halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
Hipotensi Ortostatik
search
close
Advertisement

Hipotensi Ortostatik

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

Pengertian Hipotensi Ortostatik

Hipotensi ortostatik adalah suatu kondisi di mana tekanan darah turun dengan cepat ketika berdiri dari posisi duduk atau berbaring. Kondisi ini dapat membuat seseorang merasa pusing atau pingsan. 

Kondisi ini diakibatkan oleh tekanan darah yang menurun, sehingga respons tubuh dalam mengembalikan tekanan darah menjadi normal mengalami gangguan. Hipotensi ortostatik ringan umumnya hanya berlangsung beberapa menit. Namun, jika terjadi lebih lama, hal ini dapat menjadi tanda dari penyakit lain seperti penyakit jantung.

Penyebab Hipotensi Ortostatik

Saat seseorang beranjak dari duduk atau berbaring, darah akan otomatis mengalir ke kaki. Ini mengurangi sirkulasi darah ke jantung dan menyebabkan penurunan tekanan darah. Pada keadaan normal, tubuh memiliki respons alami dalam menangani kondisi tersebut.

Namun, pada pengidap hipotensi ortostatik, respons alami tubuh dalam mengembalikan tekanan darah yang menurun tidak bekerja dengan baik. Beberapa hal yang memicu gangguan pada respons alami tubuh terhadap menurunnya tekanan darah tersebut, antara lain:

  • Dehidrasi, misalnya akibat kurang minum air putih, demam, muntah, diare, dan berkeringat yang berlebihan.
  • Gangguan pada kelenjar endokrin, seperti penyakit Addison atau hipoglikemia.
  • Gangguan sistem saraf, seperti pada penyakit Parkinson atau multiple system atrophy.
  • Fungsi jantung yang tidak normal, seperti bradikardia, penyakit jantung koroner, atau gagal jantung.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu.

Faktor Risiko Hipotensi Ortostatik

Ada banyak hal yang dapat meningkatkan risiko hipotensi ortostatik, antara lain:

  • Berada di lingkungan bersuhu panas.
  • Mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Sedang hamil.
  • Tidak beraktivitas dalam waktu lama, seperti ketika dirawat di rumah sakit.
  • Usia 65 tahun atau lebih.

Gejala Hipotensi Ortostatik

Hipotensi ortostatik terjadi lebih sering dan parah di pagi hari. Itu karena tekanan darah paling rendah biasanya terjadi di pagi hari. Beberapa orang tidak mengalami gejala apa pun dari hipotensi ortostatik. Namun, ada juga yang mengalami perburukan gejala saat terpapar suhu panas, demam, atau mandi air hangat.

Gejala utama hipotensi ortostatik adalah pusing saat berdiri. Biasanya gejala akan membaik ketika duduk atau berbaring. Beberapa orang juga mengalami pingsan (sinkop).

Tanda-tanda lainnya termasuk:

  • Penglihatan kabur.
  • Nyeri dada, nyeri bahu, atau nyeri leher .
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Kelelahan atau kelemahan.
  • Sakit kepala.
  • Jantung berdebar-debar .
  • Mual atau merasa panas dan berkeringat.
  • Sesak napas (dispnea).

Komplikasi Hipotensi Ortostatik

Orang dengan hipotensi ortostatik mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk:

  • Patah tulang atau gegar otak karena jatuh saat merasa pusing atau pingsan.
  • Hipotensi postprandial, tekanan darah rendah 30 menit sampai dua jam setelah makan (terutama makanan tinggi karbohidrat).
  • Syok atau kegagalan organ jika tekanan darah tetap terlalu rendah.
  • Stroke atau penyakit jantung yang disebabkan oleh fluktuasi tekanan darah.
  • Hipotensi terlentang, tekanan darah rendah yang terjadi saat berbaring. 

Diagnosis Hipotensi Ortostatik

Dokter akan mendiagnosis hipotensi ortostatik dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik dengan memeriksa tekanan darah menggunakan tensimeter, serta beberapa pemeriksaan penunjang jika diperlukan. 

Saat memeriksa tekanan darah, dokter akan membandingkan tekanan darah ketika pengidap duduk dan berdiri. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Pemeriksaan darah, untuk memeriksa kondisi kesehatan pengidap secara menyeluruh, serta mendeteksi hipoglikemia atau anemia yang dapat menjadi pemicu menurunnya tekanan darah.
  • Elektrokardiografi, untuk mendeteksi aktivitas listrik dalam jantung.
  • Ekokardiografi, untuk menilai gambaran kondisi jantung.
  • Stress test, yang dilakukan saat jantung bekerja lebih keras seperti saat berlari di atas treadmill, kemudian kondisi jantung diamati menggunakan EKG atau ekokardiografi.
  • Tilt table test atau tes meja miring, dengan meminta pengidap untuk berbaring di atas ranjang khusus yang dapat diputar, kemudian tekanan darah akan diperiksa pada posisi yang berbeda-beda.
  • Manuver valsava, dengan meminta pengidap untuk mengikuti gerakan yang diinstruksikan dokter, untuk memeriksa fungsi sistem saraf otonom.

Pengobatan Hipotensi Ortostatik

Penanganan dan pengobatan untuk hipotensi ortostatik akan bergantung pada penyebab yang menyertainya, antara lain:

  • Segera duduk atau tiduran untuk meredakan gejala.
  • Konsultasikan obat yang memicu gejala hipotensi ortostatik dengan dokter.
  • Pemberian obat sesuai dengan anjuran yang dokter berikan serta sesuai dosis.
  • Penggunaan stocking atau kaus kaki kompresi untuk mencegah penumpukan darah di kaki sehingga gejala dapat berkurang.

Pencegahan Hipotensi Ortostatik

Jika kamu rentan terhadap hipotensi ortostatik, langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi dan mencegah munculnya gejala:

  • Jaga suhu tetap moderat. Jangan mandi air panas atau mandi dengan pancuran air yang terlalu panas.
  • Tetap terhidrasi. Minum banyak air, batasi alkohol dan hindari makanan berat dan tinggi karbohidrat.
  • Hindari tidur di tempat yang datar. Tinggikan kepala di malam hari dengan menggunakan lebih banyak bantal atau memiringkan kasur.
  • Jangan berdiri sekaligus. Beri tubuh lebih banyak waktu untuk pindah ke posisi berdiri setelah duduk atau berbaring. Pegang sesuatu yang kokoh saat berdiri.
  • Gerakkan otot. Gerakkan kaki jika harus berdiri untuk waktu yang lama. Lakukan latihan isometrik (remas bola karet lembut atau handuk, atau kepalkan dan kepalkan tangan) untuk menaikkan tekanan darah sebelum berdiri.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter apabila merasakan gejala-gejala hipotensi ortostatik yang mengganggu. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir dampak, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.

Kamu juga bisa download Halodoc untuk bertanya pada dokter melalui chat, kapan dan di mana saja.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Orthostatic hypotension (postural hypotension) – Symptoms and Causes.
Medical News Today. Diakses pada 2022. Orthostatic hypotension: Causes, symptoms, and prevention
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Low Blood Pressure (Orthostatic Hypotension).

Diperbarui pada 11 November 2022

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp