalan melalui saraf.

Komplikasi Hemiplegia

Komplikasi bisa berkembang berbulan-bulan setelah pengidap pertama kali mengalami kelemahan atau kelumpuhan. Beberapa risiko komplikasi hemiplegia yang bisa terjadi antara lain:

  • Masalah kandung kemih.
  • Masalah kontrol usus.
  • Rasa sakit.
  • Deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam.
  • Disrefleksia otonom, lonjakan tekanan darah yang tiba-tiba.
  • Depresi.
  • Kesulitan bernafas.
  • Penyakit jantung.
  • Sepsis atau infeksi dalam aliran darah.
  • Luka tekan, yang merupakan luka kulit yang terjadi karena berbaring di tempat tidur.
  • Otot yang kaku dan tidak fleksibel.
  • Atrofi otot.

Pengobatan  Hemiplegia

Terdapat berbagai pengobatan atau perawatan yang bisa digunakan untuk memperbaiki gerakan pada pengidap hemiplegia, misalnya pada lengan dan tungkai kaki. Perawatannya ini bisa meliputi modified constraint-induced therapy. Terapi ini bertujuan untuk mendorong penggunaan bagian tubuh yang mengalami kelumpuhan.

Perawatannya juga bisa menggunakan stimulasi listrik. Tujuan terapi ini untuk memperkuat bagian tubuh yang melemah, meningkatkan kewaspadaan sensori, hingga meningkatkan jangkauan gerak. Setidaknya dibutuhkan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun untuk mencapai pemulihan secara penuh dari hemiplegia yang dialami. 

Selain hal-hal di atas, dokter juga akan merekomendasikan latihan fisik dan fisioterapi untuk membantu mengatasi hemiplegia. Hal yang perlu digarisbawahi, ada beberapa hal yang mesti dilakukan pengidapnya, seperti:

  • Tetap aktif bergerak dan menggunakan otot.
  • Gunakan sepatu yang datar.
  • Gunakan alat bantu, misalnya tongkat atau alat bantu jalan yang direkomendasikan oleh dokter.
  • Perkuatlah otot kaki dan keseimbangan, melalui berbagai latihan.
  • Perhatikan setiap pijakan langkah ketika berjalan.
  • Minta orang lain untuk membantu memasang alat bantu pegangan di dinding rumah.

Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus akan menimbulkan komplikasi seperti kondisi yang bertahan terus-menerus, sehingga alat gerak dan tubuh dapat semakin menghilang fungsinya dan atrofi pada otot-otot.

Pencegahan Hemiplegia

Salah satu penyebab tersering hemiplegia adalah stroke. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya, meliputi:

  • Menurunkan tekanan darah.
  • Menurunkan berat badan.
  • Berolahraga lebih banyak.
  • Cegah diabetes.
  • Berhenti merokok.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika keluarga atau kerabat mengalami gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan siap menjawab segala pertanyaan kamu. Jangan tunggu sebelum kondisinya semakin memburuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Verywell Health. Diakses pada 2022. Hemiplegia and Hemiparesis
Children’s Health System. Diakses pada 2022. Hemiplegia.
Healthline. Diakses pada 2022. Hemiplegia: Causes and Treatments for Partial Paralysis.
Diperbarui pada 26 April 2022.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp