
Daftar Isi:
- Apa Itu Infertilitas?
- Penyebab Infertilitas
- Faktor Risiko Infertilitas
- Gejala Infertilitas
- Diagnosis Infertilitas
- Pengobatan Infertilitas
- Komplikasi Infertilitas
- Pencegahan Infertilitas
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Infertilitas?
Infertilitas adalah kondisi medis yang menggambarkan ketidakmampuan pasangan suami-istri untuk hamil setelah berusaha mencapai kehamilan.
Seseorang dikatakan mengalami infertilitas apabila tidak kunjung hamil hingga satu tahun atau lebih.
Kondisi ini bisa memengaruhi pria maupun wanita. Efeknya bisa memengaruhi emosional antara keduanya.
Penyebab Infertilitas
Infertilitas bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik pada pria maupun wanita. Beberapa di antaranya, yaitu:
1. Masalah ovulasi
Gangguan dalam siklus ovulasi wanita bisa menjadi penyebab utama kondisi ini.
Penyakit seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau masalah hormon lainnya dapat mengganggu proses ovulasi.
2. Kualitas sperma
Pada pria, kualitas sperma yang buruk, jumlah sperma yang rendah, atau gangguan dalam produksi sperma bisa menjadi faktor penyebab infertilitas.
3. Gangguan tuba falopi
Peradangan atau sumbatan pada saluran tuba falopi wanita bisa menghambat perjalanan sel telur dan sperma, sehingga mencegah pembuahan. Pada akhirnya, hal ini bisa menyebabkan wanita sulit subur.
4. Endometriosis
Kondisi saat jaringan endometrium tumbuh di luar rahim. Kondisi ini menimbulkan nyeri dan menstruasi tidak teratur sehingga bisa menyebabkan infertilitas.
5. Faktor umur
Faktor usia juga berpengaruh pada kesuburan. Wanita di atas usia 35 tahun dan pria di atas usia 50 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesuburan.
6. Gaya hidup
Faktor seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, obesitas, dan stres dapat memengaruhi kemampuan untuk hamil.
Sebab, hal tersebut bisa memengaruhi kesehatan reproduksi wanita maupun pria.
Kamu juga bisa kunjungi halaman ini untuk mendapatkan informasi lanjutan mengenai kesehatan seksual.
Faktor Risiko Infertilitas
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan potensi infertilitas meliputi:
- Usia wanita di atas usia 35 tahun dan pria di atas usia 40 tahun.
- Merokok dapat merusak kualitas sperma pada pria dan memengaruhi kesuburan wanita.
- Konsumsi alkohol dan narkoba yang berlebihan dapat mengganggu kesuburan baik pada pria maupun wanita.
- Obesitas dapat memengaruhi produksi hormon dan proses ovulasi pada wanita, serta kualitas sperma pada pria.
- Beberapa penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore, dapat menyebabkan kerusakan pada saluran tuba falopi wanita.
- Tingkat stres yang tinggi dapat memengaruhi siklus ovulasi dan berkontribusi pada kondisi ini.
Menurut dokter, begini cara Mengenali Infertilitas dengan Tepat.
Gejala Infertilitas
Infertilitas pada awalnya mungkin tidak memiliki gejala yang jelas. Namun, beberapa tanda yang mungkin muncul, antara lain:
Pada wanita:
- Siklus menstruasi tidak teratur (terlalu panjang, terlalu pendek, atau tidak ada sama sekali).
- Nyeri panggul yang parah.
- Riwayat keguguran berulang.
- Adanya masalah kesehatan yang mendasari, seperti endometriosis atau penyakit radang panggul.
Pada pria:
- Masalah dengan fungsi seksual, seperti disfungsi ereksi atau ejakulasi dini.
- Nyeri, bengkak, atau benjolan di area testis.
- Penurunan libido.
- Perubahan pada pertumbuhan rambut.
Kamu alami disfungsi ereksi? Simak selengkapnya, Ini Obat Disfungsi Ereksi yang Biasa Dokter Resepkan.
Diagnosis Infertilitas
Diagnosis infertilitas melibatkan serangkaian pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya. Dokter akan melakukan evaluasi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium.
Beberapa tes yang umum dilakukan untuk mendiagnosis infertilitas meliputi:
Pada wanita:
- Pemeriksaan hormon: Untuk memeriksa kadar hormon yang berperan dalam ovulasi.
- USG transvaginal: Untuk melihat kondisi rahim, ovarium, dan saluran tuba.
- Histerosalpingografi (HSG): Pemeriksaan menggunakan sinar-X untuk melihat kondisi rahim dan saluran tuba.
- Laparoskopi: Prosedur bedah minimal invasif untuk melihat organ reproduksi secara langsung.
Pada pria:
- Analisis sperma: Untuk memeriksa jumlah, motilitas, dan morfologi sperma.
- Pemeriksaan hormon: Untuk memeriksa kadar hormon yang berperan dalam produksi sperma.
- USG skrotum: Untuk melihat kondisi testis dan pembuluh darah di skrotum.
Jadi, setiap Pasutri Harus Tahu, Cara Diagnosis Masalah Infertilitas.
Pengobatan Infertilitas
Pilihan pengobatan untuk infertilitas tergantung pada penyebabnya. Beberapa opsi pengobatan meliputi:
- Obat-obatan untuk merangsang ovulasi pada wanita atau meningkatkan kualitas sperma pada pria.
- Pembedahan apabila ada masalah fisik, seperti sumbatan pada saluran tuba falopi atau endometriosis, bedah mungkin diperlukan.
- Teknologi reproduksi seperti fertilisasi in vitro (IVF), inseminasi intrauterin (IUI), dan penggunaan donor sperma atau telur.
- Kesulitan dalam menghadapi infertilitas dapat memengaruhi kesejahteraan emosional pasangan. Konseling dapat membantu mereka mengatasi stres dan kecemasan.
Komplikasi Infertilitas
Infertilitas dapat berdampak pada aspek fisik, emosional, dan sosial kehidupan pasangan. Beberapa komplikasi yang mungkin muncul termasuk:
- Kesulitan hamil dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi pada pasangan.
- Kondisi ini dapat memengaruhi hubungan antarpasangan dan memicu konflik.
- Pengobatannya seringkali mahal, sehingga dapat menimbulkan masalah finansial.
- Pasangan yang mengalami kondisi ini mungkin merasa terisolasi dan kesepian.
Pencegahan Infertilitas
Meskipun tidak semua kasus dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risikonya:
- Menerapkan gaya hidup sehat dengan menghindari merokok, alkohol berlebihan, dan obesitas dapat membantu menjaga kesuburan.
- Menggunakan kontrasepsi yang aman dan efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
- Lakukan praktik seks yang aman untuk mencegah infeksi menular seksual.
- Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk tidak menunda kehamilan terlalu lama, terutama bagi wanita.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan mengatasi masalah kesehatan secepat mungkin.
- Memahami siklus reproduksi dan berhubungan seks yang sehat.
- Konsultasikan diri dengan dokter untuk mendapatkan saran dan penaenganan yang tepat.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu dan pasangan telah mencoba untuk hamil selama satu tahun atau lebih tanpa hasil, segera konsultasikan dengan dokter.
Wanita berusia 35 tahun atau lebih disarankan untuk mencari bantuan medis setelah enam bulan mencoba hamil.
Selain itu, konsultasikan dengan dokter jika kamu memiliki riwayat kesehatan yang dapat memengaruhi kesuburan. Itulah informasi seputar infertilitas yang perlu kamu ketahui.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.Yuk, download Halodoc sekarang juga!